Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Sikap yang Harus Dihindari saat Musim Donasi Bencana

donasi
ilustrasi donasi (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)
Intinya sih...
  • Membeda-bedakan SARA baik penerima maupun pemberi bantuan
  • Adu besaran donasi
  • Sibuk menghakimi orang yang gak posting seputar bencana
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Donasi atau sumbangan bisa dihimpun untuk berbagai keperluan. Seperti program pendidikan, membantu korban bencana, hingga pendirian tempat ibadah. Dari ketiga contoh tujuan penggalangan dana di atas, menolong korban bencana jelas paling mendesak.

Dengan bantuan dari berbagai pihak, korban bencana diharapkan dapat terselamatkan dari kelaparan, kehausan, penyakit, serta luka-luka. Baru setelah kebutuhan utama pendukung kehidupan terpenuhi dapat naik ke tahap berikutnya. Di antaranya pembersihan puing-puing bangunan dan pembangunan hunian untuk warga yang rumahnya rusak parah.

Terdapat beberapa sikap yang harus dihindari saat musim donasi bencana. Baik kamu di posisi donatur atau penghimpun serta penyalur donasi harus bersikap bijak. Jangan membuat situasi di tengah bencana tambah kacau dengan tindakan berikut.

1. Membeda-bedakan SARA baik penerima maupun pemberi bantuan

donasi pakaian
ilustrasi donasi pakaian (pexels.com/Antoni Shkraba Studio)

Donasi yang boleh dikhususkan untuk kalangan tertentu misalnya, pembangunan tempat ibadah. Sementara bantuan kemanusian buat korban bencana harus dapat datang dari siapa saja serta disalurkan ke semua orang yang membutuhkan. Tak usah SARA dipertanyakan apalagi dipersoalkan.

Ini penting supaya sumbangan terkumpul dengan cepat serta jumlahnya banyak. Juga biar wilayah yang terbantu kian luas. Dalam situasi darurat dan kemanusiaan, semua orang mesti bahu-membahu.

Setiap hal yang bakal mempersulit pengumpulan dan distribusi bantuan kudu segera dihilangkan. Jangan berbelit-belit dengan syarat untuk penyumbang dan penerima bantuan yang gak relevan dengan kondisi di lapangan. Utamakan sebanyak mungkin korban bencana dapat tertolong dengan kebutuhan dasarnya terpenuhi.

2. Adu besaran donasi

donasi
ilustrasi donasi (pexels.com/Julia M Cameron)

Manusia memang didorong untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Namun, jangan mengartikannya secara sempit menjadi adu donasi. Misalnya, kamu membanggakan sumbanganmu paling gede di antara teman-temanmu.

Atau, donasi pakaian darimu terdiri dari merek-merek terkenal. Lalu dirimu mengejek orang yang berbagi pakaian murah sekalipun kondisinya masih baik. Kamu skeptis ada orang yang mau mengenakannya.

Malah menurutmu baju jelek begitu tetap disumbangkan menjadi tanda pemberinya tak menghargai calon penerima. Soal besaran dan bentuk donasi biar menjadi urusan masing-masing orang. Atau, cukup diketahui oleh penghimpun bantuan.

Dirimu fokus saja pada usaha ikut berkontribusi sesuai kemampuan. Boleh jadi sumbangan kecil malah lebih baik karena itu batas maksimal kemampuan seseorang dan ia benar-benar ikhlas. Plus bantuan tersebut diberikan tanpa menyakiti hati penerimanya.

3. Sibuk menghakimi orang yang gak posting seputar bencana

relawan
ilustrasi relawan (pexels.com/RDNE Stock project)

Pemberitaan tentang bencana serta distribusi bantuan memang paling cepat di media sosial. Media massa maupun korban sendiri dapat mengabarkan dan warganet menyebarluaskannya. Bahkan disertai pendapat masing-masing.

Unggahan warganet seputar perkembangan situasi terkini di daerah bencana bisa menggerakkan lebih banyak orang untuk mengulurkan tangan. Namun, waspadai sikap menganggap orang yang gak sibuk posting sebagai tidak peduli. Bahkan bila dia biasanya cukup aktif di media sosial.

Boleh jadi ia malah sedang sibuk menggalang dan menyalurkan bantuan langsung di lokasi bencana. Atau, justru ada anggota keluarganya yang menjadi korban bencana tersebut. Dia harus membantu atau mencarinya.

Bisa pula seseorang tetap menyumbang dalam diam. Hanya saja ia gampang mengalami kecemasan kalau terus terpapar dengan berita yang menyedihkan. Demi menjaga kesehatan mentalnya dan dia dapat tetap bekerja mending gak aktif di medsos dulu. Terpenting ia tetap berdonasi.

4. Memaksa orang berdonasi apalagi ada nominal tertentu

kegiatan amal
ilustrasi kegiatan amal (pexels.com/Ron Lach)

Kamu boleh berusaha mengetuk hati orang lain supaya mau ikut berdonasi. Akan tetapi, jangan sampai dirimu terkesan memaksa. Cara yang tepat misalnya, cukup dengan kamu mengunggah atau membagikan ulang foto dan video seputar dampak bencana.

Dalam unggahan itu disertai pula dengan informasi rekening atau alamat untuk penyaluran bantuan. Namun, hindari menandai orang lain dalam unggahanmu seakan-akan kamu mendesak mereka agar segera membantu. Apalagi jika dirimu menetapkan besaran sumbangan.

Orang-orang yang dipaksa olehmu belum tentu mempunyai apa yang kamu minta. Dapat pula banyak uangnya sudah didonasikan kemarin-kemarin. Makin dirimu menunjukkan sikap memaksa, orang kian malas menuruti.

5. Mencari keuntungan pribadi dari sikap murah hati orang lain

donasi pakaian
ilustrasi donasi pakaian (pexels.com/Julia M Cameron)

Ini tindakan yang sangat buruk di tengah bencana. Sekalipun begitu banyak penggalang bantuan bersungguh-sungguh dengan niat baiknya, waspadai oknum yang tidak bertanggung jawab. Segelintir orang ini dapat membuat orang baik kapok berbuat kebajikan.

Susah payah mereka menyisihkan uang supaya bisa ikut berdonasi malah jatuh di tangan orang yang tidak tepat. Sebagian atau seluruh bantuan ternyata dipakai buat kepentingan pribadi penggalang dana. Demikian juga berbagai bentuk donasi seperti bahan makanan dan pakaian.

Hanya sedikit bantuan yang disalurkan. Sebagian besarnya disalahgunakan. Sebaiknya kamu menyalurkan bantuan melalui organisasi tepercaya atau orang yang dikenal dengan baik. Harus ada laporan berapa donasi yang masuk, gambaran belanjaan, serta penyalurannya ke mana. Dokumentasinya mesti ada.

Baik orang yang berdonasi maupun punya inisiatif membantu mengumpulkan serta membagikan bantuan sama baiknya. Jaga diri dari antusiasme berlebih yang tanpa sadar bikin kamu mudah sombong dan arogan. Habis dirimu berdonasi mending fokus kembali bekerja, jangan sampai melakukan sikap yang harus dihindari saat musim donasi bencana. Tujuan supaya kamu dapat kembali mengulurkan tangan ketika diperlukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Penyesalan Sagitarius Setelah Putus Cinta, Ada Rasa Sepi dan Gelisah

08 Des 2025, 20:00 WIBLife