Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kosakata Bali yang Sama dengan Jawa tapi Sangat Beda Maknanya, Lho!

instagram.com/ayumaulida97
instagram.com/ayumaulida97

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia setelah Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Dalam hal tersebut, banyaknya penduduk di Indonesia telah melahirkan beragam bahasa yang digunakan sebagai alat komunikasi dalam keseharian.

Bahasa yang cukup unik yakni bahasa Bali dan Bahasa Jawa, nih. Dimana kedua bahasa tersebut memiliki kosakata yang sama namun berbeda dalam hal pemaknaan. Penasaran kata apa saja sih yang dimaksud? yuk deh simak langsung penjelasan di bawah ini, ya!

1. Ngajeng

instagram.com/happysalma
instagram.com/happysalma

Dalam bahasa Bali, kata ngajeng merupakan bahasa yang halus, nih. Begitu juga di Jawa, kata ngajeng juga menunjukkan bahasa yang halus. Namun arti dari kosakata ngajeng untuk penggunaan berbahasa Bali dan Jawa sangat berbeda. Di mana dalam bahasa Bali, kata ngajeng berarti 'makan' sedangkan dalam bahasa Jawa berartikan 'depan'.

Contoh Kalimat:

Bali: Ngajeng dumun (Mari makan).

Jawa: Kulo badhe teng ngajeng (Saya mau ke depan).

2. Gelem

instagram.com/ayumaulida97
instagram.com/ayumaulida97

Kata gelem dalam bahasa Jawa artinya 'mau', dalam hal ini konteksnya jika terdapat pilihan antara mau akan suatu hal atau tidak mau akan suatu hal. Sedangkan dalam bahasa Bali, kata gelem berartikan 'sakit'. Wah sangat berbeda jauh, ya!

Contoh kalimat:

Bali:  Aduh yang sing ngidang melali, nak yang nu gelem ne (Saya tidak bisa ikut jalan-jalan, karena saya lagi sakit).

Jawa: 

  1. Aku gelem melu kowe sesuk (Saya mau ikut kamu besok).
  2. Aku ora gelem melu kowe sesuk (Saya tidak mau ikut kamu besok).

3. Putu

instagram.com/tarabasro
instagram.com/tarabasro

Pada bahasa Bali dan bahasa Jawa, kata putu memiliki makna yang sangat berbeda. Yang mana dalam bahasa Bali, kata putu bermakna sebagai nama dari anak pertama. Sedangkan dalam bahasa Jawa, kata putu mempunyai arti sebagai seorang cucu, nih.

Contoh kalimat:

Bali: Ni Luh Putu Santhi (Nama yang menunjukkan sebagai anak pertama).

Jawa: Kula putune mbah Saeni (Saya cucunya nenek Saeni).

4. Tiang

instagram.com/happysalma
instagram.com/happysalma

Dalam bahasa Bali dan Jawa, kata tiang mempunyai makna yang berlainan, nih. Di mana kata tiang dalam bahasa Jawa bermaknakan bahasa halus yang artinya orang. Sedangkan dalam bahasa Bali, kata tiang berartikan saya, lho!

Contoh kalimat:

Bali: Tiang numbas jangan (Saya beli sayur).

Jawa: Bapak kula tiang sae (Bapak saya orang baik).

5. Liang

instagram.com/ayumaulida97
instagram.com/ayumaulida97

Bahasa Bali dan bahasa Jawa dalam mengartikan kata liang sangatlah berbeda arah, nih. Yang mana pada bahasa Bali, kata liang berartikan bahagia. Sedangkan dalam bahasa Jawa, kata liang mempunyai arti lubang.

Contoh kalimat:

Bali: Tiang pun liang (Saya sudah bahagia)

Jawa: Bapak agawe liang (Ayah membuat lubang)

Setelah mengetahui penjelasan di atas, kamu wajib berhati-hati dengan siapa kamu berbicara. Jangan sampai kamu sedang berbicara bahasa Bali tapi lawan bicaramu orang Jawa, ya! nanti bisa salah paham, nih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Melinda Fujiana
EditorMelinda Fujiana
Follow Us