Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] SATU LANGKAH, Harapan Kita untuk Masa Depan

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Halo teman-teman! Pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, oleh karena itu ijinkan kami memperkenalkan diri. Kami dari Tim Neuvera SMA Negeri 21 Makassar, dan selamat datang di dinding mading digital kami.

Kita semua tahu, Bumi sudah menemani manusia sejak lama. Tapi sekarang, ia sedang menghadapi banyak masalah: pemanasan global, sampah plastik yang menumpuk, sampai teknologi ramah lingkungan yang belum benar-benar diaplikasikan.

Melihat kondisi ini, kami sadar waktunya tidak bisa ditunda lagi. Kita perlu mulai dari langkah sederhana: menjaga kebersihan sekitar, mengurangi plastik sekali pakai, atau menanam pohon kecil di rumah.

Satu langkah kecil mungkin tampak sederhana, tapi jika dilakukan bersama, dampaknya bisa begitu besar. Ini bukan sekadar tentang aku atau kamu, melainkan tentang kita semua, dan juga generasi yang akan datang. Mari kita jaga dan lindungi bumi agar keindahan serta kekayaan alamnya tetap bisa dinikmati oleh mereka kelak.

Tim Redaksi Kami Terdiri Dari :

  • Guru Pendamping  : Siti Djuharni, S.pd
  • Ketua Tim : Nur Hikmah
  • Penulis  : Ahmad Daffa’ Nursiraj Ismail, Nur Hikmah
  • Ilustrasi Visual  : Andi Alifia Fauziah
  • Editing (Grafik)  : Nur Hikmah, Meutia Azzahrah
  • Fotografi  : Kadek Edy Kurniawan

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai : Latar Belakang

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Kata “Green Technology” bukanlah sebuah kata yang asing bagi kita terutama dikalangan generasi muda. Namun, apakah kalian tahu pengetian dari “Green Technology” itu sebenarnya?

Pemanasan global sudah dicatat sejak Fourier (1824) dan Arrhenius (1896) yang menghubungkan pembakaran fosil dengan naiknya CO₂, Istilah global warming itu sendiri baru populer lewat Broecker (1975).

Dalam beberapa dekade terakhir, banyak negara dan organisasi internasional turut andil dalam menyuarakan keprihatinan terhadap meningkatnya pemanasan global, contohnya seperti UNESCO. Disinilah istilah green technology atau teknologi ramah lingkungan mengambil peran. Green technology merupakan inovasi yang dirancang lebih ramah terhadap linkungan yang bertujuan untuk mengurangi polusi atau limbah yang diciptakan oleh aktivitas manusia. Sayangnya, di negeri kita, inovasi semacam ini lebih banyak menjadi wacana ketimbang kenyataan.

Teknologi hijau seharusnya menjadi senjata utama dalam menghadapi pemanasan global. Namun di Indonesia, ia sering berhenti sebatas jargon, pajangan pameran, atau teori di buku pelajaran. mirip benda mati di museum. Padahal, jika benar-benar diterapkan, teknologi ini mampu memberi dampak nyata bagi lingkungan sekaligus masa depan generasi muda. Kita masih saja tertinggal karena rendahnya literasi akan betapa pentingnya menciptakan teknologi ramah lingkungan milik sendiri, serta kurangnya kesadaran akan upaya menjaga kelestarian lingkungan sekitar,

Rendahnya Literasi Teknologi Ramah Lingkungan

Literasi teknologi ramah lingkungan bukan hanya sekadar paham istilah teknis saja, akan tetapi juga mencakup kesadaran, keterampilan serta kebiasaan dalam memanfaatkan suatu teknologi yang mendukung keberlangsungan hidup. Sayangnya, literasi ini masih tergolong sangat rendah di Indonesia. Laporan BPS dan penelitian menunjukkan bahwa meski isu lingkungan makin populer, akan tetapi adopsi teknologi hijau justru masih sangat terbatas. Panel surya, sistem pengelolaan limbah, hingga inovasi hemat energi masih mahal atau tidak relevan dengan kondisi ekonomi masyarakat Indonesia. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya integrasi isu lingkungan dalam pendidikan yang lebih formal. Dalam mata pelajaran seperti IPA ataupun Geografi sendiri memang membahas mengenai isu-isu lingkungan, akan tetapi seringkali pembahasan tersebut berhenti pada teori saja. Siswa jarang mendapat kesempatan untuk melihat langsung bagaimana teknologi hijau bekerja. Sehingga integritaskita dalam menjaga lingkungan menjadi tidak ada.

Sekolah Sebagai Penyumbang Sampah

Ironisnya, lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi teladan justru sering menjadi salah satu penyumbang sampah terbesar. Alih-alih menjadi ruang yang menanamkan kesadaran lingkungan sejak dini, sekolah masih menghadapi persoalan serius dalam pengelolaan limbahnya.

Sebagai contoh, penelitian tahun 2023 di Kota Mataram, NTB, yang melakukan pengukuran langsung pada 14 SD (dari total 177 sekolah), mencatat bahwa setiap siswa dapat menghasilkan sekitar 0,02 kg sampah per hari, dengan komposisi 42% plastik dan 42% organik. Jika sebuah SD memiliki 300 siswa, maka total sampah yang dihasilkan dapat mencapai sekitar 12 kg per hari,

Padahal, sekolah adalah arah tren masyarakat. Apa yang diterapkan di sekolah akan terbawa ke rumah dan komunitas. Bayangkan jika kantin bebas plastik, sistem paperless, atau energi terbarukan benar-benar diterapkan siswa akan terbiasa sejak dini dengan gaya hidup hijau. Sayangnya, banyak sekolah terjebak pada paradigma lama: keterbatasan dana, kurikulum padat, dan tenaga pendidik yang belum terlatih.

Kampanye Tanpa Aksi

Poster, lomba, dan seminar bertema lingkungan sangat marak, tetapi sering hanya berlangsung singkat tanpa keberlanjutan. Panel surya dipamerkan hanya untuk acara, mesin pengolah sampah dibiarkan berdebu. Program seperti “sehari tanpa plastik” pun cepat dilupakan begitu selesai. Semua ini menunjukkan adanya jurang besar antara narasi dan implementasi.

Gerakan  S A T U L A N G K A H

Berbicara soal lingkungan saat ini berarti bahwa seluruh golongan, termasuk institusi pendidikan sekolah harus mencari jalan keluar bersama untuk mengarangi dampak dari kerusakan lingkungan. Maka dari itu, kami menghadirkan sebuah gerakan sederhana yang bertujuan untuk mengajak seluruh warga sekolah untuk mulai melakukan hal-hal sederhana yang dapat menjaga lingkungan di sekitar kita. Gerakan ini kami sebut dengan Gerakan LANGKAH yang menghadirkan langkah nyata sederhana yaitu :

1.     Lakukan penghematan terhadap listrik

2.     Aktif menanam tumbuhan

3.     Nyalakan kesadaran akan penggunaan kertas berlebih

4.     Gunakan botol dan kotak bekal dari rumah

5.     Kelola sampah dengan menggunakan reduce, reuse & recycle

6.     Ajak orang disekitar untuk menjaga lingkungan

7.     Hindari menggunakan plastik yang berlebih

Langkah kecil yang kita lakukan mungkin tampak biasa saja, tapi bisa membawa perubahan nyata. Dengan dukungan para pendidik yang menanamkan sikap peduli lingkungan kepada siswa, kepedulian ini bisa tumbuh lebih luas. Mari ambil langkahmu sekarang, jangan biarkan teknologi hijau hanya menjadi “Obsolete Museum” yang berhenti pada jargon tanpa aksi.

Esai : Kesimpulan

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Global Warming merupakan bom waktu yang telah lama menghitung waktunya dan sekarang sedang mendekati menit-menit terakhirnya. Kita hanya dapat menghitung tahun agar bom ini meledak serta membawa bencana yang lebih besar dari apa yang kita hadapi saat ini Teknologi hijau bisa menjadi salah satu cara untuk meredamnya, tetapi hanya jika benar-benar dimanfaatkan, bukan sekadar dipamerkan. Sekolah memiliki peran penting dalam menanamkan literasi hijau sejak dini dan membiasakan tindakan nyata, bukan hanya teori.

Diharapkan gerakan LANGKAH yang kami usulkan ini dapat menjadi penggerak bagi setiap pembaca, terlepas dari usia, untuk mulai peduli terhadap lingkungan dari hal-hal yang sangat sederhana. Menghemat penggunaan alat elektronik dan menghindari unsur CFC, mengelola sampah sesuai kriteria, mengurangi penggunaan barang berbahan plastik sekali pakai, dan langkah-langkah lain sudah memberi dampak yang sangat berarti apabila dilakukan bersama dan konsisten. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Masa depan ada di tangan kita, jadi mari kita buat masa depan itu menjadi suatu hal yang indah bagi kita dan makhluk lainnya.

Infografik

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Setiap tahun, Indonesia menghasilkan jutaan ton sampah, dan salah satu penyumbang terbesar berasal dari sekolah, terutama dari sampah kertas. Daripada dibuang begitu saja, yuk daur ulang kertas bekas menjadi Eco Paper Bag! Tas ramah lingkungan ini tidak hanya bisa digunakan sebagai wadah, tetapi juga bermanfaat untuk lingkungan karena di dalamnya terdapat bibit tanaman. Jadi, saat tas sudah tidak terpakai atau rusak, cukup tanam di tanah dan biarkan tumbuh tanaman baru.

Rubrik Diskusi - Infografik Pertamina

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Melalui program "Energizing Green Future" Pertamina menjadi pemimpin transisi energi khususnya di Indonesia. Melalui berbagai program inovatif dan berkelanjutan, Pertamina berhasil meraih di bidang energi berkelanjutan, dampak positif yang dihasilkan bagi lingkungan dan masyarakat, serta serta membuka potensi besar pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Rubrik Diskusi-Infografik Pertamina

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Peran Pertamina sebagai pahlawan energi hijau Indonesia terjalin melalui tiga program utama, yaitu pembangunan Pilot Plant Green Hydrogen di Ulubelu, Lampung dengan memanfaatkan listrik bersih dari panas bumi, produksi Biofuel & Sustainable Aviation Fuel (SAF) dari minyak jelantah untuk menekan emisi penerbangan, serta program Desa Energi Berdikari yang sudah hadir di lebih dari 172 desa guna memberikan akses energi bersih bagi masyarakat “Dukung Pertamina, Dukung Energi Hijau Indonesia.”

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Bagian ini menampilkan behind the scene dari proses tim Neuvera dalam menyusun karya mading. Melalui musyawarah, kami akhirnya sepakat untuk mengangkat tema transisi energi.

Tema ini dipilih karena kami melihat besarnya potensi energi terbarukan di Indonesia yang hingga kini belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, kurangnya literasi di masyarakat menjadi faktor kunci berbagai teknologi hijau yang berhenti pada jargon semata.

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Tidak hanya sekadar menulis atau mendesain, tim juga melalui berbagai tahap uji coba, mulai dari pembuatan Eco Paper Bag hasil daur ulang kertas hingga praktik langsung aksi penghijauan dengan menanam tanaman di lingkungan sekolah.

Karya Poster

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Melestarikan tumbuhan di sekitar bukanlah hal sepele. Kadang, menanam satu bibit kecil terlihat seperti tindakan biasa saja, bahkan dianggap remeh oleh sebagian orang. Tapi siapa sangka, hal kecil itu bisa jadi awal dari perubahan besar. Pohon yang kita tanam hari ini bisa tumbuh menjadi naungan yang melindungi, penghasil udara segar yang kita hirup setiap hari, sekaligus warisan berharga untuk generasi setelah kita.

Mini Games : Teka Teki Silang

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Teman-teman setelah kalian membaca essay dan Infografis yang telah dibuat, yuk kita refresh lagi ingatan kita dengan cara mengisi games teka teki silang ini. Semoga teman-teman bisa mengisinya dengan lancar ya!

Mini Games : Mencari Kata

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Selanjutnya adalah games mencari kata. Dan dengan ini kami harap teman-teman sekalian dapat menemukan kata yang telah kami taruh ya! Selain itu kami juga berharap teman-teman menjadi lebih semangat lagi dalam menjaga lingkungan sekitar kita.

Meet Our Team

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Neuvera_SMAN 21 Makassar

Tak terasa, kita sudah di penghujung dinding mading nih teman teman teman ! sebelum kami pamit, yuk ketemu sama tim redaksi NEUVERA dari SMAN 21 Makassar. Tim Neuvera terdiri dari beberapa bidang mulai dari ilustrasi, kepenulisan, kameramen, dan desain grafis. Sampai bertemu lagi.

Melalui karya ini, tim Neuvera berharap dapat menghadirkan informasi yang lebih mudah dipahami, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa transisi energi bukan sekadar wacana, melainkan langkah penting yang harus diwujudkan bersama.

Teknologi hijau merupakan upaya pemanfaatan sumber daya secara efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Penerapan teknologi ini membantu mengurangi dampak negatif terhadap alam, memenuhi kebutuhan hidup manusia tanpa merusak keseimbangan ekosistem, serta menciptakan masa depan yang lebih sehat bagi generasi berikutnya. Semangat tersebut sejalan dengan Gerakan LANGKAH yang mendorong tindakan sederhana namun bermakna, seperti menghemat listrik, menanam tumbuhan, bijak dalam penggunaan kertas, membawa botol dan kotak bekal dari rumah, mengelola sampah melalui reduce, reuse, recycle, mengajak orang sekitar untuk peduli lingkungan, serta mengurangi penggunaan plastik. Melalui langkah-langkah kecil ini, kita bersama dapat membangun kebiasaan yang membawa dampak besar bagi kelestarian bumi. Mari, ambil LANGKAH mu bersama kami !

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

5 Tips Hilangkan Bau Kotoran Ternak, Tetangga Ikut Senang

17 Sep 2025, 09:58 WIBLife