Tanpa Pengalaman, Ini 3 Hal untuk Dapatkan Kesempatan Kerja

Mengisi CV dengan hal-hal yang kamu lakukan selama kuliah mungkin memang terdengar klasik. Namun, pada kenyataannya, aktif di berbagai organisasi, bekerja magang di sebuah perusahaan, atau menjadi tim sukarelawan di suatu kegiatan tetap menjadi tolok ukur pertama yang akan dinilai oleh perusahaan, lho.  

Menurut Desy, "Aktif untuk mengembangkan diri dengan mengikuti les atau webinar yang bersertifikasi akan menambah validasi. Bisa juga dengan mengikuti program magang atau freelance dengan posisi yg di sukai dan masih berhubungan dengan karier yang akan dijalani ke depannya."

Ya, berhubungan atau tidaknya pengalaman kita dengan pekerjaan yang kita lamar juga sangat memengaruhi peluang sukses kita. Selain itu, kata Desy, hal yang harus diingat adalah, "Berdasarkan pengalaman yang ada, sampaikan cara kerjamu, ceritakan tentang kerja sama tim yang pernah kamu lakukan saat mengikuti acara atau kegiatan tertentu. Hal-hal seperti itu dinilai banget."

Untuk memperkaya informasi dalam CV, kandidat biasanya mencantumkan beberapa skill, seperti mendesain, menulis, dan yang lain. Sayangnya, tak semua membuktikannya dengan lampiran portofolio. Padahal, portofolio semacam ini dapat membantu untuk mempertimbangkan keberhasilan kita secara lebih lanjut. 

"Kalau kamu belum punya pengalaman kerja, portofolio ini dapat membantu perusahaan untuk menilai kemampuan kamu. Apa saja bentuk portofolio? Portofolio itu bisa berupa karya tulis, hasil terjemahan, fotografi, atau cetak biru untuk arsitek. Macam-macam," ujar Desy, memberi contoh beberapa jenis portofolio yang dapat dicantumkan dan dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan.

Meski telah menekuni suatu pekerjaan selama 3 tahun, misalnya, seseorang bisa saja berniat pindah kantor dan menekuni role baru yang tak memiliki korelasi apapun dengan pekerjaan sebelumnya. Apalagi, bila orang tersebut masih terbilang muda, hal seperti ini malah ia anggap sebagai sesuatu yang dapat memperkaya kemampuannya, serta memperluas pengetahuannya.

Menanggapi hal ini, Desy mengungkapkan, “Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan rekrutmen dengan cross division seperti itu. Namun, semua tergantung dengan posisi apa yang dilamar dan skill seperti apa yang dibutuhkan. Untuk posisi-posisi tertentu, kalau memang kandidat memiliki skill dasar dan punya kemauan untuk belajar, ya, mungkin saja.” Bagi Desy, meyakinkan perekrut bahwa kita memiliki soft skill yang mumpuni untuk menekuni suatu pekerjaan baru adalah kuncinya, guys. Wah, selamat mencoba, ya!