5 Fakta Lonceng Gereja, Sempat Dianggap Punya Kekuatan Gaib

Mungkin hampir semua gereja di dunia memiliki lonceng. Bagi umat nasrani, gereja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dan memiliki arti penting bagi mereka. Begitu pula lonceng dan gereja. Keduanya saling berkaitan sejak dulu. Pada saat tertentu pasti kamu juga akan mendengar suara lonceng yang terdengar familier dari gerejamu.
Tapi, pernahkah kamu bertanya fakta lonceng gereja ini? Bagaimana lonceng bisa menjadi bagian dari upacara keagamaan? Mengutip laman History Hit, seorang ahli sejarah Charlotte Ward, memberikan beberapa fakta-fakta menariknya!
1. Paulinus, Uskup Nola memperkenalkan lonceng ke gereja-gereja Kristen

Lonceng logam pertama kali dibuat di Tiongkok kuno dan digunakan sebagai bagian dari upacara keagamaan. Tradisi penggunaan lonceng diteruskan ke agama Hindu dan Buddha. Lonceng akan dipasang di pintu masuk kuil-kuil Hindu dan dibunyikan selama doa.
Meskipun penggunaan lonceng tidak secara eksplisit disebutkan dalam Alkitab, namun Alkitab mendorong para jemaat untuk 'bersorak-sorai' (Mazmur 100) dan lonceng merupakan cara yang tepat untuk melakukannya. Lonceng diperkenalkan ke dalam gereja-gereja Kristen sekitar tahun 400 Masehi oleh Paulinus, Uskup Nola di Campania Itali, setelah para misionaris menggunakan lonceng tangan untuk memanggil orang untuk beribadah.
Butuh waktu 200 tahun lagi agar lonceng dapat digunakan secara luas di gereja-gereja dan biara-biara di seluruh Eropa dan Inggris. Pada tahun 604, Paus Sabinian menyetujui penggunaan lonceng gereja selama ibadah.
2. Lonceng gereja dipercaya memiliki kekuatan gaib

Pada abad pertengahan, banyak orang percaya bahwa lonceng gereja memiliki kekuatan gaib. Salah satu kisahnya adalah Uskup Aurelia membunyikan lonceng untuk memperingatkan penduduk setempat akan serangan yang datang dan ketika musuh mendengar lonceng tersebut, mereka lari ketakutan.
Lonceng gereja juga dipercaya dapat berbunyi sendiri, terutama pada saat terjadi tragedi dan bencana. Hal ini dikatakan bahwa setelah Thomas Becket dibunuh, lonceng Katedral Canterbury berbunyi dengan sendirinya. Kepercayaan terhadap kekuatan lonceng berlanjut hingga abad ke-18. Lonceng dibunyikan untuk mengusir kejahatan, menyembuhkan orang sakit, meredakan badai sebelum melakukan perjalanan, melindungi jiwa orang mati, dan menandai hari eksekusi.
3. Dulu orang dibayar hanya untuk membunyikan lonceng gereja

Merawat dan membayar orang untuk membunyikan lonceng bisa jadi mahal. Sering kali setara dengan sejumlah pengeluaran gereja. Sebagai contoh, para pembunyikan lonceng di Paroki St Margaret's di Westminster Inggris dibayar untuk membunyikan lonceng menandai eksekusi Mary, Ratu Skotlandia.
Pada abad ke-17, membunyikan lonceng diambil alih oleh orang awam dari para pendeta. Itu menjadi pekerjaan yang membutuhkan terampil. Jadi, zaman dulu banyak orang yang bekerja sebagai pembunyi lonceng.
4. Ada seni dalam membunyikan lonceng gereja

Seni membunyikan lonceng menjadi semakin populer pada abad ke-17. Hemony bersaudara dari Belanda mengembangkan metode baru dalam konstruksi lonceng yang memungkinkan nada dan harmoni yang berbeda untuk dimainkan.
Tonggak penting dalam seni membunyikan lonceng terjadi pada tahun 1668 dengan diterbitkannya buku Tintinnalogia or the Art of Ringing karya Richard Duckworth dan Fabian Stedman, yang kemudian disusul dengan buku Campanalogia karya Stedman pada tahun 1677.
Buku-buku tersebut menjelaskan seni dan aturan membunyikan lonceng yang dapat menciptakan pola dan komposisi tertentu. Tak lama kemudian, ratusan komposisi untuk membunyikan lonceng diproduksi serta diterapkan oleh banyak orang.
5. Lonceng gereja dilarang dibunyikan selama Perang Dunia Kedua

Selama Perang Dunia Pertama, banyak lonceng gereja yang diambil, dilebur, dan dijadikan artileri untuk dikirim ke garis depan. Sangat menyakitkan bagi para pendeta dan masyarakat untuk melihat hal ini terjadi pada lonceng gereja mereka, simbol perdamaian dan komunitas.
Lonceng gereja dibungkam atau dilarang selama Perang Dunia Kedua dan hanya dibunyikan jika ada invasi. Tekanan dari gereja dan masyarakat membuat larangan tersebut dicabut pada tahun 1943. Selain itu, lonceng dibunyikan menandai berakhirnya perang untuk merayakan kemenangan dan mengenang mereka yang gugur.
Itulah tadi beberapa fakta lonceng gereja yang perlu kamu tahu. Semoga artikel ini menambah wawasan baru, ya.