Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Cara Bedakan Obat Asli dan Obat Palsu, Awas Jangan Tertipu!

ilustrasi mengkonsumsi obat sakit lutut (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi mengkonsumsi obat sakit lutut (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Obat palsu menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengelompokkan obat palsu sebagai bagian dari kategori Counterfeit Medicine bersama dengan produk medis substandar lainnya dalam kategori Substandard, Spurious, Falsely labelled, Falsified and Counterfeit (SSFFC) Medical Product

Menurut definisi WHO, obat palsu adalah obat-obatan yang secara sengaja dipalsukan, baik identitasnya maupun sumbernya. Obat palsu bisa mencakup produk yang tidak mengandung bahan aktif yang diperlukan, memiliki bahan aktif yang salah, atau memiliki bahan aktif dalam dosis yang salah. Akibatnya, pengguna obat palsu tidak mendapatkan manfaat pengobatan yang mereka butuhkan dan bahkan bisa mengalami efek samping yang berbahaya.

Di Indonesia, peredaran obat palsu merupakan masalah yang serius dan sering kali sulit terdeteksi. Masyarakat perlu lebih waspada terhadap bahaya obat palsu yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan serius. 

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) secara rutin melakukan sosialisasi, edukasi, dan penyebaran informasi kepada masyarakat baik secara offline maupun online yang bisa diakses via laman webpafi.id. Agar terhindar dari obat palsu, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengenali obat asli, yuk disimak!

1. Periksa kemasan

ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Anna Shvets)
ilustrasi obat-obatan (pexels.com/Anna Shvets)

Perhatikan kualitas kemasan obat. Obat asli biasanya memiliki kemasan yang rapi, segel yang utuh, dan cetakan yang jelas. Periksa juga tanggal kedaluwarsa dan nomor registrasi BPOM.

2. Beli di tempat tepercaya

ilustrasi apotek (unsplash.com/National Cancer Institute)
ilustrasi apotek (unsplash.com/National Cancer Institute)

Selalu beli obat di apotek resmi atau melalui layanan kesehatan yang tepercaya. Hindari membeli obat dari pedagang kaki lima atau melalui situs online yang tidak jelas asal-usulnya.

3. Cek label dan informasi produk

Ilustrasi obat. (pixabay.com/HeungSoon)
Ilustrasi obat. (pixabay.com/HeungSoon)

Pastikan label obat mencantumkan informasi lengkap mengenai produsen, komposisi, dosis, cara penggunaan, dan efek samping. Label yang tidak lengkap atau salah ejaan bisa menjadi tanda obat palsu.

4. Konsultasikan dengan tenaga farmasi

ilustrasi apoteker (pexels.com/Polina Tankilevitch)
ilustrasi apoteker (pexels.com/Polina Tankilevitch)

Jika ragu, konsultasikan dengan apoteker atau tenaga farmasi lainnya mengenai obat yang akan dibeli. Mereka dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai keaslian obat.

5. Gunakan aplikasi BPOM

ilustrasi scan produk BPOM Mobile (youtube.com/Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan BPOM)
ilustrasi scan produk BPOM Mobile (youtube.com/Pusat Data dan Informasi Obat dan Makanan BPOM)

BPOM memiliki aplikasi yang dapat digunakan untuk mengecek keaslian obat berdasarkan nomor registrasi yang tertera pada kemasan. Manfaatkan aplikasi ini untuk memastikan obat yang akan dikonsumsi aman.

Mengenali dan menghindari obat palsu adalah tanggung jawab bersama. Dengan meningkatkan kewaspadaan dan pengetahuan mengenai ciri-ciri obat palsu, kita dapat melindungi diri dan orang-orang terdekat dari bahaya yang ditimbulkan oleh obat palsu. 

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga farmasi jika memiliki keraguan tentang obat yang akan dikonsumsi. Kunjungi website webpafi.id untuk mendapatkan informasi lebih lanjut seputar dunia farmasi dan industri farmasi secara umum. Bersama-sama, kita dapat memerangi peredaran obat palsu dan menjaga kesehatan masyarakat. (WEB)

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marwan Fitranansya
EditorMarwan Fitranansya
Follow Us