Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Kata Bahasa Indonesia yang Alami Perluasan Makna

ilustrasi kamus (unsplash.com/Romain Vignes)
ilustrasi kamus (unsplash.com/Romain Vignes)

Di dalam berbahasa, termasuk dalam bahasa Indonesia, makna suatu kata dapat mengalami perluasan. Hal ini sebagaimana sifat bahasa yang dinamis. Artinya, bahasa akan selalu mengikuti perubahan dan perkembangan zaman. Perluasan makna (generalisasi) merupakan salah satu jenis perubahan makna.

Perluasan makna adalah perubahan makna dari makna khusus (spesifik) ke makna umum. Dengan kata lain, suatu kata memiliki makna baru yang lebih luas dibandingkan makna asalnya. Ada banyak contoh kata yang mengalami perluasan makna, terlebih ketika kata tersebut berada dalam konteks kalimat tertentu. Lantas, apa saja kata yang sudah mengalami perluasan makna? Yuk, simak poin-poin di bawah ini!

1.Dahulu kata 'saudara' bermakna orang yang seibu dan seayah, kini kata 'saudara' juga bermakna orang yang segolongan (sama derajat kedudukannya)

ilustrasi orang yang tertawa (unsplash.com/quokkabottles)
ilustrasi orang yang tertawa (unsplash.com/quokkabottles)

2.Dahulu kata 'putra' bermakna anak laki-laki raja, kini kata 'putra' juga bermakna semua anak laki-laki

ilustrasi anak dan ayahnya (unsplash.com/Kelly Sikkema)
ilustrasi anak dan ayahnya (unsplash.com/Kelly Sikkema)

3.Dahulu kata 'putri' bermakna anak perempuan raja, kini kata 'putri' juga bermakna semua anak perempuan

ilustrasi orang yang sedang berbisik (unsplash.com/Vitolda Klein)
ilustrasi orang yang sedang berbisik (unsplash.com/Vitolda Klein)

4.Dahulu kata 'nasi' bermakna beras yang telah dimasak, kini kata 'nasi' juga bermakna makanan yang tidak hanya terbatas pada beras yang telah dimasak saja

ilustrasi nasi (unsplash.com/Pille R. Priske)
ilustrasi nasi (unsplash.com/Pille R. Priske)

5.Dahulu kata 'kepala' bermakna bagian tubuh yang ada di atas leher, kini kata 'kepala' juga bermakna pemimpin atau ketua

ilustrasi kekompakan (unsplash.com/Hannah Busing)
ilustrasi kekompakan (unsplash.com/Hannah Busing)

6.Kata 'ikan' dahulu bermakna lauk-pauk, kini kata 'ikan' juga bermakna kawan nasi yang tidak terbatas pada ikan saja

ilustrasi ikan (unsplash.com/Jakub Kapusnak)
ilustrasi ikan (unsplash.com/Jakub Kapusnak)

7.Kata 'manuskrip' dahulu bermakna naskah tulisan tangan, kini kata 'manuskrip' juga bermakna naskah baik tulisan tangan maupun ketikan

ilustrasi orang menulis (unsplash.com/lilartsy)
ilustrasi orang menulis (unsplash.com/lilartsy)

8.Kata 'adik' dahulu bermakna saudara kandung yang lebih muda, kini kata 'adik' juga bermakna kata sapaan kepada laki-laki maupun perempuan yang lebih muda

ilustrasi kakek menjaga cucunya (unsplash.com/Alvaro Reyes)
ilustrasi kakek menjaga cucunya (unsplash.com/Alvaro Reyes)

9.Kata 'berlayar' dahulu bermakna mengarungi laut dengan menggunakan layar, kini kata 'berlayar' juga bermakna mengarungi laut dengan semua alat

ilustrasi perahu layar (unsplash.com/Katherine McCormack)
ilustrasi perahu layar (unsplash.com/Katherine McCormack)

10.Kata 'anak' dahulu bermakna generasi kedua atau keturunan pertama, kini kata 'anak' juga bermakna manusia yang masih kecil

ilustrasi sebuah keluarga (unsplash.com/Kadyn Pierce)
ilustrasi sebuah keluarga (unsplash.com/Kadyn Pierce)

Kesepuluh kata tersebut merupakan beberapa dari banyak contoh kata dalam bahasa Indonesia yang mengalami perluasan makna. Kita akan lebih mengetahui suatu kata mengalami perluasan makna (generalisasi) saat berada dalam konteks kalimat tertentu. Misalnya saja, dalam kalimat "Kita harus bisa bangkit bersama dari pandemik COVID-19". Kata "bangkit" dalam kalimat itu tentu bukan bermakna bangun dari tidur atau duduk, lalu berdiri, tetapi bermakna semangat untuk memulai kembali.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Riani Shr
EditorRiani Shr
Follow Us