5 Tips Pengolahan Sampah Organik, sesuaikan dengan Kebutuhanmu

Belakangan ini, sistem pengolahan sampah di Indonesia mulai membaik. Adanya media sosial dan orang-orang yang mengenalkan akan pentingnya kepedulian dengan sampah membuat masyarakat sadar akan pentingnya mengolah sampah rumah tangga sendiri. Langkah awalnya yaitu dengan cara pemisahan sampah. Sampah botol dan plastik dipisahkan dengan sampah rumah tangga yang bisa terurai.
Nah, jika sampah plastik dan botol bisa didaur ulang atau disetorkan ke bank sampah, untuk sampah organik akan lebih baik jika kita bisa mengolahnya sendiri. Karena jenis sampah ini biasanya memang cukup banyak, ada beberapa tips yang bisa kamu pilih sesuai dengan keadaan di lingkungan sekitar tempat tinggalmu. Berikut tips yang bisa kamu ikuti!
1. Mengompos secara manual

Cara mengolah sampah organik yang pertama ini dikhususkan untuk kamu yang memiliki lahan atau tanah yang cukup luas. Nantinya kamu hanya perlu menggali tanah dan langsung memasukkan sampah organik ke dalamnya. Tak lupa juga untuk mengubur kembali sampah organik yang telah dipisahkan sebelumnya.
Tips ini merujuk pada keadaan hutan di alam. Ketika dedaunan berjatuhan, lama-kelamaan daun tersebut akan terurai dan menyatu dengan tanah untuk menjadi kompos bagi pohon sekitar. Sayangnya, pengolahan ini memiliki kekurangan yaitu dapat mengundang binatang kecil seperti tikus jika tidak tertimbun dengan baik.
2. Membuat lubang biopori

Lubang biopori adalah lubang yang digali di dalam tanah. Fungsinya sebagai aliran resapan juga dapat mengatasi masalah sampah organik seperti bekas makanan. Cara membuat lubang ini yaitu dengan menggali lubang dengan ukuran yang sesuai dengan pipa paralon panjang. Pipa ini dilobangi kecil secara tersebar dan bagian atasnya ditutup dengen penutup.
Hal yang perlu diperhatikan adalah tidak semua tempat bisa menggunakan biopori. Pastikan tanahnya yang mengandung organisme. Kalau lokasi hanya berisi puing dan beton, sampah tidak akan terurai karena tidak ada organisme.
Langkah awalnya dengan masukkan sampah cokelat seperti dedaunan kering terlebih dahulu baru kemudian sampah basah sisa makanan. Lakukan secara selang-seling, sampah cokelat, kemudian sampah hijau dan seterusnya. Bagian atas dan bagian bawah lebih baik selalu sampah coklat agar tidak menimbulkan bau yang kurang sedap.
3. Masukkan sampah ke dalam komposter ember

Tidak semua orang memiliki lahan yang luas, solusinya kita bisa menggunakan komposter ember jika ingin mengolah sampah organik. Komposter ini memiliki banyak bentuk mulai dari yang kecil hingga besar. Keuntungan dari jenis ini adalah kita bisa mengambil air dari komposter untuk nutrisi ketika menyiram tanaman.
Komposter ember bisa dibuat sendiri dengan memanfaatkan apa yang ada di rumah. Misalnya ada ember atau galon bekas, pastikan bagian atas memiliki penutup yang bisa dibongkar pasang dan tambahkan juga keran di dasar agar air dari sampah organik bisa dikeluarkan.
4. Olah sampah dalam compost bag

Satu lagi cara yang bisa dilakukan di lahan terbatas yaitu menggunakan compost bag. Cara kerjanya mirip dengan composter ember, hanya saja tidak ada air yang bisa dipanen. Sebagai gantinya kamu bisa mendapatkan kompos yang bisa dipanen jika sampah organik sudah terurai.
Untuk memudahkan proses, gunakan compost bag yang bagian bawahnya bisa dibuka dan ditutup. Bagian atas berguna untuk memasukkan sampah, bagian bawah untuk memanen sampah. Perhatikan juga untuk selalu melihat perbandingan antara sampah yang dimasukkan. Perbandingannya yaitu 2 : 1 dengan sampah coklat lebih banyak daripada sampah hijau.
5. Pelihara maggot, si pemakan sampah organik

Beberapa orang beranggapan mengompos itu menghabiskan waktu. Cara yang lebih instan adalah dengan memelihara maggot atau belatung dari telur lalat hitam (BSF). Lho, apa gak bahaya? Tenang, lalat ini termasuk lalat baik yang tidak membawa penyakit seperti lalat hijau. Malah lalat BSF ini bisa menguntungkan secara materi karena bisa dijual juga.
Siklusnya adalah sampah organik dimakan oleh maggot yang kemudian akan menghasilkan kotoran. Kotoran bisa dipanen untuk kompos, sedangkan maggotnya menjadi pakan untuk unggas dan ikan. Bahkan, bagi yang memang memproduksi maggot, mereka memiliki tempat khusus untuk pertumbuhan telur maggot hingga bisa dijual kembali. Tapi, tentu saja tips yang terakhir ini tidak untuk semua orang. Metode ini lebih cocok untuk orang yang berkebun sekaligus memiliki binatang ternak yang dipelihara.
Semua tips memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Kamu bisa memilih metode mana yang lebih cocok untuk diterapkan di sekitar tempat tinggalmu. Paling penting untuk selalu memerhatikan porsi sampah kering (sampah coklat) dan sampah basah (sampah hijau) ketika melakukan pengomposan agar tidak menimbulkan bau yang menyengat. Semoga kamu sukses dengan segera memulainya!