Sederhananya, peralatan makan merujuk pada alat-alat yang digunakan untuk menyajikan dan menyantap hidangan baik berupa makanan ataupun minuman. Penyebutan alat-alat tersebut pun dapat berbeda dari suatu daerah ke daerah lainnya.
Misalnya saja dalam bahasa Minang yang dituturkan oleh mayoritas penduduk di Sumatera Barat. Yuk, belajar bahasa Minang terkhusus untuk peralatan makan!
Agak mirip dengan bahasa Indonesia, "piring" dalam bahasa Minang adalah "piriang". Selain itu, wadah berbentuk pipih dengan bagian tengah yang agak cembung ini juga dikenal dengan nama "pinggan".
Usut punya usut, "cawan" merujuk pada varian piring yang berukuran kecil. Umumnya, piring kecil tersebut dipakai untuk menyajikan makanan penutup seperti potongan kue atau agar-agar hingga sebagai piring alas untuk mangkok atau cangkir.
Kalau wadah untuk minum ini disebut dengan nama "galeh" dalam bahasa Minang. Tinggi-rendahnya ukuran gelas juga kadang turut menspesifikkan namanya seperti "galeh ketek" ("gelas kecil" dalam bahasa Indonesia) yang merujuk pada gelas berukuran pendek.
Wadah yang kerap dipakai untuk menghidangkan teh ini memiliki ciri khas berupa ukurannya yang kecil dengan pegangan di bagian samping. Dalam bahasa Minang, cangkir dinamai sebagai "cangkia".
Sendok dalam konteks ini merujuk pada sendok makan. Sama seperti "sendok" dalam bahasa Indonesia, alat makan ini pun juga disebut sebagai "sendok" dalam bahasa Minang.
Garpu dalam bahasa Minang dan bahasa Indonesia memiliki penamaan yang sama. Agaknya garpu merupakan alat makan yang tak begitu lazim digunakan oleh masyarakat Minang. Pasalnya, orang Minang umumnya menyantap hidangan langsung menggunakan tangan, terkecuali untuk jenis makanan tertentu seperti sup.
Sendok memiliki jenis yang beragam sesuai fungsinya. Salah satunya, yakni "sudu" dalam bahasa Minang, yang merujuk pada jenis sendok untuk menyendok nasi. Oleh sebab itu, sendok ini pun juga dikenal dengan sebutan "sendok nasi".
Wadah makan berbentuk setengah lingkaran ini disebut dengan nama "cambuang" dalam bahasa Minang. Penamaan tersebut agaknya merujuk pada bentuk mangkok yang memang cembung.
Kalau wadah yang digunakan untuk menuang air umum disebut dengan nama "cerek" dalam bahasa Minang. Penamaan tersebut merujuk pada wadah untuk teko biasa ataupun teko yang lebih khusus seperti untuk teh.
Kobokan alias wadah untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan ini disebut sebagai "timbala" ataupun "cambasuah (dari kata cambuang basuah)" dalam bahasa Minang. Kobokan terbuat dari bahan yang beragam seperti logam, kaca, hingga plastik.
Kayanya budaya Indonesia berimbas tak hanya soal kuliner namun juga bahasa daerahnya. Misalnya saja kosakata yang dipakai untuk menyebut berbagai peralatan makan. Setelah mengetahui kosakata tersebut dalam bahasa Minang, coba praktekkan langsung saat santap sedap di Rumah Makan Padang, ya!