Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Contoh Kultum Idul Fitri Singkat 7 Menit yang Penuh Makna

Ilustrasi lebaran (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Idul Fitri adalah momen kembali ke fitrah, membersihkan hati dari keburukan, dan memaafkan kesalahan orang lain.
  • Ramadan mengajarkan untuk berbuat baik secara rutin, bukan hanya saat bulan puasa, agar kemenangan sejati bisa diraih.
  • Menebar kebaikan dan menjadi manfaat bagi orang lain adalah ajaran penting dari Idul Fitri yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Idul Fitri bukan cuma soal baju baru atau hidangan lezat, tapi juga momen spesial buat kembali ke fitrah dan saling memaafkan. Setelah sebulan penuh berpuasa, ini saatnya kita merayakan kemenangan dengan hati yang lebih bersih dan jiwa yang lebih tenang. Nah, salah satu cara untuk menambah keberkahan di hari yang fitri ini adalah berbagi sedikit nasihat atau kultum yang singkat tapi penuh makna.

Biar gak bertele-tele dan tetap menarik, kultum Idul Fitri sebaiknya punya pesan yang mudah dipahami dan relate dengan kehidupan sehari-hari. Kalau masih bingung mau bahas apa, tenang aja! Berikut ini ada tiga contoh kultum singkat sekitar tujuh menit yang bisa kamu sampaikan. Yuk, simak!

1. Bersih hati, bersih diri di hari yang Fitri

Ilustrasi lebaran (freepik.com/freepik)

Idul Fitri bukan sekadar perayaan, tapi juga momen untuk kembali ke fitrah, yaitu kesucian jiwa seperti bayi yang baru lahir. Setelah menjalani ibadah puasa, kita diajarkan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan bertakwa.

Contoh:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalani bulan Ramadan dan merayakan Idul Fitri dengan penuh kebahagiaan. Selawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang menjadi teladan terbaik bagi kita semua.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Idul Fitri adalah momen yang penuh berkah, bukan hanya tentang kemenangan setelah berpuasa, tetapi juga tentang membersihkan hati dan diri dari segala keburukan. Sebagaimana bayi yang baru lahir dalam keadaan suci, kita pun diharapkan kembali ke fitrah dengan hati yang bersih dari dendam, iri, dan dengki.

Ada sebuah kisah inspiratif tentang dua sahabat yang bertengkar karena kesalahpahaman. Bertahun-tahun mereka tidak bertegur sapa hingga suatu hari, di pagi Idul Fitri, salah satu dari mereka mengulurkan tangan dan berkata, "Kita sudah terlalu lama menjauh, mari kita mulai lembaran baru." Dengan air mata haru, mereka akhirnya saling memaafkan.

Rasulullah SAW bersabda:
"Tidak halal bagi seorang Muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadis ini, kita belajar bahwa memaafkan dan menjaga hubungan baik adalah hal yang sangat dianjurkan. Maka, marilah kita gunakan momen Idul Fitri ini untuk membersihkan hati, memaafkan kesalahan orang lain, dan memperbaiki hubungan dengan sesama.

Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2. Idul Fitri bukan akhir, tapi awal perubahan

Ilustrasi lebaran (freepik.com/freepik)

Ramadan telah melatih kita untuk berbuat baik, seperti bersedekah, menjaga lisan, dan memperbanyak ibadah. Jangan sampai kebiasaan baik ini hanya berhenti setelah Idul Fitri, tapi harus terus berlanjut dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita kesempatan untuk menjalani Ramadhan dan meraih kemenangan di hari yang fitri ini. Selawat serta salam kita sampaikan kepada Rasulullah SAW, yang telah mengajarkan kita arti ketakwaan dan istikamah.

Hadirin yang berbahagia,
Sering kali setelah Idul Fitri, kebiasaan baik yang kita bangun selama Ramadan mulai luntur. Padahal, seharusnya Idul Fitri menjadi titik awal perubahan, bukan akhir dari segala ibadah yang kita lakukan.

Ada seorang pemuda yang selama Ramadan rajin salat berjamaah di masjid, membaca Al-Qur'an, dan banyak bersedekah. Namun, begitu Ramadan berakhir, ia kembali lalai dalam ibadah. Bandingkan dengan seseorang yang tetap mempertahankan kebiasaannya, meskipun tidak sebanyak saat Ramadan. Dialah yang sebenarnya meraih kemenangan sejati.

Rasulullah SAW bersabda:
"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang dilakukan secara rutin meskipun sedikit." (HR. Bukhari dan Muslim)

Maka dari itu, marilah kita berkomitmen untuk terus mempertahankan kebaikan yang sudah kita latih selama Ramadan. Jangan sampai semangat ibadah kita hanya muncul di bulan puasa, tetapi harus tetap berlanjut sepanjang tahun.

Semoga Allah menjadikan kita pribadi yang istikamah dalam kebaikan. Taqabbalallahu minna wa minkum. Mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

3. Menjadi jalan kebaikan bagi orang lain

Ilustrasi lebaran (freepik.com/freepik)

Salah satu ajaran penting dari Idul Fitri adalah menebar kebaikan dan menjadi manfaat bagi orang lain. Kemenangan sejati bukan hanya tentang kembali ke fitrah, tetapi juga bagaimana kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik untuk lingkungan sekitar.

Contoh:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah mengizinkan kita merayakan Idul Fitri dalam kebahagiaan dan keberkahan. Selawat serta salam kita haturkan kepada Rasulullah SAW, suri teladan kita dalam setiap aspek kehidupan.

Hadirin yang dimuliakan Allah,
Selain menjadi momen untuk kembali ke fitrah, Idul Fitri juga mengajarkan kita untuk jadi pribadi yang lebih peduli dan bermanfaat bagi sesama. Islam mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Ada kisah inspiratif tentang seorang anak muda yang di hari Idul Fitri tidak hanya merayakan bersama keluarganya, tetapi juga mengajak teman-temannya untuk berbagi makanan kepada fakir miskin. Dengan penuh senyum, ia membagikan nasi kotak kepada mereka yang kurang mampu. Betapa indahnya kebahagiaan yang ia bagikan kepada orang lain di hari yang suci ini.

Rasulullah SAW bersabda:
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain." (HR. Ahmad)

Mari kita jadikan Idul Fitri ini sebagai awal untuk lebih banyak berbagi dan membantu sesama. Kebaikan sekecil apa pun bisa menjadi berkah yang besar bagi orang lain.

Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang lebih peduli dan bermanfaat. Taqabbalallahu minna wa minkum, mohon maaf lahir dan batin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

Dengan memahami dan menyampaikan kultum yang bermakna, kita bisa jadikan Idul Fitri sebagai momentum untuk memperbaiki diri dan mempererat silaturahmi. Semoga ketiga contoh kultum di atas bisa menginspirasi kita semua untuk menyebarkan kebaikan dan memperdalam makna hari kemenangan ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us