Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Fenomena Ghosting di Dunia Kencan Modern, Lebih Seram dari Halloween!

Ilustrasi ghosting dan kencan modern
Ilustrasi ghosting dan kencan modern (pexels.com/cottonbro studio)
Intinya sih...
  • Dampak emosional dari ghosting
  • Tanda halus seseorang akan melakukan ghosting
  • Cara menghindari ghosting (dan berhenti menjadi pelakunya)
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Perayaan Halloween identik dengan pesta bertema hantu, monster, dan makhluk supranatural untuk mengenang arwah dan mengusir roh jahat. Namun di sisi lain, banyak yang percaya bahwa pada masa ini, batas antara dunia hidup dan mati menjadi semakin tipis.

Dalam kehidupan nyata, banyak orang yang berpendapat bahwa hal paling menakutkan sesungguhnya tidak berada di dalam rumah berhantu, melainkan di kehidupan asmara. Yang dimaksud di sini adalah ghosting, istilah ketika seseorang tiba-tiba menghilang tanpa kabar.

Perilaku ghosting atau 'menjadi hantu' ini dinilai lebih horor dibandingkan dengan perayaan Halloween itu sendiri, karena meninggalkan dampak emosional seperti kebingungan, kecemasan, dan pertanyaan. Lantas, bagaimana cara menghindari sikap ini dan apa saja tanda-tanda ketika kamu di-ghosting? Cari tau di sini!

1. Dampak emosional dari ghosting

Ilustrasi ghosting dan kencan modern
Ilustrasi ghosting dan kencan modern (pexels.com/cottonbro studio)

Ghosting kini menjadi salah satu fenomena paling merusak secara emosional dalam sebuah hubungan. Ini bukan sekadar tentang pesan yang dibiarkan terbaca tanpa balasan, namun tentang berkembangnya budaya kehilangan koneksi secara emosional dan memberikan dampak yang lebih dalam terhadap kesehatan mental tanpa banyak orang sadari.

“Ghosting bukan hanya tidak sopan, tetapi juga menyakitkan secara emosional. Hal ini membuat seseorang kehilangan pemaknaan sebuah akhir yang jelas (closure) dan mulai meragukan nilai dirinya sendiri. Seiring waktu, pengalaman ghosting yang berulang dapat mengikis rasa percaya diri dan membuat seseorang semakin sulit untuk percaya lagi," ujar Violet Lim, CEO dan Co-founder Lunch Actually Group, perusahaan perjodohan terkemuka di Asia, dikutip dari rilis yang diterima IDN Times.

Kemudahan penggunaan aplikasi kencan dan budaya swiping tanpa akhir membuat seseorang bisa menghilang semudah mereka muncul. Namun, kurangnya tanggung jawab ini telah menciptakan ranjau emosional bagi mereka yang benar-benar mencari cinta sejati.

2. Tanda halus seseorang akan melakukan ghosting

Ilustrasi ghosting dan kencan modern
Ilustrasi ghosting dan kencan modern (pexels.com/Jep Gambardella)

Ghosting jarang terjadi secara tiba-tiba. Biasanya berlangsung perlahan melalui perubahan kecil yang mudah diabaikan. Saat keheningan mulai terasa jelas, sebenarnya tanda-tandanya sudah terlihat sejak awal. Berikut lima pola halus namun nyata yang sering muncul sebelum seseorang benar-benar menghilang:

  1. Keheningan yang terasa semakin panjang
    Di awal, percakapan mengalir lancar. Balasan cepat, pesan terasa hangat, dan ada semangat dari kedua belah pihak. Namun perlahan, ritmenya berubah. Mereka mulai membalas lebih lama, dari jam menjadi hari. Pesan mereka menjadi pendek dan terkesan datar. Alasan seperti “Aku sibuk banget akhir-akhir ini” menggantikan percakapan yang tulus. Komunikasi yang dulu terasa alami kini terasa seperti menunggu tanpa kepastian.

  2. Janji tanpa tindakan nyata
    Mereka sering membicarakan rencana untuk bertemu, tetapi tidak pernah benar-benar menepatinya. Rencana hanya diutarakan secara samar, “Kita harus ketemu nih” atau “Minggu depan mungkin ya”, tanpa waktu yang pasti. Saat kamu mengusulkan tanggal, mereka mengelak atau mengatakan akan “cek jadwal dulu, ya”. Janji-janji kosong ini hanya mempertahankan harapan, padahal niat untuk bertemu sebenarnya sudah hilang.

  3. Muncul sebentar, lalu menghilang lagi
    Ketika kamu mulai mempertanyakan ketidakkonsistenan mereka atau menunjukkan keinginan untuk mundur, tiba-tiba mereka muncul lagi dengan antusiasme. Mereka mungkin berkata ingin bertemu atau menanyakan kabar dengan semangat. Namun, semangat itu cepat hilang. Upaya singkat tersebut biasanya hanya untuk mengurangi rasa bersalah atau menjaga pintu tetap terbuka karena kamu adalah salah satu opsi yang mereka punya, bukan untuk membangun hubungan yang tulus.

  4. Perhatian yang bersyarat
    ‘Hantu’ sering muncul kembali hanya ketika mereka merasa bosan, kesepian, atau membutuhkan sesuatu. Setelah beberapa hari tanpa kabar, mereka tiba-tiba mengirim pesan manis, emoji, atau pujian, yang kemudian diikuti dengan permintaan atau kepentingan tertentu. Setelah kebutuhan mereka terpenuhi, mereka kembali menghilang. Hubungan pun terasa transaksional, bukan emosional.

  5. Perubahan energi yang terasa jelas
    Tanda terakhir adalah ‘jarak’ secara emosional yang terasa bahkan lewat teks. Pesan yang dulu hangat dan penuh humor kini menjadi kering dan datar. Nada bicara berubah dari Nggak sabar ketemu kamu” menjadi hanya “Oke.”

    Mereka tetap aktif di media sosial, tetapi seolah menghilang dari duniamu. Dinding tak kasat mata itu seakan menjadi tanda terakhir sebelum benar-benar sunyi.

3. Cara menghindari ghosting (dan berhenti menjadi pelakunya)

Ilustrasi ghosting dan kencan modern
Ilustrasi ghosting dan kencan modern (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Ghosting mungkin sudah menjadi hal yang umum di budaya kencan modern, tetapi bukan berarti hal itu tak bisa dihindari. Baik lelah ditinggalkan tanpa kabar maupun merasa bersalah karena pernah melakukannya, kuncinya terletak pada komunikasi dan sadar akan tanggung jawab emosional.

Berikut lima cara untuk membangun hubungan yang lebih tulus dan bertahan lama, serta menjauhkan ghosting dari kisah cintamu:

  1. Jujurlah sejak awal
    Cara paling sederhana untuk mencegah ghosting adalah dengan kejujuran sejak awal. Sampaikan dengan jelas apa yang kamu cari, apakah hubungan serius, kencan santai, atau sekadar eksplorasi. Ketika kedua pihak memahami ekspektasi masing-masing akan lebih sedikit kebingungan, sinyal campur aduk, dan luka emosional. Kejujuran tidak mematikan sebuah hubungan, justru membangun kepercayaan dan memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk menyesuaikan sejak awal.

  2. Jangan terburu-buru dalam kedekatan emosional
    Kencan di era modern seringkali berjalan cepat, pesan instan, curhat larut malam, dan ‘chemistry’ digital bisa membuat kita merasa seolah sudah saling mengenal lama. Namun hubungan yang tumbuh terlalu cepat dan cepat pudar. Memberi waktu untuk benar-benar mengenal seseorang memungkinkan rasa percaya tumbuh secara alami.

    Ketika kedekatan emosional berkembang perlahan, kedua pihak memiliki ruang untuk berkomunikasi terbuka, menghormati batasan, dan menyelesaikan kesalahpahaman dengan dewasa.

  3. Batasi kuantitas, fokus pada kualitas
    Dengan begitu banyak profil dan pasangan potensial di aplikasi kencan, mudah bagi seseorang untuk memperlakukan kencan seperti permainan angka. Namun, terlalu banyak percakapan sekaligus dapat menyebabkan kelelahan emosional dan hubungan yang dangkal. Saat perhatian terbagi dan komunikasi menurun, ghosting menjadi jalan pintas yang mudah.

    Daripada mengejar banyak “mungkin”, lebih baik berinvestasi pada koneksi yang terasa nyata. Percakapan berkualitas menciptakan kedalaman emosional dan kedalaman itu mencegah seseorang menghilang begitu saja.

  4. Tetap berkomunikasi meski tidak nyaman
    Tidak semua hubungan akan berlanjut dan itu tidak masalah. Namun yang tidak benar adalah menghilang tanpa penjelasan. Jika kamu sudah tidak tertarik atau merasa tidak cocok, sampaikan dengan jujur. Sebuah pesan sederhana dan sopan jauh lebih baik daripada keheningan.
    Komunikasi, meskipun tidak nyaman, menunjukkan kedewasaan dan empati. Beberapa kata tulus dapat memberi ketenangan bagi seseorang yang dibiarkan bertanya-tanya tanpa jawaban.

  5. Tunjukkan sikap bertanggung jawab dalam setiap hubungan
    Di dunia di mana aplikasi kencan memudahkan seseorang untuk menghilang tanpa jejak, sistem perjodohan profesional menawarkan alternatif yang lebih sehat. Layanan seperti Lunch Actually memastikan kedua pihak hadir, baik secara fisik maupun emosional. Setiap pertemuan difasilitasi oleh konsultan nyata yang memverifikasi dan memberikan umpan balik. Pilihan ini bisa menjadi alternatif dimana dapat diartikan sebagai sikap yang bertanggung jawab dalam menentukan keseriusan mencari pasangan.

    Rasa tanggung jawab ini menumbuhkan ketulusan dan rasa hormat. Ketika dua orang bertemu dengan tujuan dan bimbingan yang jelas, ghosting menjadi jarang terjadi, bahkan tidak perlu.

4. “No Ghosts Allowed” dalam Matchmaking Premium

Violet Lim, CEO Lunch Atually, bersama sang suami
Violet Lim, CEO Lunch Atually, bersama sang suami (lunchactually.com)

Di momen Halloween, Lunch Actually mengingatkan para lajang bahwa cinta seharusnya tidak terasa seperti rumah berhantu. Dengan perjodohan personal, pelatihan kencan, dan sentuhan manusia yang hangat, Lunch Actually menciptakan ruang kencan yang aman dan penuh rasa hormat, di mana komunikasi, kejujuran, dan usaha menjadi hal utama. Karena dalam dunia kencan yang serius, hantu seharusnya hanya ada di cerita horor, bukan dalam kisah cintamu.

Lunch Actually sendiri merupakan layanan kencan terbesar di Asia yang didirikan oleh pasangan suami istri Jamie Lee dan Violet Lim pada 2004 silam untuk membantu para lajang sukses yang sibuk menemukan cinta. Perusahaan ini telah mengatur lebih dari 160.000 kencan pertama dan mempertemukan lebih dari 4.500 pasangan yang kini berbahagia dalam pernikahannya.

Melalui proses kencan yang telah diseleksi dan dipadankan dengan cermat, Lunch Actually membantu para lajang bertemu dengan pasangan yang sepadan untuk mewujudkan visi 1 juta pernikahan bahagia. Kamu bisa kunjungi lunchactually.com untuk informasi lebih lengkap!

Dapat disimpulkan bahwa ghosting jarang terjadi secara mendadak, melainkan hasil dari banyak penarikan kecil yang terjadi perlahan. Jika kamu terus-menerus merasa ragu tentang posisi dalam hubungan atau jika setiap interaksi terasa sepihak, percayalah pada intuisi itu. Ketidakjelasan sering kali adalah bentuk kejelasan itu sendiri. Semoga kamu gak kena ghosting lagi, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us

Latest in Life

See More

Warga Jaga Warga, Kolaborasi Perawat dan Desa di Bali Lawan Kekeringan

13 Nov 2025, 14:50 WIBLife