Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kalimat Bahasa Inggris Kayak Pujian Tapi Menyindir

ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/The Jopwell Collection)
ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/The Jopwell Collection)

Kadang saat ngobrol dalam bahasa Inggris terutama dengan orang luar negeri, sering terselip kalimat yang sepintas terdengar seperti pujian padahal aslinya termasuk sindiran. Nah, jenis kalimat semacam ini yang kemudian dikenal sebagai microinsult. Meski kelihatannya biasa aja, tapi orang yang tahu betul bahwa ini termasuk ke dalam microinsult pasti bakal langsung merasa sedih atau tersinggung.

Hal ini bukan sebatas karena baper aja, kok soalnya menurut panduan yang ditulis di laman University of Edinburgh microinsult termasuk ke dalam microaggression yakni komentar atau sikap yang kelihatannya ramah tapi sebenarnya meremehkan lawan bicara mereka. Nah, microinsult ini kebanyakan kata-kata yang dilontarkan native speaker bahasa Inggris kepada orang dengan latar belakang budaya seperti ras, suku, atau etnis yang berbeda tapi gak menutup kemungkinan bisa keluar dari mulut siapa saja. Daripada makin penasaran, langsung cari tahu bareng-bareng, yuk apa aja, sih kalimat bahasa Inggris yang termasuk pujian yang menyindir ini!

1. "Your English is really good"

ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Sable Flow)
ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Sable Flow)

Pernah gak sih kamu dengar kalimat ini atau mungkin malah kamu pernah mengatakannya kepada orang lain? Sekilas emang terdengar mirip pujian, tapi kalau ditujukan ke seseorang dengan latar belakang tertentu, bisa aja bikin dia mikir yang gak-gak. Kalimat ini secara gak langsung bikin kamu punya asumsi kalau orang tersebut gak mungkin fasih bahasa Inggris dengan melihat ras atau latar belakangnya. Nah, makanya bukannya bikin senang kalimat ini malah justru kedengarannya malah meremehkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Seolah-olah mereka gak “dianggap” bisa bahasa Inggris dengan fasih sampai-sampai kamu merasa takjub.

Jadi, kalau mau kasih pujian tentang cara bicara, logat, diaelk atau bahasa Inggris seseorang, sebaiknya fokus ke kemampuan orang tersebut secara umum tanpa membawa latar belakang. Misalnya, kamu bisa bilang lancar banget ngomong bahasa Inggrisnya atau memberi tahu mereka kamu suka ketika mereka bicara pakai bahasa Inggris. Pujian kayak gini jauh lebih aman dan gak membawa stereotip yang bikin orang lain ngerasa dinilai hanya dari asal-usulnya.

2. "You're a credit to your people"

ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Mimi Thian)
ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Mimi Thian)

Kalimat ini kadang muncul sebagai bentuk pujian buat orang yang dianggap punya prestasi atau kemampuan hebat. Tapi, coba pikir deh, kalau kamu bilang ini ke seseorang dari kelompok ras atau etnis tertentu, kesannya kamu tuh kayak bilang dia adalah “pengecualian” di antara yang lain. Misalnya, kamu ngomong gini ke seseorang dari kelompok minoritas, secara gak langsung kamu bilang kalau umumnya kelompok mereka itu gak ada yang sehebat dia.

Dari yang awalnya niat memuji, justru bisa bikin orang tersebut makin merasa terbebani karena dia seolah harus membuktikan diri sebagai wakil dari kelompoknya. Jadi, daripada kasih pujian yang bawa-bawa identitas atau latar belakang, mending fokus aja ke kehebatan orang itu sendiri tanpa bawa-bawa kelompoknya. Misalnya, cukup bilang kamu keren banget atau kamu bikin kagum dan sebagainya justru malah cenderung lebih netral dan gak ada embel-embel stereotip yang bisa bikin salah paham.

3. "You're Asian, how come you're not good at maths?"

ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Centre for Ageing Better)
ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Centre for Ageing Better)

Kalimat ini terdengar seperti guyonan, tapi nyatanya bisa bikin orang tersinggung karena penuh stereotip banget. Ada anggapan dari orang luar negeri bahwa orang Asia harusnya pintar matematika, jadi ketika ada yang gak jago misalnya, kalimat itu kayak sindiran atau mempertanyakan keahlian mereka. Padahal, kemampuan seseorang di bidang tertentu gak ada hubungannya sama latar belakang atau rasnya, kan? Jadi, komentar kayak gini bisa bikin orang ngerasa dihakimi cuma karena asal-usul mereka, bukan karena kemampuan mereka yang sebenarnya.

Setiap orang, kan emang punya keunikan masing-masing dan gak ada aturan baku yang mengaitkan kemampuan matematika dengan latar belakang ras mereka. Kalau mau tahu lebih dalam tentang kemampuan seseorang, tanya aja dengan tulus, tanpa membawa stereotip tertentu. Misalnya, kamu bisa berkata untuk minta diajari kalau dia emang jago matematika terlepas dia dari Asia atau bukan.

4. "You're very exotic"

ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Jernej Graj)
ilustrasi pujian yang menyindir (unsplash.com/Jernej Graj)

Kalau yang satu ini sering banget terdengar dari orang Asing dan ditujukan kepada kita orang Asia Tenggara, nih. Gak sedikit dari mereka yang sering bilang kulitnya eksotis dan sebagainya hanya karena kita punya kulit tan atau sawo matang. Nah, meski kelihatannya kayak pujian, kata eksotis bisa bikin orang ngerasa aneh atau dianggap “beda” dari yang lain. Kalau dipikir-pikir, kamu kayak bilang kalau mereka itu sesuatu yang asing atau gak lazim, cuma karena penampilan, warna kulit atau gaya mereka.

Sebenarnya, daripada pakai kata eksotis lebih baik fokus aja sama hal spesifik yang kamu suka tanpa perlu membawa kesan beda. Misalnya, kalau kamu suka gaya rambut atau fashion seseorang, kamu bisa bilang kamu keren banget atau aku suka style kamu yang mana jauh terkesan lebih personal dan gak bikin orang ngerasa kayak “alien” di tengah-tengah orang lain.

5. "Chinese students are too quiet"

ilustrasi chinese students (unsplash.com/ 绵 绵)
ilustrasi chinese students (unsplash.com/ 绵 绵)

Kalimat ini sering banget muncul malah di lingkungan yang harusnya mengajarkan menghargai pebedaan yakni lingkungan akademis atau sekolah khususnya sekolah internasional. Terkadang, muncul anggapan kalau siswa atau mahasiswa dari Tiongkok itu terlalu pendiam. Padahal, setiap orang punya kepribadian masing-masing, gak sih dan gak ada hubungannya dengan asal negara atau latar belakang. Menggeneralisasi kayak gini justru bisa bikin seseorang meerasa gak nyaman sama sekali dan harus membela diri cuma karena dia dianggap bagian dari kelompok yang “pendiam.”

Lebih baik gak menilai seseorang dari stereotip yang beredar, tapi lebih menghargai kepribadian mereka masing-masing. Misalnya, daripada bilang seperti itu coba dekati dan ajak ngobrol secara personal. Siapa tahu, malah bisa dapat banyak cerita menarik dari mereka yang gak akan kamu duga.

Microinsult emang bisa keluar dari mulut siapa pun, tapi kebanyakan diucapkan orang kulit putih atau native speaker bahasa Inggris kepada mereka yang bahasa Inggris merupakan bahasa kedua, ketiga dan seterusnya. Tapi, siapa pun meski kita bukan “bule” sekali pun juga harus berhati-hati dalam berkomunikasi dengan orang lain jangan sampai apa yang kita anggap pujian eh malah ternyata sindiran. Jadi, menurut kamu gimana apakah kamu pernah mendapatkan “pujian” serupa?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Annisa Nur Fitriani
EditorAnnisa Nur Fitriani
Follow Us