Mengenal Cerita Fiksi dan Nonfiksi: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh

Jangan terbalik, ya!

Saat jalan-jalan ke toko buku, atau perpustakaan pasti kamu sering melihat ada tulisan penanda letak buku fiksi dan nonfiksi. Meskipun sudah akrab dengan kedua istilah tersebut, tapi terkadang masih ada saja yang bingung membedakan keduanya dan sering terbalik penyebutannya.

Nah, supaya lebih jelas, serta paham apa yang dimaksud cerita fiksi dan nonfiksi, berikut IDN Times telah merangkum pengertian, ciri-ciri, dan contohnya. Yuk simak baik-baik ulasan di bawah ini!

1. Pengertian cerita fiksi dan nonfiksi

Mengenal Cerita Fiksi dan Nonfiksi: Pengertian, Ciri-ciri, dan ContohIlustrasi anak membaca buku (pexels.com/Maël BALLAND)
  • Pengertian cerita fiksi

Secara umum cerita fiksi bisa dikatakan sebagai sebuah cerita yang di dalamnya mengandung khayalan, rekayasa, dan imajinasi dari sang penulis. Di samping itu, cerita fiksi juga berarti suatu karya, di mana apa pun yang dikisahkan di dalamnya tidak perlu dicari kebenarannya di dunia nyata.

Menurut pakar linguistik, dan penulis buku linguistik bahasa Indonesia, Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan, fiksi adalah sebuah karya yang berasal dari imajinasi penulisnya. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), menjelaskan bahwa fiksi ialah cerita rekaan; khayalan; tidak berdasarkan kenyataan.

Kelebihan cerita fiksi adalah penulis memiliki kebebasan mutlak dalam menuangkan imajinasinya ke dalam bentuk apa pun. Contoh yang termasuk cerita fiksi adalah semua karya sastra bergenre prosa, seperti cerpen, cerbung, dongeng, dan novel.

Meskipun penulis dibebaskan menuangkan ide ke dalam tulisannya, tetapi cerita fiksi juga memiliki aturan tersendiri yang tertuang dalam unsur intrinsik. Yakni unsur-unsur yang bertugas membangun cerita, sehingga terlihat lebih tertata alurnya, alias sistematis.

Unsur intrinsik pada cerita fiksi meliputi :

a. Tema.
Berisi pokok masalah yang terdapat pada cerita.

b. Latar.
Berupa tempat, waktu, maupun susunan terjadinya peristiwa.

c. Alur atau plot
Jalan cerita yang ditambahkan dengan konflik. Dalam sebuah cerita diperlukan adanya sebab-akibat yang memunculkan masalah demi masalah, serta bagaimana para tokoh menghadapi persoalan tersebut, hingga berhasil menyelesaikannya.

d. Tokoh dan penokohan
Meski serupa, tokoh dan penokohan adalah dua hal yang berbeda. Tokoh adalah karakter penggerak di dalam cerita. Sementara penokohan lebih kepada gambaran tokoh di dalam cerita. Meliputi sifat, pemikiran, dan tingkah lakunya.

e. Sudut pandang
Adalah teknik yang digunakan penulis dalam menuturkan ceritanya. Secara garis besar, sudut pandang dibagi menjadi dua. Yakni sudut pandang orang pertama (menggunakan kata 'aku' sepanjang cerita), dan sudut pandang orang ketiga (menggunakan kata 'dia' sepanjang cerita).

f. Amanat
Cerita fiksi yang bagus tidak hanya menghibur bagi pembacanya, tapi juga mengandung amanat, atau pelajaran yang bisa diambil dari kisah yang diceritakan tersebut.

  •  Pengertian cerita nonfiksi

Sedangkan cerita nonfiksi merupakan kebalikan dari cerita fiksi. Isi di dalamnya mengandung realita, fakta yang mungkin pernah, sedang, atau direncanakan akan terjadi di kehidupan nyata. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nonfiksi tidak bersifat fiksi, tetapi berdasarkan fakta dan kenyataan (tentang karya sastra, karangan, dan sebagainya).

dm-player

Adapun karya yang termasuk nonfiksi di antaranya ada, sejarah, biografi, kamus, esai, surat, makalah ilmiah, panduan dan lain-lain.

Baca Juga: 5 Manfaat Seimbang Membaca Buku Fiksi dan Nonfiksi, Menulis Jadi Mudah

2. Ciri-ciri cerita fiksi dan nonfiksi

Mengenal Cerita Fiksi dan Nonfiksi: Pengertian, Ciri-ciri, dan ContohIlustrasi belajar di perpustakaan (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
  • Ciri-ciri cerita fiksi

a. Memakai cerita rekaan, atau nyata yang kemudian ditambah dengan imajinasi, dan khayalan penulis.
b. Tujuannya untuk menghibur, dan memberikan pengalaman haru, bahagia, kasmaran, ketakutan, atau penasaran melalui kisah yang dibawakan dalam cerita tersebut.
c. Memiliki alur yang menarik, dan mengundang rasa ingin tahu pembaca
d. Bahasa yang digunakan komunikatif, sehingga pembaca serasa terlibat ke dalam alur ceritanya.
e. Bahasa yang dipakai tidak baku, dan terkesan akrab dengan pembaca.

  • Ciri-ciri cerita nonfiksi

a. Tidak menggunakan gaya bahasa.
b. Menggunakan bahasa yang bersifat denotatif, yakni sesuai kenyataan, atau apa yang terlihat serta tidak ada unsur kiasan.
c. Ditulis berdasarkan kajian.

3. Contoh cerita fiksi dan nonfiksi

Mengenal Cerita Fiksi dan Nonfiksi: Pengertian, Ciri-ciri, dan ContohIlustrasi anak membaca dongeng (pexels.com/Lina Kivaka)
  • Contoh cerita fiksi

Berikut contoh cerita fiksi diambil dari kumpulan cerita pendek Rectoverso, karya Dewi Dee Lestari. Dengan judul Firasat, halaman 105.

Malam ini adalah pertemuanku yang ke-52. Tepat setahun aku ikut Klub Firasat. Tak satu kali pun aku pernah absen.

Ibu, yang sedang menyiapkan meja untuk makan malam, melirikku yang sedang menyusun potongan kue ke dalam dus. "Tumben kamu sampai bikin kue segala," komentarnya.

"Hari ini pas setahun aku gabung di sana, Bu. Aku ingin bawa kue untuk konsumsi. Hitung-hitung merayakan," jawabku.

Ibu tersenyum kecil. "Belum pernah Ibu melihat kamu sebegini setia pada sesuatu. Sebetulnya apa yang ingin kamu cari di sana? Setahun kamu ikut klub itu dan cuma jadi pendengar."

"Kalau mendengar saja cukup, kenapa harus dipaksakan bicara?"

  •  Contoh cerita nonfiksi

Berikut contoh cerita nonfiksi dikutip dari buku Creative Writing karya A.S. Laksana, pada halaman 27 tentang Strategi Tiga Kata.

Alat bantu untuk menulis cepat itu adalah "strategi tiga kata". Ya, anda hanya memerlukan tiga kata untuk membuat tulisan Anda mengalir cepat. Misalnya tiga kata itu adalah buku, kucing, dan nasib.

Yang Anda lakukan adalah menulis dengan memanfaatkan tiga kata tersebut untuk menyusun paragraf pertama. Gunakan salah satu kata untuk mengawali tulisan Anda; dua kata lain bebas Anda tempatkan di mana saja. Dengan cara ini Anda akan terhindar dari pembukaan-pembukaan klise yang banyak digunakan orang. Anda tidak akan mengawali tulisan Anda dengan "Pada suatu hari..." atau "Matahari pagi mengirim sinarnya..." atau "Matahari begitu terik siang itu."

Setelah melihat contoh antara cerita fiksi, dan nonfiksi semoga kamu jadi makin jelas dalam membedakan keduanya, ya. Intinya, cerita fiksi memiliki sifat khayalan, atau belum tentu terjadi di kehidupan nyata. Serta bertujuan untuk menghibur, dan memberi pengalaman pada para pembaca. Sedangkan cerita non fiksi, biasanya bertujuan untuk mengedukasi, atau memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembacanya.

Semoga penjelasan ini berguna, sehingga kamu gak terbalik lagi menyebut suatu karya sebagai cerita fiksi atau nonfiksi. Nah, di antara kedua jenis bacaan di atas, kamu paling suka yang mana, nih?

Baca Juga: 6 Buku Fiksi dan Non Fiksi Terbaik untuk Mengenal Ukraina

Topik:

  • Angel Rose
  • Pinka Wima
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya