- Guru Pendamping: Eni Susanti S.Pd.
- Ketua Tim: Sevira Mutiara Kaffah
- Anggota: Tsania Nadia A., Charristya Tahta Fadilla, Gita Ananta, Michelle Aura Nebrisca, Chaynaya Raisa Putri S.
[MADING] Solusi A.S.I.K. Hadapi Krisis Iklim

Pemanasan global merupakan ancaman nyata. Aktivitas manusia telah mendorong naiknya suhu bumi, merusak ekosistem, dan mengancam kehidupan flora dan fauna. Namun, perubahan masih bisa kita lakukan!
Kami Tim Jurnalistik Skasix SMK Negeri 6 Semarang, menghadirkan sebuah karya mading mengenai kenaikan suhu bumi akibat aktivitas manusia beserta solusinya.
Ingat! setiap tindakan sekecil apa pun sangat berarti bagi bumi kita. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang, kapan lagi?
Tim Redaksi kami terdiri dari:
Karya ini dipersembahkan untuk Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025 dan ditampilkan tanpa penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Bayangkan kamu tinggal di rumah yang perlahan-lahan terbakar, tapi kamu sendiri yang malah memantik apinya. Setiap asap kendaraan, setiap tumpukan sampah plastik, setiap hutan yang hilang, adalah pemicu yang tanpa sadar menghancurkan Bumi, rumah kita satu-satunya yang kini menjadi semakin panas dan rapuh. Selama ratusan ribu tahun, planet ini menyediakan semua yang kita butuhkan untuk bertahan hidup dan berkembang, seperti tanahnya yang subur, airnya yang melimpah, oksigen yang mencukupi. Tapi apakah semua ini akan bertahan selamanya?
Saat ini Bumi sedang menghadapi masalah serius yaitu perubahan iklim. Fenomena ini bukan sekadar isu lingkungan, tetapi krisis global yang dampaknya sudah dirasakan di berbagai belahan dunia. Indonesia, sebagai salah satu negara dengan kekayaan alam melimpah, tidak luput dari ancaman ini. Menurut BMKG, perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dalam pola suhu, curah hujan, dan fenomena cuaca lainnya di Bumi. BMKG mencatat 2024 sebagai tahun terpanas disepanjang sejarah Indonesia, dengan suhu global naik 1,55 °C. Sedangkan pada tahun 2025, kemarau akan masuk pada bulan April hingga Juni, dan puncaknya pada Agustus di sebagian besar wilayah Indonesia. Dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, musim kemarau 2025 akan lebih pendek. Meski terdengar sepele, perubahan musim yang tidak biasa ini perlu diwaspadai karena dapat menimbulkan berbagai ancaman, mulai dari cuaca ekstrem yang tidak terprediksi hingga risiko gagal panen. Salah satu dampak perubahan iklim yang akan kita bahas adalah kenaikan suhu bumi akibat aktivitas manusia.
Aktivitas manusia yang paling mendorong kenaikan suhu bumi diantaranya pembakaran bahan bakar fosil. Jakarta sebagai salah satu kota terpadat dengan jumlah penduduk 10,67 juta jiwa (Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, 2025), cenderung memiliki ketergantungan tinggi akan BBM terutama dalam sektor transportasi dan industri. Ketergantungan ini dapat meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca yang memerangkap panas di atmosfer Bumi, dan apabila terus-menerus menumpuk di atmosfer maka akan menyebabkan penipisan lapisan ozon.
Selain itu, penggundulan hutan juga berperan besar dalam naiknya suhu Bumi. Di perkotaan seperti Jakarta, alih fungsi lahan hijau menjadi kawasan permukiman dan perkantoran, dapat mengurangi ruang terbuka hijau yang berfungsi menyerap karbon dioksida dan menyaring polusi udara. Akibatnya, suhu di perkotaan cenderung lebih tinggi dibandingkan daerah sekitarnya, menciptakan fenomena yang dijuluki urban heat island atau pulau panas perkotaan.
Sampah yang tidak dikelola dengan baik juga memperluas ancaman akibat kenaikan suhu bumi. Peristiwa longsoran sampah di TPA Galuga, Bogor, yang menewaskan seorang pekerja pada tanggal 11 Agustus 2025 menjadi bukti nyata, bahwa sampah bukan hanya soal kebersihan, tetapi juga ancaman lingkungan dan keselamatan. Diperparah dengan kebiasaan membakar dan menimbun sampah plastik, yang dapat melepaskan zat beracun seperti dioksin sehingga memperburuk kualitas udara dan meningkatkan suhu bumi. Selain itu, fenomena naiknya suhu bumi juga memberikan dampak pada kesehatan yang dapat membahayakan keberlangsungan hidup manusia, semacam gangguan pernapasan akibat polusi udara, berbagai penyakit menular seperti malaria, demam berdarah, TBC, dan kolera, serta kekurangan bahan pangan dan air bersih.
Dampaknya sangat mengerikan bukan? Ironisnya, menurut Survei Nasional PPIM UIN Jakarta tahun 2024, 21% masyarakat Indonesia masih meragukan fakta bahwa manusia berperan dalam perubahan iklim. Presentase ini membuktikan bahwa tidak sedikit orang menganggap kenaikan suhu ini sebagai fenomena alami.
Lalu siapakah yang berperan penting dalam menangani masalah perubahan iklim ini? Peran aktif Individu dan masyarakat merupakan kunci utama dalam pengurangan risiko bencana akibat perubahan iklim, yaitu melalui cara A.S.I.K. :
- Aksi transportasi ramah lingkungan. Berjalan kaki, bersepeda, serta memanfaatkan adanya transportasi umum untuk aktivitas sehari-hari, dibandingkan menggunakan transportasi pribadi.
- Strategi penghijauan. Melakukan penghijauan di lingkungan terdekat, seperti di pekarangan rumah dan halaman sekolah. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan, yang minimal terdapat 30% dari luas wilayah sesuai UU No. 26 Tahun 2007.
- Implementasi 5R. Terdiri dari Reduce (mengurangi), Reuse (menggunakan kembali), Recycle (mendaur ulang), Repair (memperbaiki), Recover (memulihkan).
- Kuliah online lingkungan. Memanfaatkan platform media sosial sebagai ruang edukasi dan berbagi solusi mengenai permasalahan lingkungan.
Nah, kalian tahu gak sih? Sekarang, penduduk Indonesia didominasi oleh generasi muda. Di mana dominasi ini memberikan sepercik harapan dan potensi kemajuan serta perubahan di masa depan. Teknologi juga bisa menjadi alat yang sangat ampuh untuk memulai sebuah perubahan, terutama di era digital saat ini. Generasi muda yang tumbuh di era digital punya akses mudah untuk menyebarkan informasi, kampanye, dan edukasi melalui media sosial. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube bukan lagi sekadar hiburan, tapi juga ruang berbagi solusi. Contohnya, aksi-aksi kampanye seperti #ZeroWaste yang mengajak untuk mengurangi limbah plastik, tutorial DIY daur ulang, hingga video edukatif dengan mempromosikan gaya hidup berkelanjutan yang meningkatkan kesadaran tentang dampak perubahan iklim. Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin terlihat sepele, tetapi jika dilakukan secara konsisten dan melibatkan banyak orang, akan memberikan pengaruh nyata bagi lingkungan.
Esai: Kesimpulan

Manusia sangat bergantung pada Bumi untuk bertahan hidup. Namun, aktivitas manusia justru menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan suhu global, hal ini dapat mengancam Bumi dan keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Aktivitas pembakaran bahan bakar fosil yang meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca, penggundulan hutan yang mengurangi kemampuan penyerapan karbon dioksida, serta sampah-sampah yang tidak terkelola dengan baik dapat melepaskan zat beracun ke udara. Aktivitas-aktivitas ini memperburuk kondisi iklim dan memberikan dampak negatif pada Bumi.
Kenaikan suhu bumi bukanlah fenomena alam yang bisa disepelekan. Hal ini merupakan masalah global yang memerlukan solusi kolektif, melalui cara A.S.I.K kami menawarkan beberapa solusi sederhana yang dapat dilakukan masyarakat agar berperan aktif dalam mengatasi kenaikan suhu bumi dan mencegah dampaknya yang semakin parah, seperti aksi transportasi ramah lingkungan yang meliputi penggunaan transportasi umum dan bersepeda, penghijauan dengan menanam pohon, implementasi prinsip 5R (Reduce, Reuse, Recycle, Recover, dan Repair), serta kuliah online mengenai lingkungan. Beberapa aksi ini dapat menjadi langkah nyata yang sederhana dalam menekan laju pemanasan global.
Menjaga kelestarian lingkungan bukan sekadar tanggung jawab, tetapi kewajiban moral setiap manusia. Sebagai generasi muda, kita perlu peduli terhadap isu lingkungan guna menjaga Bumi dan mempertahankan sumber daya alam Indonesia agar tetap layak huni bagi generasi mendatang. Sangat menyenangkan bukan, apabila keindahan alam yang diceritakan orang tua kita bisa kita ceritakan ke anak cucu kita. Aksikan rasa terima kasihmu kepada Bumi dengan merawatnya!
[Infografik]: Aksi Kecil, Dampak Besar: A.S.I.K.

Aktivitas manusia merupakan salah satu faktor pendorong naiknya suhu bumi. Penggunaan bahan bakar fosil berlebihan, penggundulan hutan, dan sampah tidak dikelola dengan benar, merupakan aktivitas yang secara nyata memberikan dampak buruk pada kelestarian bumi. Ayo waspadai dampak perubahan iklim dengan solusi A.S.I.K.!
Mulailah dari diri sendiri, karena bumi butuh aksi nyata. Bukan nanti, tapi sekarang!
[Rubrik Diskusi Pertamina]: Pengelolaan Sampah Ekonomi Sirkular

Dalam menghadapi tantangan sampah di Indonesia, Pertamina hadir dengan berbagai inisiatif berbasis ekonomi sirkular. Melalui program inovatif seperti pemanfaatan sabut kelapa, pengolahan minyak jelantah, hingga bioplastik dari limbah kulit jeruk, Pertamina bersama masyarakat berkomitmen mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.
[Foto Bercerita]: Cerita Di Balik A.S.I.K.

Mulai dari diskusi mading di kos, ngobrol soal panas-hujan dadakan sampai brainstorming A.S.I.K. buat bumi.
Waktu lagi burn out nyari ide mading, tiba-tiba kepikiran, “Eh, kemarin panas banget, tiba-tiba malemnya hujan!” Fenomena kecil itu bikin kami sadar kalau kenaikan suhu global nggak bisa dianggap remeh. Kita mencari-cari tau kenapa fenomena tersebut bisa terjadi. Dari situlah muncul ide mading “Solusi A.S.I.K. Hadapi Krisis Iklim".
Proses penyusunan materi diawali dengan perancangan kerangka esai untuk memastikan alur pembahasan terarah. Dilanjutkan dengan riset mendalam guna memperoleh informasi yang valid dan relevan, kemudian ditulis dengan bahasa runtut dan mudah dipahami. Hasil esai tersebut kemudian dikembangkan menjadi bentuk visual melalui ilustrasi dan infografik agar pesan lebih jelas dan menarik. Tahap akhir mencakup revisi menyeluruh dan konfirmasi bersama guru pembimbing untuk menjamin kesesuaian, kelengkapan, dan ketepatan penyajian.
Nggak berhenti di situ aja, kami juga membahas ide reels sebagai bentuk visualisasi esai dalam format video singkat yang kreatif dan komunikatif, sehingga dapat menjangkau audiens lebih luas. Dari obrolan santai di kos, lahirlah karya yang nggak cuma seru tapi juga A.S.I.K. untuk bumi.
[Foto Bercerita]: Di Balik Lensa A.S.I.K.

Kamera udah siap, tapi cuaca berubah. Ini dia Cerita adaptasi dari Tim Jurnalistik Skasix di lokasi syuting reels Solusi A.S.I.K hadapi krisis Iklim.
Hari itu kami udah siap banget buat ambil video reels “Solusi A.S.I.K Hadapi Krisis Iklim”. Kamera udah stand by, lokasi udah oke, alur adegan pun udah rapi di kepala. Semuanya keliatan lancar banget di awal. Tapi pas baru mulai ambil gambar, hujan deras tiba-tiba turun tanpa tanda-tanda. Mau nggak mau kami harus geser rencana, cari cara supaya tetap bisa jalan.
Waktu kami butuh sinar matahari, eh malah turun hujan. Pas lagi berharap hujan turun, eh malah panas terik. Jadinya kami harus cepat beradaptasi, mencari celah biar tetap dapet hasil yang sesuai.
Momen kecil ini sebenarnya jadi pengingat buat kita semua. Cuaca sekarang bener-bener susah ditebak. Perubahan iklim bukan sekedar isu besar di berita, tapi juga berdampak langsung di aktivitas sehari-hari.
[Komik]: Perubahan Iklim itu NYATA! (Based on True Story))

Tadinya sih panas banget, eh beberapa waktu kemudian hujan deres tanpa ngasih pertanda. Alhasil, buku salah satu temen kita jadi basah kuyup. Dari kejadian nyata ini, akhirnya kita bikin komik buat nunjukin gimana cuaca sekarang tuh makin nggak bisa diprediksi. Tugas sekolah yang harusnya bisa dikumpulin tepat waktu malah rusak karena kehujanan. Masih berpikir kalau perubahan iklim cuma sekedar berita? Dari hal kecil kayak gini aja udah kelihatan kalau perubahan iklim bener-bener ngaruh ke hidup kita sehari-hari, tanpa kita sadari.
Berikut merupakan karya mading tim Jurnalistik Skasix dari SMK Negeri 6 Semarang. Kami harap karya mading digital ini dapat menggerakkan pembaca untuk lebih peduli dan bertanggung jawab menjaga bumi, sehingga lingkungan yang sehat dan lestari bisa kita wariskan kepada generasi mendatang. Karena masa depan bumi ditentukan oleh tindakan yang kita lakukan hari ini.