6 Kesalahan Bikin Pupuk Organik DIY yang Bikin Gagal Tanam, Hindari!

- Komposisi bahan gak seimbang, bisa membuat pupuk cepat busuk atau lambat terurai
- Kurang aerasi atau sirkulasi udara dapat menyebabkan kelembaban dan bau yang tidak diinginkan
- Gunakan bahan organik bebas pestisida untuk menjaga kualitas pupuk dan tanah tetap sehat
Membuat pupuk organik sendiri memang lebih menyenangkan dan ramah lingkungan. Tapi, dalam prosesnya ternyata masih sering muncul beberapa kesalahan yang bikin hasil pupuk kurang maksimal. Kesalahan ini gak hanya membuat proses lebih lama, tapi menghasilkan pupuk yang bau bahkan merugikan tanaman. Sehingga itu, penting mengetahui beberapa kesalahan umum supaya bisa memperbaikinya.
Dengan menghindari kesalahan ini sejak awal, hasil pupuk dijamin lebih berkualitas dan tanaman tumbuh lebih sehat. Prosesnya juga lebih efisien tanpa harus bolak-balik memperbaiki tumpukan kompos. Apalagi buat pemula yang baru mulai, mengenali kesalahan ini bisa hemat waktu dan tenaga. Yuk, cari tahu apa saja kesalahan yang sering terjadi saat bikin pupuk organik DIY!
1. Komposisi bahan gak seimbang

Salah satu kesalahan yang paling umum adalah campuran antara bahan hijau dan coklat gak seimbang. Bahan hijau kayak sisa sayuran dan daun segar mengandung nitrogen tinggi, sementara bahan coklat kayak daun kering dan jerami kaya karbon. Kalau terlalu banyak bahan hijau, pupuk pasti cepat busuk dan berbau. Sebaliknya, kalau bahan coklat terlalu banyak, proses pengomposan jadi lebih lambat.
Idealnya sekitar 30 bagian karbon dan 1 bagian nitrogen supaya fermentasi berjalan lebih optimal. Kesalahan dalam komposisi ini bikin pupuk gak matang sempurna. Jadi, pastikan bahan yang digunakan seimbang supaya hasilnya juga maksimal. Kalau perlu, catat bahan yang dipakai biar lebih gampang cek rasio karbon dan nitrogen.
2. Kurang aerasi atau sirkulasi udara

Proses pengomposan butuh udara supaya mikroorganisme pengurai bekerja dengan baik. Sayangnya, banyak yang menumpuk bahan terlalu padat tanpa rutin membalik kompos. Akibatnya, bagian dalam tumpukan jadi kekurangan oksigen, lembab dan bau. Kekurangan udara jadi penyebab munculnya jamur dan bakteri anaerob yang tak diinginkan.
Seharusnya, tumpukan pupuk dibalik tiap beberapa hari sekali supaya udara lebih rata dan proses penguraian berjalan lancar. Kesalahan ini biasanya terjadi karena gak sabar atau gak punya banyak waktu buat mengurusnya. Padahal, membalik kompos merupakan kunci supaya pupuk cepat matang dan gak bau. Bisa buat jadwal khusus buat cek dan membalik timpukan biar gak lupa.
3. Gunakan bahan yang mengandung pestisida

Pupuk organik seharusnya bebas dari bahan kimia berbahaya supaya tetap ramah lingkungan dan aman bagi tanaman. Sayangnya, banyak yang masih memakai bahan dengan kandungan pestisida atau zat kimia lainnya. Penggunaan bahan kayak gini bisa membawa racun ke tanah dan tanaman. Hal ini sangat bertentangan dengan tujuan utama pembuatan pupuk organik. Jadi, selalu pastikan bahan yang digunakan alami dan gak mengandung residu kimia.
Pilih bahan dari sisa tanaman organik atau sampah dapur yang pasti bebas pestisida. Ini salah satu kesalahan yang sering diabaikan, tapi sebenarnya sangat penting untuk diperhatikan. Jangan asal ambil daun atau rumput dari luar tanpa tahu riwayatnya. Lebih baik menggunakan sedikit bahan tapi aman, daripada banyak bahan tapi bisa mencemari tanah.
4. Kelembaban gak terjaga dengan baik

Kelembapan juga jadi faktor penting dalam proses pengomposan. Kalau bahan terlalu kering, mikroorganisme pasti sulit bekerja sehingga proses penguraian jadi lambat. Sebaliknya, kalau terlalu basah, pupuk bisa jadi berlumpur dan berbau busuk. Banyak yang lupa buat cek kelembapan secara rutin sehingga kualitas pupuk jadi menurun.
Cara mudah buat cek kelembapan dengan meremas bahan kompos, kalau keluar air berarti terlalu basah. Kalau terasa kering dan remah artinya kelembapan perlu ditambah sedikit demi sedikit. Tetap jaga kelembapan biar proses fermentasi bisa lancar dan pupuk cepat matang. Kamu bisa siram sedikit air atau tambah bahan basah kayak sisa buah supaya keseimbangan terjaga. Intinya, kelembapan harus dijaga sama seperti nyiram tanaman, gak boleh asal-asalan.
5. Gak sabar nunggu proses pematangan

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah mengambil pupuk sebelum matang sempurna. Pupuk yang belum matang mengandung amonia tinggi yang bisa membakar akar tanaman. Selain itu, pupuk yang belum sepenuhnya terfermentasi bisa menimbulkan penyakit pada tanaman. Pupuk organik butuh waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan biar matang.
Gak sabar dan buru-buru menggunakan pupuk membuat hasil nya gak bisa optimal. Kesabaran itu kunci utama supaya pupuk bisa memberi nutrisi maksimal dan aman bagi tanaman. Jadi, tunggu sampai pupuk beneran siap dipakai. Ciri pupuk yang matang warnanya gelap, gembur, gak berbau, dan teksturnya mirip tanah
6. Penyimpanan pupuk yang gak tepat

Setelah pupuk matang, menyimpan dengan benar juga penting supaya kualitasnya tetap terjaga. Banyak yang menumpuk pupuk di tempat terbuka tanpa dikasih perlindungan. Akibatnya, pupuk terkena hujan atau kotoran sehingga kualitas dan nutrisinya menurun. Manfaat pupuk juga bisa hilang kalau terkena sinar matahari secara langsung dalam waktu lama.
Sebaiknya simpan pupuk di tempat kering dan terlindung dari cuaca ekstrem. Gunakan wadah tertutup atau ruang penyimpanan khusus kalau memungkinkan. Penyimpanan yang salah merupakan kesalahan sederhana tapi sering diabaikan, sehingga pupuk yang sudah dibuat jadi kurang maksimal. Kalau bisa menyimpan dengan tepat, pupuk bisa tahan lebih lama dan tetap efektif saat digunakan.
Membuat pupuk organik DIY memang perlu ketelitian dan kesabaran supaya hasilnya tetap optimal. Kalau bisa menghindari kesalahan kayak gini, pasti bisa mendapat pupuk organik berkualitas tinggi. Pupuk yang baik tentunya membuat tanaman tumbuh subur dan tanah tetap sehat. Selain itu, proses yang benar membuat pengalaman membuat pupuk lebih menyenangkan dan minim masalah.
Jangan lupa selalu memakai bahan alami dan bebas dari bahan kimia supaya punya manfaat yang maksimal. Sabar adalah kunci utama dalam setiap tahap pembuatan pupuk organik. Dengan konsistensi dan perhatian, kamu juga berkontribusi menjaga lingkungan sekaligus lebih ramah dengan alam. Yuk, bikin pupuk organik DIY yang benar!