6 Sebab Kejenuhan saat Menulis Artikel, Gengsi dengan Penulis Lain?

- Kejenuhan dalam menulis dapat menghambat kualitas dan kreativitas penulis, serta melemahkan semangat berkarya.
- Sumber informasi yang berlimpah, rasa takut gagal, dan kebutuhan istirahat menjadi penyebab kejenuhan menulis.
- Faktor lingkungan, perfeksionisme berlebihan, ketidaknyamanan dengan topik yang monoton, stres target, dan perbandingan diri dengan penulis lain juga memengaruhi kejenuhan menulis.
Kejenuhan dalam menulis bukan hanya sekadar perasaan bosan sesaat, melainkan bisa menjadi hambatan serius bagi para penulis, baik mereka yang masih pemula maupun yang sudah berpengalaman. Bayangkan saja, jika seorang penulis terus-menerus merasa jenuh, maka kualitas tulisannya akan menurun, ide-ide kreatifnya akan sulit muncul, dan pada akhirnya semangat untuk terus berkarya akan semakin melemah. Akibatnya, potensi besar yang dimiliki seorang penulis tidak dapat tersalurkan dengan maksimal.
Awalnya, penulis sudah semangat sekali, ide-ide kreatif mengalir deras kayak air terjun. Tapi, lama-kelamaan, semangat itu mulai pudar, digantikan rasa jenuh yang bikin tulisan jadi terasa hambar. Padahal menulis itu kegiatan yang menyenangkan dimana kita bisa mengungkapkan segala pikiran dan perasaan.
Ternyata, ada banyak faktor yang bisa menbuat kita jadi jenuh saat menulis artikel. Ini dia pembahasan tuntas apa saja yang menjadi penyebab penulis bisa menjadi jenuh saat menulis artikel.
1. Ide habis, otak kosong melompong

Zaman sekarang kita dikelilingi oleh informasi dari berbagai sumber. Mulai dari berita, sosial media, sampai video lucu di TikTok. Saking banyaknya informasi yang masuk, otak kita menjadi overload dan susah fokus nyari ide yang fresh.
Kadang kita takut kalau ide kita gak bagus atau gak relevan. Akhirnya, kita malah jadi ragu-ragu untuk mulai menulis. Kalau kita terus-terusan nulis tentang topik yang sama, pasti akan ada saatnya kita kehabisan ide baru.
Kadang, kita perlu istirahat sejenak dari kegiatan menulis. Coba deh jalan-jalan, mengobrol dengan teman, atau nonton film kesukaan. Siapa tahu pas lagi santai, ide-ide keren tiba-tiba muncul.
Tulis semua ide yang muncul di kepala, gak peduli seberapa aneh atau gak nyambung pun idenya. Siapa tahu dari ide-ide yang terasa aneh itu, kita bisa menemukan benang merahnya. Membaca karya orang lain bisa menginspirasi kita untuk menemukan ide-ide baru.
2. Suasana kurang mendukung

Suasana sekitar juga punya pengaruh besar terhadap produktivitas kita dalam menulis. Alih-alih semangat-semangatnya nulis, namun tiba-tiba ada tetangga sebelah yang sedang mengobrol keras-keras atau suara motor lewat depan rumah. Pasti bikin konsentrasi buyar kan?
Coba cari tempat yang tenang dan nyaman untuk menulis, misalnya perpustakaan, kafe yang sepi, atau sudut ruangan yang jauh dari keramaian. Nyalakan lilin aromaterapi, dengarkan musik instrumental, atau hias meja kerja dengan tanaman hias. Pilih waktu saat suasana di sekitar paling tenang, misalnya dini hari atau malam hari saat semua orang sudah tidur.
3. Perfeksionis akut

Perfeksionis itu bagus, tapi kalau berlebihan bisa jadi bumerang. Banyak penulis yang terlalu fokus pada kesempurnaan tulisan sehingga sulit untuk menyelesaikannya. Kita akan takut jika tulisan kita punya kesalahan atau kurang bagus.
Tidak ada tulisan yang sempurna. Yang penting adalah kita sudah berusaha semaksimal mungkin. Setelah selesai menulis, beri waktu istirahat sejenak lalu baru mulai mengedit. Jangan terlalu terpaku pada tata bahasa atau pemilihan kata. Yang penting ide utama tersampaikan dengan jelas.
4. Menulis dengan tema itu-itu saja

Bayangkan saja, setiap hari kamu hanya menulis tentang hal yang sama. Misalnya, kamu seorang penulis di bidang teknologi. Setiap hari hanya membahas gadget terbaru, tips and tricks, atau review aplikasi. Lama-lama pasti bosan kan? Rasanya sudah seperti makan nasi padang setiap hari, meskipun enak, tapi lama-lama juga enek.
Kita jadi terlalu nyaman dengan zona nyaman kita sendiri. Padahal, dunia ini luas, banyak topik menarik yang bisa kita gali. Kalau terus-terusan nulis tentang hal yang sama, imajinasi kita bakal jadi tumpul. Akan susah untuk mengeluarkan ide-ide baru yang fresh. Kadang, tema yang kita tulis gak lagi relevan dengan minat pembaca. Alhasil, tulisan kita jadi gak menarik dan nggak ada yang baca.
Cobalah lihat topik yang sama dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya, kalau biasanya kamu bahas spesifikasi teknis gadget, coba tulis tentang segi dampak sosial dari perkembangan teknologi. Jangan takut untuk keluar dari zona nyaman. Cobalah tulis tentang hal-hal yang sering kamu lihat atau perhatikan, meskipun gak ada hubungannya sama niche kamu sebelumnya. Rajin-rajinlah baca tulisan orang lain, baik itu blog, artikel, atau buku. Siapa tahu kamu bisa dapat inspirasi baru dari sana.
5. Stres dengan target

Stres selalu datang bagi penulis apalagi kalau targetnya dirasa gak akan bisa diselesaikan tepat waktu. Rasanya pengen nangis, dan menghilang dulu dari dunia tulis menulis. Target itu seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja. Tekanan untuk segera menyelesaikan tulisan membuat kita jadi gak fokus dan kualitas tulisan jadi menurun. Kalau kita gak punya persiapan yang matang sebelum mulai nulis, pasti bakal kesulitan kalau target sudah mepet.
Coba kamu buat jadwal yang realistis untuk menyelesaikan tulisan. Jangan terlalu memaksakan diri untuk menyelesaikan semuanya dalam waktu singkat. Jangan lupa untuk meluangkan waktu untuk istirahat dan bersantai. Otak yang fresh akan lebih produktif dalam menghasilkan ide-ide kreatif.
6. Suka gengsi dengan hasil tulisan penulis lain

Pernah gak sih merasa iri atau minder dengan tulisan orang lain? Apalagi kalau tulisannya super bagus dan sering lolos kurasi. Rasa iri dan minder ini bisa bikin kita menjadi gak percaya diri dengan kemampuan menulis kita sendiri.
Kita sering membandingkan tulisan kita dengan tulisan orang lain. Padahal, setiap penulis punya gaya dan kelebihannya masing-masing.
Kita takut kalau tulisan kita gak sebagus tulisan orang lain. Ketakutan ini membuat penulis jadi gak ingin survive untuk bereksperimen dan mencoba hal-hal baru.
Jangan terlalu memikirkan apa yang orang lain pikirkan tentang tulisanmu. Fokuslah pada pengembangan diri dan teruslah belajar. Anggap saja tulisan orang lain sebagai sumber inspirasi. Pelajari teknik penulisan mereka, tetapi jangan meniru mentah-mentah, ya.
Menulis artikel ibarat cahaya matahari yang sering ditutupi awan. Kadang semangat datang dengan terangnya, kadang malah redup cukup lama karena kejenuhan. Nah, kalau kamu sudah mengetahui sebab-sebab sering jenuh saat menulis artikel, sekarang kamu bisa memperbaikinya dan membuang kejenuhan itu jauh-jauh. Siap menulis dengan semangat lagi?