Penuh Makna, 7 Peribahasa Jawa yang Tak Boleh Dilupakan Millennials

Peribahasa merupakan suatu kelompok kata yang tetap susunannya dan mempunyai pesan atau maksud tertentu. Di Indonesia sendiri, terdapat banyak sekali peribahasa, mulai dari yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa daerah. Peribahasa bahasa Jawa merupakan salah satu peribahasa daerah yang populer pada beberapa dekade lalu.
Namun, seiring perkembangan zaman, tampaknya millennials sudah mulai lupa atau bahkan tidak tahu mengenai peribahasa-peribahasa Jawa. Oleh karena itu, berikut tujuh peribahasa Jawa yang wajib millennials ketahui.
1. Gupak pulute ora mangan nangkane

Apakah kamu pernah merasakan saat kamu telah bekerja keras, namun hasil dari kerja kerasmu itu tidak dapat kamu nikmati? Mungkin peribahasa Jawa ini sangat cocok untuk menggambarkan kondisi tersebut. "Gupak pulute ora mangan nangkane" mempunyai arti seseorang yang sudah ikut berjuang dengan susah payah, namun dia tidak ikut menikmati hasilnya.
2. Becik ketitik, ala ketara

Peribahasa Jawa yang satu ini cukup populer. "Becik ketitik, ala ketara" mempunyai arti perbuatan baik akan selalu dikenali, dan begitu pula dengan perbuatan buruk yang nantinya juga akan diketahui.
Peribahasa ini mendorong kita agar tidak usah ragu untuk melakukan kebaikan dan jangan pernah kita melakukan perbuatan buruk karena nantinya akan ketahuan juga.
3. Kacang ora ninggal jalaran

Pernah mendengar istilah "Buah tak jauh dari pohonnya"? Peribahasa ini mempunyai arti sifat anak tak akan jauh berbeda dengan sifat ayah dan ibunya. Dalam peribahasa Jawa, ternyata juga terdapat peribahasa yang mempunyai makna sama, yaitu "kacang ora ninggal jalaran".
4. Kebo gupak ajak-ajak

"Kebo gupak ajak-ajak" mempunyai arti kerbau penuh lumpur mengajak kotor siapa pun yang bersentuhan dengannya. Sebenarnya peribahasa ini mempunyai makna yang lebih dalam, yaitu orang yang mempunyai sifat buruk akan selalu mengajak orang lain untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, tetap berhati-hati ya dalam memilih pergaulan.
5. Nabok nyilih tangan

Apakah kamu pernah menemukan seseorang yang ingin melukai atau menyakiti hati seseorang namun dengan cara menyuruh atau menghasut orang lain? Jika iya, peribahasa ini sangat cocok untuk menceritakan kejadian tersebut.
Peribahasa "Nabok yilih tangan" mempunyai arti memukul dengan tangan orang lain. Jika dimaknai secara dalam, hal ini berarti melukai atau menyakiti hati dengan memanfaatkan orang lain karena dia tidak berani berbuat secara langsung.
6. Adigang, adigung, adiguna

Peribahasa Jawa ini merupakan peribahasa yang mungkin sering kita dengar. Namun, tak banyak orang tahu makna dari peribahasa ini.
Tak semua orang dianugerahi dengan kekuatan, kekuasaan dan kepintaran sekaligus. Oleh karena itu, jika kamu termasuk salah satu yang mempunyai ketiga hal tersebut, kamu harus bersyukur dan tidak boleh sombong karena Tuhan dapat mencabut salah satu atau bahkan ketiga anugerah tersebut.
7. Anak polah bapa kepradah

Peribahasa ini merupakan sebuah imbauan untuk para anak-anak dan millennials agar selalu berhati-hati dalam bertindak karena orang tua tetap harus bertanggung jawab atas apa yang dilakukan anaknya. "Anak polah bapa kepradah" merupakan peribahasa yang cocok untuk mengingatkan millennials di era teknologi yang semakin bebas ini.
Makna-makna dalam peribahasa di atas harus dijadikan pedoman agar kehidupan kita dapat menjadi lebih baik. Adakah peribahasa di atas yang pernah kamu dengar?