Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Sudah Lembur dan Kerja Keras tapi Belum Kaya? Mungkin Ini 5 Alasannya

ilustrasi stres (unsplash.com/Josefa nDiaz)

Menjadi kaya adalah impian tiap orang, meskipun ada yang malu-malu mengakuinya. Karena dengan kaya raya, hidup jadi terasa lebih mudah dan nyaman dijalani.

Untuk menjadi kaya, memang tidaklah mudah. Perlu kerja keras. Tapi, terkadang sudah kerja keras, sampai harus lembur bermalam-malam, kenapa ya, kok, belum juga kaya? Nah, bisa jadi, beberapa alasan ini yang jadi penyebabnya. Yuk, dicek sama-sama!

1. Penghasilan bertambah, gaya hidup naik

ilustrasi duduk di kafe (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Hal inilah yang sering menjadi penghalang kenapa kamu sulit sekali mencapai kebebasan finansial. Bukannya karena gajimu kurang, melainkan karena tiap kali gaji naik, gaya hidup juga naik.

Akibatnya, gaji hanya habis untuk gaya hidup. Tidak tersisa untuk tabungan, boro-boro buat investasi. Padahal, hanya mengandalkan gaji bisa bahaya. Karena bila terjadi hal tak terduga, dan gaji stop, kamu kelimpungan. Dana darurat gak ada, sumber penghasilan lain pun tak pernah punya.

2. Hanya fokus pada berhemat

ilustrasi menggunakan kalkulator (pexels.com/Obsahovka Obsahovka)

Kamu memang sudah kerja keras, sampai sering lembur. Sayangnya, pola pikirmu hanya fokus pada berhemat. Lebih memilih mengatasi keterbatasan, daripada menciptakan kelimpahan.

Hidup hemat memang wajib, supaya uangmu gak habis hanya untuk memenuhi keinginan. Akan tetapi, uang yang dihemat jangan cuma dianggurkan begitu saja. Kamu perlu mencari cara untuk ‘beternak’ uang. Misalnya saja, uang yang sudah kamu hemat, dijadikan modal usaha. Sehingga, uangmu jadi terus berkembang.

3. Terlena dengan gaji

ilustrasi mengecek HP (pexels.com/SHVETS production)

Penyebab lain kenapa kondisi finansialmu tak juga bertumbuh, karena sudah terjebak pada zona nyaman. Kamu terlena dengan gaji bulanan. Sama sekali tak terpikir untuk mencari tambahan, atau mencari penghasilan dari sumber-sumber lainnya.

Memang wajib bersyukur saat mendapat gaji, mengingat di luar sana banyak yang menganggur. Akan tetapi, kalau hanya mengandalkan gaji, kondisi finansialmu akan sulit, karena kenaikan gaji umumnya tak sebanding dengan kenaikan inflasi. Apalagi kalau nanti kamu sudah berkeluarga, makin banyak kebutuhan yang mesti dipenuhi.

4. Takut gagal

ilustrasi pusing (unsplash.com/engin akyurt)

Ada banyak kesempatan yang telah menghampirimu untuk bisa melipatgandakan penghasilan. Mulai dari tawaran pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, hingga peluang bisnis dan investasi.

Tapi semua itu kamu tolak, karena takut gagal. Menolak tawaran kerja dengan gaji lebih tinggi, karena khawatir tak bisa memenuhi tanggung jawab dari pekerjaan tersebut. Melewatkan peluang bisnis dan investasi, karena takut kalau uang yang sudah kamu tabung, jadi hilang. Akhirnya, kamu membiarkan rasa takut menguasai hidupmu.

5. Salah bergaul

ilustrasi wanita sendirian (unsplash.com/Oladimeji Odunsi)

Bergaul dengan orang pesimis, maka kamu akan melihat hidup dengan kacamata muram. Bergaul dengan orang optimis dan mau maju, maka kamu pun bisa ketularan semangatnya.

Tanpa sadar, ternyata penyebab kondisi finansialmu dari dulu tak ada perkembangan, karena salah bergaul. Gimana bisa maju, kalau teman-temanmu tipe yang menilai uang secara negatif. Yang menjadi jargon andalan, “uang gak dibawa mati”. Padahal, kalau pintar dan bijak mengelola, uang justru bisa jadi bekal pas nanti mati.

Karena pola pikir sudah tertular dengan si pesimis, kamu jadi 'ikhlas' dengan kondisi sekarang. Tak ada daya juang sama sekali untuk menghasilkan uang lebih banyak lagi. Keburu menilai uang dengan buruk!

Semoga dengan uraian tadi, bisa jadi bahan introspeksi diri. Sehingga, tujuanmu kaya raya bisa segera tercapai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Agsa Tian
EditorAgsa Tian
Follow Us