"Seringkali konsumen mengabaikan untuk memeriksa label perawatan padahal ini sangat penting! Beberapa jenis kain, seperti pakaian tidur anak-anak, pakaian olahraga yang dirancang untuk menyerap keringat, dan kain tahan air, justru disarankan untuk tidak menggunakan pelembut kain karena bisa merusak fungsinya," jelas Frances Kozen, dosen senior ilmu serat di Cornell University, dilansir Real Simple.
Kebiasaan yang Membuat Pakaian Cepat Rusak, Gak Boleh Asal Pakai!

Pakaian bukan sekadar pelengkap penampilan, tetapi juga menunjang kenyamanan dan rasa percaya diri. Sayangnya, banyak orang tanpa sadar melakukan kebiasaan kecil yang mempercepat kerusakan pakaian. Kebiasaan yang tampak sepele ini bisa membuat pakaian cepat pudar dan rusak sebelum waktunya.
Padahal, menjaga keawetan pakaian tidak selalu membutuhkan biaya besar atau perawatan yang rumit. Justru, kuncinya terletak pada kebiasaan sehari-hari yang tampak sederhana namun sering diabaikan. Melalui artikel berikut ini, kamu bisa mengenali kebiasaan-kebiasaan tersebut agar pakaian tetap awet dan nyaman digunakan lebih lama.
1. Tidak membaca label perawatan

Tidak memeriksa label perawatan sebelum mencuci atau merawat pakaian bisa berisiko merusak bahan dan mengurangi daya tahan pakaian. Setiap pakaian dirancang dengan jenis perawatan tertentu, yang jika diabaikan dapat menyebabkan perubahan pada bentuk, warna, atau tekstur bahan.
Penting untuk selalu memperhatikan petunjuk yang ada pada label perawatan agar pakaian tetap terjaga dengan baik. Label tersebut memberikan informasi yang berguna mengenai suhu air, jenis deterjen, serta apakah pakaian tersebut bisa dicuci dengan mesin atau hanya dengan tangan.
2. Terlalu sering mencuci pakaian

Mencuci pakaian terlalu sering bisa mempercepat kerusakan serat, terutama pada bahan lembut seperti katun dan wol. Proses mencuci menyebabkan gesekan dan perubahan suhu yang membuat warna cepat pudar dan bentuk pakaian berubah. Padahal, tidak semua pakaian perlu dicuci setiap kali pakai, apalagi jika tidak kotor atau berkeringat.
Mengurangi frekuensi mencuci dapat memperpanjang umur pakaian sekaligus menghemat air dan energi. Cukup angin-anginkan atau semprot dengan penyegar alami untuk menjaga kesegarannya. Cara ini efektif menjaga struktur kain sekaligus lebih ramah lingkungan.
3. Tidak membalik pakaian saat mencuci

Mencuci pakaian tanpa membaliknya bisa membuat bagian luar cepat rusak karena terkena gesekan langsung dengan mesin cuci. Hal ini bisa menyebabkan permukaan kain menjadi berbulu, kusam, atau bahkan robek pada bagian yang sensitif. Pakaian dengan cetakan sablon atau detail khusus juga lebih cepat rusak jika dicuci dari sisi luar.
Dengan membalik pakaian sebelum mencuci, kamu bisa melindungi permukaannya dari kerusakan yang tidak perlu. Cara sederhana ini sangat efektif menjaga keawetan warna dan tekstur kain. Tidak butuh waktu lama, tetapi hasilnya sangat berarti untuk ketahanan pakaian dalam jangka panjang.
“Mencuci pakaian dengan membaliknya akan melindungi kain luar dari gesekan saat dicuci, yang penting untuk menjaga warna dan membuat pakaian tetap terlihat baru. Ini juga melindungi print dan bordir pakaian, serta membersihkan bagian dalam pakaian karena menghilangkan keringat, minyak tubuh, dan sel kulit mati,” jelas Forrest Webber, pemilik Bear Brothers Cleaning di Huntsville, dilansir Real Simple.
4. Menjemur langsung di bawah sinar matahari

Menjemur pakaian di bawah sinar matahari langsung memang cepat kering, tapi bisa mempercepat pudarnya warna dan merusak serat kain. Warna gelap dan bahan halus seperti sutra atau rayon sangat rentan terhadap paparan UV yang berlebihan.
Untuk menjaga keawetan pakaian, jemurlah di tempat teduh atau balikkan agar bagian luar tidak langsung terkena matahari. Cara ini membantu menjaga warna tetap cerah dan serat kain tidak mudah rapuh.
5. Menyimpan pakaian dalam keadaan lembap

Pakaian yang disimpan dalam keadaan belum benar-benar kering bisa menimbulkan bau apek dan memicu pertumbuhan jamur. Kelembapan juga menyebabkan noda kuning atau bercak hitam pada bahan tertentu, terutama di area yang tertutup seperti kerah atau lipatan. Jika dibiarkan, kerusakan ini bisa permanen dan membuat pakaian tidak layak pakai lagi.
Sebelum dilipat dan disimpan, pastikan pakaian benar-benar kering hingga ke bagian terdalam serat kain. Gunakan pengharum lemari atau kantong penyerap kelembapan untuk menjaga kesegaran ruang penyimpanan. Perawatan kecil ini bisa mencegah kerusakan besar dan memperpanjang masa simpan pakaian favoritmu.
6. Terlalu sering menggunakan mesin pengering

Mungkin terasa praktis jika mengandalkan mesin pengering setiap kali mencuci pakaian, apalagi saat cuaca tidak mendukung untuk menjemur. Namun, panas dari mesin pengering dapat merusak serat kain, terutama bahan-bahan halus seperti spandeks, wol, dan sutra. Akibatnya, pakaian jadi mudah melar, mengerut, atau kehilangan bentuk aslinya dalam waktu singkat.
Tak hanya itu, memakai mesin pengering secara berlebihan juga dapat memudarkan warna pakaian lebih cepat. Gesekan antar pakaian saat proses pengeringan turut mempercepat keausan, terutama di area jahitan dan bordir. Sebisa mungkin, keringkan pakaian secara alami dengan cara diangin-anginkan, agar kain tetap terjaga dan awet lebih lama.
7. Tidak menangani noda dengan tepat

Ternyata, menangani noda pada pakaian juga tidak bisa sembarangan, lho. Banyak orang langsung mengucek keras saat pakaian terkena noda, padahal cara ini justru bisa merusak serat kain. Menggosok dengan kasar hanya akan membuat permukaan bahan menjadi berbulu, pudar, bahkan berlubang.
Penanganan noda sebaiknya dilakukan dengan cara yang lebih lembut dan sesuai jenis kain serta jenis noda. Gunakan air dingin atau cairan khusus penghilang noda dan tepuk-tepuk perlahan area yang terkena, bukan menggosoknya. Jika ragu, lebih baik rendam terlebih dahulu untuk mengangkat kotoran tanpa merusak kain.
8. Menyimpan pakaian dengan cara yang salah

Cara kamu menyimpan pakaian ternyata juga sangat berpengaruh terhadap keawetannya. Pakaian yang dilipat sembarangan atau digantung dengan hanger yang tidak sesuai bisa menyebabkan bagian bahu melar atau muncul lipatan permanen. Hal ini kerap tidak disadari hingga akhirnya pakaian kehilangan bentuk aslinya.
Selain itu, menjejalkan terlalu banyak pakaian dalam satu lemari membuat bahan-bahan kain saling bergesekan dan lebih cepat rusak. Ventilasi yang buruk di dalam lemari juga bisa menyebabkan pakaian lembap dan berbau apek, bahkan memicu munculnya jamur. Solusinya, beri ruang yang cukup agar pakaian bisa ‘bernapas’ dan gunakan hanger berbentuk ergonomis untuk menjaga struktur bahu tetap utuh.
9. Memakai pakaian yang tidak sesuai aktivitas

Menggunakan pakaian yang tidak sesuai aktivitas dapat mempercepat kerusakan bahan. Misalnya, pakaian formal berbahan halus akan cepat pudar atau robek jika digunakan untuk aktivitas fisik atau terkena permukaan kasar.
Pakaian juga bisa rusak lebih cepat jika tidak cocok dengan kondisi cuaca, seperti memakai bahan tebal saat panas atau sepatu hak tinggi di luar ruangan. Pilihlah pakaian yang sesuai dengan fungsi dan situasi untuk menjaga keawetannya.
Dengan mengubah kebiasaan kecil yang sering terabaikan, kamu bisa memperpanjang usia pakaian tanpa harus mengeluarkan banyak biaya. Perawatan sederhana dan perhatian pada detail dapat membuat pakaian tetap awet dan tampil maksimal. Jadi, mulai sekarang, rawatlah pakaianmu dengan bijak dan nikmati manfaatnya lebih lama!



















