10 Kosakata Populer Bahasa Lampung yang Terdaftar dalam KBBI

Pulau keenam terbesar di dunia, Sumatra, memiliki nilai-nilai kebudayaan yang begitu kaya dan beragam, salah satunya dari segi bahasa. Etnis dan suku yang mendiami Suwarnadwipa ini mempunyai bahasa dan logat yang memperlihatkan kekhasan serta keunikannya tersendiri. Sebagai contoh, ada bahasa Lampung dari ujung selatan Pulau Sumatra.
Tahukah kamu? Beberapa kosakata populer dalam bahasa Lampung dapat kamu temukan dalam KBBI VI Daring, lho. Sebagian besar berupa entri yang sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia dan ada juga ungkapan yang terletak pada bagian lampiran. Simak artikel berikut untuk mengetahui ragam kosakatanya lebih lanjut, ya!
1. Istilah perjanjian ataupun perikatan mempunyai sinonim dalam bahasa Lampung, yakni "banggan", yang telah diserap ke bahasa Indonesia

2. Lalu, ada "bawang" yang berarti 'sungai buatan, panjangnya paling sedikit 200 m, yang digunakan untuk mengarahkan ikan-ikan masuk perangkap'

3. "Bekadu" bermakna 'pengungkapan rasa simpati laki-laki terhadap perempuan dengan memberikan sesuatu, biasanya berupa uang atau makanan'

4. "Cenggema" adalah 'tradisi mengajak pemuda-pemudi satu desa untuk gotong royong memanen hasil bumi perdana dari pagi hingga petang'

5. Pada urutan selanjutnya, ada istilah "mewari" yang bermakna 'mengangkat seseorang menjadi kerabat'

6. Ada pula "nugal" yang merupakan tradisi mengajak pemuda-pemudi seluruh desa bergotong royong mengawali penanaman padi pertama kali

7. Menurut KBBI, "nyapah" adalah 'areal pertanian di sepanjang tepi sungai yang pada musim hujan tak dapat ditanami karena terendam air atau banjir'

8. Dilabeli sebagai ungkapan, "sai bumi ruwai jurai" mempunyai arti 'satu bumi dua penghuni (penduduk asli dan pendatang)'

9. Meski ada di KBBI, penulisan "sakai sambayan" yang artinya 'tolong-menolong' ini tetap harus dicetak miring karena tergolong ungkapan pula

10. "Tandang" bermakna 'mengambil sayur-mayur atau lalap di kebun untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari (bukan diperdagangkan)'

Eksistensi bahasa Lampung yang berada dalam bayang-bayang kepunahan pada masa mendatang menjadi sebuah isu genting yang kerap disuarakan oleh banyak budayawan Lampung. Sebagai generasi muda, sudah seharusnya bagi kita untuk wawas diri dan turut mengambil peran dalam melestarikan bahasa Lampung hingga ke anak cucu.