Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] Menyapu Jejak Sampah dengan Botol Bekas

KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA
KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA

Hai, teman-teman! Kami Tim KILLA dari SMK PURNAMA 1 JAKARTA dengan penuh semangat dan kepedulian mempersembahkan karya mading bertema Eco-Warior MODE: ON!

Dengan mading ini, kami ingin mengajak seluruh generasi muda untuk berperan aktif dalam menjaga kebersihan bumi dengan langkah sederhana: memanfaatkan kembali botol bekas sebagai sapu ramah lingkungan. Inovasi ini bukan sekadar solusi kreatif untuk mengurangi sampah plastik, tetapi juga menjadi simbol bahwa setiap langkah kecil dapat membawa perubahan besar bagi bumi yang kita cintai.

Mari bersama-sama menjadi agen perubahan, membersihkan jejak sampah, serta menumbuhkan kesadaran bahwa bumi yang bersih adalah warisan paling berharga bagi masa depan.

Tim redaksi kami terdiri dari:

  • Guru pendamping: Bulan Asseggaf, S.Pd.
  • Ketua: Ahmad Rasyadul Islam
  • Anggota:
    • Aida Dinara Ufiyana
    • Aura Nur Khafifah

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Oleh: Ahmad Rasyadul Islam

Esai: Latar Belakang

KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA
KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA

Isu lingkungan hidup kini menjadi perhatian global yang semakin mendesak. Salah satu penyumbang terbesar terhadap kerusakan lingkungan yaitu sampah plastik. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah per tahun, di mana 17% di antaranya adalah sampah plastik (KLHK, 2022). Ironisnya, sebagian besar plastik ini tidak terurai dan mencemari tanah maupun lautan selama ratusan tahun. Lingkungan sekolah—sebagai pusat pembentukan karakter generasi muda—tidak lepas dari persoalan ini. Banyak sekolah menghasilkan limbah plastik setiap hari dari kemasan makanan, minuman, dan perlengkapan belajar.

Untuk itu, perlu adanya aksi nyata dari generasi muda dalam upaya menyelamatkan bumi, khususnya melalui edukasi dan teknologi sebagai sarana untuk mengelola dan mengurangi sampah plastik di lingkungan sekolah. Edukasi berperan dalam membangun kesadaran, sedangkan teknologi menyediakan solusi praktis dan berkelanjutan.

Pengolahan sampah plastik di sekolah bisa dimulai dari perubahan pola pikir dan kebiasaan warga sekolah. Edukasi lingkungan melalui kurikulum tematik, kegiatan ekstrakurikuler, hingga kampanye digital dapat membentuk perilaku sadar sampah. Misalnya, siswa dapat diajak membuat proyek EcoBrick dari botol plastik bekas yang diisi sampah anorganik, kemudian digunakan sebagai bahan bangunan taman sekolah.

Selain itu, pemanfaatan teknologi dapat memperkuat efektivitas pengolahan sampah plastik. Siswa dapat diperkenalkan dengan aplikasi pendeteksi jenis plastik berbasis AI sederhana yang membantu memilah sampah sesuai kategorinya: dapat didaur ulang, tidak dapat didaur ulang, atau berbahaya.

Oleh: Aida Dinara Ufiyana

Esai: Kesimpulan

KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA
KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA

Pengolahan sampah plastik di sekolah bukanlah tugas sepele, melainkan bagian penting dari misi menyelamatkan bumi. Melalui kombinasi edukasi yang kuat dan teknologi yang aplikatif, siswa sebagai generasi muda dapat menjadi agen perubahan lingkungan yang berdampak nyata. Dari hal sederhana seperti memilah sampah, memanfaatkan kembali limbah, hingga mengembangkan teknologi daur ulang, semua bisa dimulai dari sekolah. Sudah saatnya kita tidak hanya belajar untuk masa depan, tetapi juga bertindak untuk menyelamatkan masa depan. Ayo, muda beraksi, selamatkan bumi!

Oleh: Aida Dinara Ufiyana

Infografik: Inovasi Hijau : Mengubah Plastik menjadi Solusi

KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA
KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA

Infografik ini berbicara tentang masalah serius yang kita hadapi bersama: sampah plastik yang terus menumpuk dan sulit terurai. Fakta dari lapangan menunjukkan bahwa tidak semua botol plastik berhasil masuk ke proses daur ulang. Banyak yang berakhir mencemari sungai, laut, bahkan terbakar dan melepaskan zat beracun ke udara. Dampaknya nyata: kerusakan ekosistem, gangguan kesehatan, hingga kerugian ekonomi.

Dari keresahan itulah, inovasi hijau hadir sebagai jawaban. Dengan mengolah plastik bekas menjadi barang baru yang bermanfaat, kita tidak hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga menciptakan nilai tambah. Edukasi masyarakat, inovasi kreatif, dan peran aktif remaja menjadi kunci perubahan. Membiasakan membawa botol sendiri, memilah sampah, hingga berani melawan tren konsumtif yang tidak ramah lingkungan adalah langkah nyata menuju masa depan lebih baik.

Dengan infografik ini, kami ingin mengajak semua orang, khususnya generasi muda, untuk melihat plastik bukan sekadar sampah, melainkan peluang. Ubah sampah menjadi peduli karena remaja keren bukan yang ikut arus, tapi yang peduli lingkungan terus.

Oleh: Ahmad Rasyadul Islam

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA
KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA

Karya ini menyoroti komitmen Pertamina dalam mendukung transisi energi bersih menuju target Net Zero Emission 2060. Tidak sekadar penyedia energi, Pertamina menghadirkan berbagai inovasi: dari pengembangan energi terbarukan seperti panas bumi dan PLTS, bioenergi dan BBM ramah lingkungan, hingga pembangunan infrastruktur kendaraan listrik. Semua langkah ini dirancang untuk mengurangi emisi karbon sekaligus menciptakan energi yang lebih bersih.

Lebih dari itu, Pertamina juga mendorong konservasi lingkungan melalui rehabilitasi ekosistem serta program edukasi yang melibatkan sekolah dan universitas. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa menjaga bumi bukan hanya tugas satu pihak, melainkan gerakan bersama yang menghubungkan dunia industri, pemerintah, dan masyarakat.

Rubrik ini ingin menunjukkan bahwa masa depan berkelanjutan lahir dari langkah bijak hari ini. Pertamina hadir sebagai mitra perubahan, bukan hanya memproduksi energi, tetapi juga membangun kesadaran kolektif menuju Indonesia yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Oleh: Aura Nur Khafifah

Foto Bercerita

KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA
KILLA_SMKPURNAMA1JAKARTA

Ada cerita dibalik pembuatan mading yang menggugah semangat anak Generasi Muda untuk menerapkan pola pikir cemerlang dan mengaplikasikannya dengan mengelola sampah bekas menjadi suatu benda yang bermanfaat. Dari kerangka dasar yang belum terpancang dengan baik, kini sudah mereka bentuk dari persekumpulan ide yang ada di benak mereka. Mereka menyatukan pemikiran mereka menjadi suatu inovasi yang bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

Ada banyak sekali yang mereka pelajari dari mengikuti kompetisi ini, yaitu diantaranya; mereka dapat bertukar pendapat dan menyalurkan ide yang kreatif. Selain itu, mereka juga dapat merealisasikan rancangan berdasarkan pada ide yang telah mereka bentuk bagaikan pondasi bangunan. Bagi mereka, semua yang telah direncanakan harus dapat divisualisasikan dengan tekad dan niat yang kuat untuk mencapai tujuannya.

Oleh: Aida Dinara Ufiyana

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Diana Hasna
EditorDiana Hasna
Follow Us

Latest in Life

See More

6 Cara Percaya Diri Tanpa Harus Banyak Bicara, Tampil Lebih Elegan!

03 Sep 2025, 20:07 WIBLife