Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Copywriting dan Content Writing, Jangan Salah Kaprah

ilustrasi sedang menulis konten (pexels.com/Ron Lach)
ilustrasi sedang menulis konten (pexels.com/Ron Lach)

Kamu suka nulis, gak? Sudah tahu perbedaan copy writing dan content writing, belum? Di era modern saat ini, tidak dapat dipungkiri kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat dibutuhkan, khususnya pada media-media online. Namun, masih sedikit yang memahami bahwa menulis memiliki jenis dan bentuk yang cukup beragam. 

Copywriting dan content writing merupakan dua dari banyaknya jenis tulisan yang paling umum diketahui. Keduanya sama-sama membutuhkan keterampilan menulis yang baik demi tercapainya tujuan tertentu. Namun, tentu saja keduanya tidak serta merta serupa. Yuk, intip perbedaannya di bawah ini!

1. Tujuan penulisan

ilustrasi sedang menulis konten (pexels.com/Startup Stock Photos)
ilustrasi sedang menulis konten (pexels.com/Startup Stock Photos)

Perbedaan pertama terletak pada tujuan penulisan. Content writing merupakan jenis tulisan yang bertujuan untuk memberikan informasi, edukasi ataupun menghibur audiens dengan konten tertentu. Jenis tulisan ini berusaha menarik perhatian audiens serta menyediakan informasi yang dibutuhkan demi meningkatkan kepercayaan mereka pada produk atau jasa tertentu. Karena mengandung informasi penting, content writing biasanya berkisar 500 atau lebih kata.

Sedangkan, copywriting bertujuan untuk mempengaruhi audiens untuk membeli suatu produk atau menggunakan suatu jasa, sehingga cenderung bersikap persuatif. Jenis tulisan ini berusaha untuk mengajak audiens melakukan sesuatu sesuai dengan yang diinginkan oleh copywriter. Namun, karena sifatnya persuatif, maka copywriting  cenderung lebih singkat dan padat dibanding content writer.

2. Cara penyajian informasi

ilustrasi orang sedang menulis (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi orang sedang menulis (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Biasanya content writing berbentuk blog, e-books, konten di sosial media, studi kasus, cara melakukan sesuatu dan sebagainya. Untuk membuat jenis tulisan ini, para writer akan melakukan riset terkait topik yang akan ditulis, lalu memilih informasi yang sesuai, membuat outline, lalu menuangkan hasilnya dengan cara yang informatif dan mudah dipahami oleh audiens. Selain itu, para writer juga akan melibatkan Search Engine Optimization (SEO) untuk memastikan tulisan yang dibuat tepat sasaran.  

Di sisi lain, copywriting cenderung lebih singkat namun padat dibanding content writer. Biasanya, jenis tulisan ini digunakan untuk membuat periklanan, dokumen public relation, ataupun konten pemasaran. Ia bersifat persuasif atau berusaha untuk mempengaruhi seseorang melakukan sesuatu sesuai yang diinginkan. 

3. Waktu penggunaan

ilustrasi orang menulis (pexels.com/Kevin Malik)
ilustrasi orang menulis (pexels.com/Kevin Malik)

Content writing biasanya digunakan saat seseorang ingin menarik minat audiens pada produk atau jasa tertentu. Untuk kepentingan jangka panjang, para writer akan menyajikan informasi yang dianggap relevan dan bisa memunculkan loyalitas dan kepercayaan para audiens terhadap kebutuhan perusahaan.

Di sisi lain, copywriting digunakan untuk membuat para audiens melakukan tindakan sesuai yang diharapkan (call to action). Misalnya, membeli produk yang sedang dijual atau menggunakan jasa yang ditawarkan. Untuk itu, copywriting berisi kata-kata yang bersifat mengajak, mempengaruhi dan to the point

4. Efek yang ditimbulkan

ilustrasi merancang pemasaran produk (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi merancang pemasaran produk (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Karena memiliki tujuan dan target yang berbeda, maka copywriting dan content writing tentu akan menghasilkan efek yang berbeda pula bagi para audiensnya. Copywriting diharapkan mampu memunculkan keinginan para pembaca untuk membeli sesuatu yang sedang dipromosikan. Saat membaca copy tersebut, pembaca diharapkan menjadi terinspirasi dan segera membuat keputusan untuk mengambil tindakan. 

Sementara content writing diharapkan mampu membuat para pembaca menjadi lebih aware terhadap apa yang disajikan. Selain itu, content writing diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap produk tertentu. Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh manfaat jangka panjang dengan rasa percaya yang ditumbuhkan oleh sebuah tulisan. 

5. Contoh

ilustrasi tulisan marketing (pexels.com/Eva Bronzini)
ilustrasi tulisan marketing (pexels.com/Eva Bronzini)

Content writing bisa dengan mudah kita temukan pada platform tulisan online, seperti blog, artikel, e-book, ataupun konten di sosial media yang menyajikan informasi tertentu. Sedangkan copywriting bisa ditemukan pada iklan di platform online, brosur-brosur yang menawarkan sesuatu, ataupun media lainnya yang sedang mempromosikan suatu produk. Jadi, jangan sampai salah, ya!

Meski demikian, kedua jenis tulisan ini juga bisa ditemui dalam satu konten yang sama. Misalnya, saat seseorang memberikan edukasi tertentu lalu kemudian menuliskan kalimat persuasif di akhir bacaan. Setelah membaca artikel ini, semoga kalian tidak salah lagi dalam mengartikan keduanya, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nur Tazkiyah Sejati
EditorNur Tazkiyah Sejati
Follow Us

Latest in Life

See More

4 Tips Dekorasi Hemat yang Bisa Bikin Rumah Terlihat Lebih Mahal

20 Sep 2025, 23:42 WIBLife