Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Bukan Anti Lokal! 5 Alasan Gen Z Lebih Sering Baca Novel Luar Negeri

buku novel
ilustrasi buku-buku novel luar negeri (pexels.com/Kelly)
Intinya sih...
  • Cerita lebih beragam dan out of the box, menawarkan tema yang belum banyak dieksplorasi di pasar lokal.
  • Gaya bahasa yang lebih ringan dan mengalir, cocok dengan preferensi Gen Z yang tumbuh dengan media sosial.
  • Tokoh dan konflik yang lebih berani, menyentuh isu sensitif seperti mental health, diskriminasi, atau krisis identitas.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tren membaca di kalangan Gen Z makin beragam, tapi satu hal yang mencolok: novel luar negeri makin sering nongol di rak buku dan feed media sosial. Dari genre fantasi sampai romance, karya penulis internasional punya daya tarik yang bikin pembaca muda betah berlama-lama. Buat yang penasaran kenapa novel luar negeri jadi favorit, yuk simak alasan-alasan yang bikin Gen Z nggak bisa lepas dari buku-buku global!

1. Cerita lebih beragam dan out of the box

buku novel
ilustrasi buku-buku novel luar negeri (pexels.com/Kelly)

Novel luar negeri sering menyuguhkan tema yang belum banyak dieksplorasi di pasar lokal. Mulai dari dunia distopia, time travel, sampai karakter dengan latar budaya unik yang bikin pembaca merasa diajak jalan-jalan. Ceritanya gak melulu soal cinta, tapi juga soal identitas, trauma, dan petualangan yang relatable.

Gen Z suka banget sama cerita yang unpredictable dan gak klise. Mereka cari bacaan yang bisa bikin mikir, tertawa, sekaligus nangis dalam satu bab. Gak heran kalau novel luar jadi pelarian saat butuh hiburan yang gak biasa.

2. Gaya bahasa yang lebih ringan dan mengalir

membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/Karola G)

Banyak novel luar yang ditulis dengan gaya bahasa kasual, penuh dialog, dan narasi yang gak ribet. Gen Z yang tumbuh bareng media sosial dan konten cepat cenderung lebih nyaman dengan gaya penulisan yang to the point. Mereka butuh bacaan yang bisa dinikmati tanpa harus buka kamus tiap halaman.

Terjemahan novel luar pun sekarang makin bagus dan mudah dipahami. Bahkan beberapa pembaca mulai berani baca versi asli karena penasaran sama nuansa aslinya. Gaya penulisan yang santai bikin pengalaman membaca jadi lebih menyenangkan.

3. Tokoh dan konflik yang lebih berani

membaca buku
ilustrasi membaca buku (pexels.com/George Milton)

Karakter dalam novel luar sering digambarkan dengan kompleksitas yang kuat, mereka punya trauma, ambisi, dan keputusan yang gak selalu benar. Gen Z suka tokoh yang flawed tapi jujur, karena terasa lebih manusiawi. Konflik yang diangkat pun gak takut menyentuh isu sensitif seperti mental health, diskriminasi, atau krisis identitas.

Cerita yang berani dan jujur bikin pembaca merasa terwakili. Mereka bisa melihat diri sendiri dalam tokoh yang sedang berjuang atau gagal. Novel luar jadi ruang aman buat eksplorasi emosi dan perspektif baru.

4. Visual dan branding yang lebih menarik

buku novel
ilustrasi buku novel (pexels.com/Dzenina Lukac)

Cover novel luar sering kali didesain dengan gaya minimalis, dreamy, atau bold yang langsung menarik perhatian. Gen Z yang visual-oriented tentu lebih tertarik sama buku yang estetik dan Instagramable. Bahkan banyak yang beli buku karena cover-nya cocok buat difoto bareng kopi.

Branding penulis luar juga kuat, mereka punya persona online, interaksi dengan fans, dan sering muncul di TikTok atau YouTube. Hal ini bikin pembaca merasa lebih dekat dan terlibat. Novel jadi bukan cuma bacaan, tapi juga bagian dari lifestyle.

5. Akses dan ketersediaan yang makin mudah

kindle (pexels.com/freestocks.org)
kindle (pexels.com/freestocks.org)

Dulu, novel luar terasa mahal dan susah dicari. Sekarang, banyak toko buku dan e-commerce yang jual versi terjemahan atau edisi asli dengan harga terjangkau. Bahkan platform digital kayak Kindle atau Google Books bikin akses makin gampang. Gen Z yang serba digital tentu lebih suka baca lewat gawai atau beli buku online. Gak perlu nunggu lama atau hunting ke toko fisik. Kemudahan ini bikin novel luar makin dekat dan jadi pilihan utama buat baca santai.

Membaca novel luar negeri bukan berarti anti lokal, tapi soal eksplorasi perspektif dan pengalaman baru. Gen Z punya cara sendiri buat menikmati literasi, dan pilihan mereka mencerminkan semangat terbuka dan rasa ingin tahu yang tinggi. Yuk, dukung kebiasaan baca yang beragam dan terus perluas wawasan lewat cerita dari berbagai belahan dunia!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us

Latest in Life

See More

Isi Buku Sejarah Baru yang Diluncurkan Kemenbud, Ada 10 Jilid!

15 Des 2025, 15:32 WIBLife