Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gaya Mengajar yang Cocok buat Guru Muda, biar Relatable

ilustrasi pembelajaran di kelas
ilustrasi pembelajaran di kelas (pexels.com/Thirdman)
Intinya sih...
  • Mengajar dengan teknologi: Guru muda bisa memanfaatkan aplikasi interaktif seperti Kahoot, Canva, atau Padlet untuk membuat kuis dan presentasi yang lebih menarik.
  • Storytelling: Metode storytelling bisa mengubah pelajaran yang rumit jadi lebih mudah dipahami dan cocok untuk pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep.
  • Diskusi kelompok: Diskusi kelompok bisa jadi cara efektif untuk membangun keterampilan berpikir kritis dan kerja sama serta membantu guru melihat dinamika kelas secara lebih mendalam.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi guru muda di era sekarang bukan cuma soal menyampaikan materi. Tantangannya lebih kompleks, mulai dari menghadapi siswa yang multitasking, sampai menyesuaikan gaya komunikasi agar tetap nyambung. Di tengah perubahan zaman, pendekatan mengajar yang relatable jadi kunci agar proses belajar terasa lebih hidup dan bermakna.

Kalau kamu baru mulai karier sebagai pendidik atau sedang mencari cara agar murid lebih engaged, lima gaya mengajar ini bisa jadi inspirasi. Bukan cuma bikin suasana kelas lebih dinamis, tapi juga membantu membangun hubungan yang sehat antara guru dan siswa. Yuk, simak satu per satu gaya mengajar yang cocok buat guru muda!

1. Mengajar dengan teknologi

ilustrasi penggunaan media pembelajaran
ilustrasi penggunaan media pembelajaran (freepik.com/zinkevych)

Menggunakan teknologi dalam pembelajaran bukan hal baru, tapi cara menggunakannya bisa bikin beda. Guru muda bisa memanfaatkan aplikasi interaktif seperti Kahoot, Canva, atau Padlet untuk membuat kuis dan presentasi yang lebih menarik. Ini bukan soal tampil keren, tapi soal menciptakan pengalaman belajar yang lebih visual dan partisipatif.

Selain itu, teknologi juga bisa jadi jembatan komunikasi yang efektif. Misalnya, membuat grup diskusi di platform seperti Google Classroom atau Discord agar siswa bisa bertanya di luar jam pelajaran. Ketika teknologi digunakan dengan bijak, guru jadi lebih dekat dengan dunia siswa tanpa kehilangan otoritas.

2. Storytelling

ilustrasi pembelajaran di kelas dengan metode storytelling
ilustrasi pembelajaran di kelas dengan metode storytelling (pexels.com/Yan Krukau)

Metode storytelling bisa mengubah pelajaran yang rumit jadi lebih mudah dipahami. Misalnya, saat mengajar sejarah, guru bisa menyampaikan kisah tokoh-tokoh dengan gaya naratif yang menyentuh emosi siswa. Cerita yang kuat bisa membangun koneksi dan membuat siswa lebih tertarik untuk mendalami materi.

Gaya ini juga cocok untuk pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep, seperti sains atau agama. Dengan membungkus materi dalam cerita, guru bisa menyisipkan nilai moral dan logika tanpa terasa menggurui. Storytelling bukan cuma teknik, tapi juga seni dalam menyampaikan ilmu.

3. Diskusi kelompok

ilustrasi diskusi kelompok
ilustrasi diskusi kelompok (pexels.com/Norma Mortenson)

Diskusi kelompok bisa jadi cara efektif untuk membangun keterampilan berpikir kritis dan kerja sama. Guru muda bisa membagi siswa ke dalam kelompok kecil dan memberi topik yang relevan dengan kehidupan mereka. Saat siswa berdiskusi, mereka belajar menyampaikan pendapat dan mendengarkan sudut pandang lain.

Metode ini juga membantu guru melihat dinamika kelas secara lebih mendalam. Dari diskusi, guru bisa tahu siapa yang aktif, siapa yang butuh dorongan, dan bagaimana cara menyesuaikan pendekatan. Diskusi kelompok bukan cuma soal berbagi ide, tapi juga membentuk karakter.

4. Eksperimen langsung

ilustrasi eksperimen di kelas
ilustrasi eksperimen di kelas (pexels.com/MART PRODUCTION)

Gaya mengajar berbasis eksperimen cocok untuk pelajaran sains, matematika, bahkan IPS. Guru bisa mengajak siswa melakukan simulasi atau praktik sederhana yang relevan dengan materi. Misalnya, membuat mini ekosistem atau simulasi pasar untuk memahami konsep ekonomi.

Metode ini membuat siswa lebih aktif dan terlibat secara langsung. Mereka tidak hanya mendengar, tapi juga mengalami dan mengamati sendiri. Belajar lewat eksperimen memberi ruang bagi rasa ingin tahu dan kreativitas untuk berkembang.

5. Refleksi dan jurnal belajar

ilustrasi perempuan menulis
ilustrasi perempuan menulis (pexels.com/Kaboompics.com)

Mengajak siswa menulis jurnal belajar bisa jadi cara yang powerful untuk membangun kesadaran diri. Guru muda bisa memberi waktu di akhir pelajaran untuk siswa menuliskan apa yang mereka pelajari, apa yang belum dipahami, dan bagaimana perasaan mereka. Ini membantu siswa mengenali proses belajarnya sendiri.

Refleksi juga bisa dilakukan lewat diskusi terbuka atau sesi tanya jawab santai. Ketika siswa merasa didengar, mereka lebih terbuka dan termotivasi untuk berkembang. Gaya ini menunjukkan bahwa belajar bukan hanya soal hasil, tapi juga proses yang perlu dihargai.

Gaya mengajar yang cocok buat guru muda bukan berarti harus mengikuti semua tren. Terpenting adalah guru memahami karakter siswa dan menyesuaikan pendekatan agar proses belajar jadi lebih bermakna. Guru muda punya peluang besar untuk membawa semangat baru ke dunia pendidikan, mulai dari kelas yang sederhana hingga perubahan yang berdampak luas.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us

Latest in Life

See More

Logo Hari Olahraga Nasional 2025: Filosofi hingga Maknanya

08 Sep 2025, 20:42 WIBLife