Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[MADING] T.H.I.N.K. Smart, Go Green!

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Ecolyn_SMAN 1 Pontianak

"Nature is not a place to visit. It is home." - Gary Snyder

Halo, Eco-Warrior!

Di tengah kemajuan peradaban manusia, kondisi bumi ternyata kian memburuk hingga berpotensi membahayakan kita. Padahal, seharusnya kita tetap menjaga kelestarian lingkungan demi kelangsungan hidup bersama. Maka dari itu, diperlukan peranan aktif yang cerdas demi melindungi "rumah" kita bersama sampai generasi selanjutnya. Kami dari tim Ecolyn SMAN 1 Pontianak akan memperkenalkan salah satu konsep untuk memelihara lingkungan secara optimal yang dapat dimulai dari kebiasaan sehari-hari melalui mading yang berjudul T.H.I.N.K Smart, Go Green! ini. Tujuan kami atas dipublikasikannya mading ini untuk mengajak para pembaca agar tidak hanya peduli terhadap kondisi lingkungan di sekitar, tetapi juga ikut melakukan aksi nyata yang efektif.

Selamat membaca!

Ayo berkenalan dengan tim redaksi kami!

Guru Pendamping : Utin Nurlina S.Pd

Ketua : Khandra Medika Khairiya

Anggota :

  • Dzakira Aqila Radhiya Alqadrie
  • Nadia Almira Detrias
  • Talitha Desty Putri
  • Tirza Xaviera

Karya ini dibuat untuk keperluan Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025.

Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.

Esai: Latar Belakang

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Ecolyn_SMAN 1 Pontianak

FOMO MERAJA, HIJAU JADI BIASA

Sadar nggak sih kalau akhir-akhir ini cuaca terasa sangat panas. Seakan sengatan matahari yang terik membuat aktivitas menjadi gak nyaman banget. Bahkan di area ekuator, kota Pontianak suhunya bisa mencapai 36,2° C pada tahun 2024, loh! Bayangin aja kalau anomali satu ini gak di tangani, bisa-bisa nyampe 40° C nih. Sebenarnya, tanda ini bahaya gak sih bagi peradaban manusia? Meski ilmu dan teknologi semakin canggih, nyatanya semua itu menjadi mimpi buruk buat bumi, yaitu climate change.

Mendengar istilah climate change (perubahan iklim), pasti menjadi kalimat yang tidak asing bukan? Climate change adalah sebuah fenomena kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi yang tidak rasional. Berbeda dengan climate variability, faktor utama dari climate change ialah perbuatan manusia yang tinggal di bumi ini. Dari aktivitas berkendara, berternak, pembakaran hingga industri menjadi alasan besar dari panasnya kondisi bumi.

Tetapi semakin ke sini, dampaknya semakin nyata di depan mata. Es kutub mulai mencair, kebakaran hutan yang rentan terjadi, dan badai ekstrem yang terus bermunculan. Ironisnya, masih saja ada masyarakat yang menganggap kejadian ini cuman suatu hal biasa. Fakta ini dapat dibuktikan pada tahun 2024 dari web Voice of America Indonesia (VOAIndonesia, 2024), tahun 2024 ditetapkan sebagai tahun terpanas dengan suhu yang melampaui ambang batas, yakni 1,5 derajat Celcius. Kondisi ini telah melanggar ketetapan yang ditetapkan dalam Perjanjian Iklim Paris.

Adapun satu bentuk kontribusi pemerintah yang belum cukup optimal dalam masalah climate change, yaitu dengan menetapkan materi sejak SD hingga SMA melalui Keputusan Capaian pembelajaran pada kurikulum merdeka. Namun, tujuan tersebut belum dapat dicapai dengan optimal karena masyarakat masih acuh dan kerap melakukan aktivitas kerusakan lingkungan. Di sinilah pentingnya pendekatan yang lebih kreatif. Bukan hanya mengedukasi dengan cara menyuruh dan membaca, tapi memberi contoh serta menanamkan rasa peduli melalui aksi nyata.

Keuntungan hidup di era digital saat ini, yakni suatu informasi dapat disebar dengan satu klik. Teknologi seperti gawai dapat menjadi sarana persuasif yang efektif untuk membujuk masyarakat berbuat positif. Demikian, banyak konten kreator maupun anak sekolah yang ikut menyuarakan masalah anomali climate change. Salah satunya ialah Pandawara Group yang muncul pada tahun 2022. Mereka menjadi viral bagi kalangan anak muda dalam kegiatan penghijauan, yakni pembersihan sampah. Seiring waktu, masyarakat mulai tertarik sehingga kembali sadar dan peduli. Bisa dibilang karena takut ketinggalan tren alias FOMO, orang jadi ikutan. Walau FOMO berdampak negatif, tapi dapat menjadi pemicu dalam berbuat kebaikan.

Kalau tren sekarang adalah peduli terhadap lingkungan, kenapa tidak dijadikan sebuah kebiasaan saja? Ternyata tren ini sering dikaitkan dengan sustainable. Konsep sustainable menekankan bahwa kita harus menggunakan sumber daya secukupnya dengan penuh rasa tanggung jawab agar kelak bumi dapat diwarisi ke generasi emas berikutnya. Tau gak si, ada cara simpel sebagai kader anti climate change. Salah satu caranya adalah metode T.H.I.N.K: Take a look (hati-hati), Handle (mengelola masalah), Inspire (menginspirasi orang lain), Nurture (perawatan lingkungan) dan Keep it green (tetap hijau). Semisal, membawa tempat bekal untuk menghindari plastik sekali pakai, menanam tanaman di lingkungan rumah atau sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan pembersihan lingkungan sekitar contohnya piket kelas.

Esai: Kesimpulan

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Ecolyn_SMAN 1 Pontianak

Climate change bukanlah sesuatu yang bisa kita hindari akan tetapi sesuatu yang harus kita hadapi kedepannya. Salah satu caranya dengan metode T.H.I.N.K sebagai gaya hidup hijau/sustainable ala anak pelajar. Gaya hidup hijau dapat dibentuk dengan adanya teknologi dan sistem pembelajaran di sekolah. Berkat kegiatan nyata seperti daur ulang, menanam pohon atau proyek lingkungan, siswa mungkin lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam melindungi bumi. Seiring waktu, kesadaran ini dapat mengubah pikiran-pikiran siswa yang awalnya berpartisipasi dalam tren karena FOMO menjadi kebiasaan positif yang dilakukan dengan kesadaran penuh.

Seperti kata Hina di movie Weathering with You, “That summer day, up in the sky... We've dramatically changed the shape of the world.” Kita memang sudah mengubah dunia, tapi masih ada waktu untuk memperbaiki. Tidak harus menjadi seorang aktivis untuk peduli terhadap lingkungan, dengan satu langkah kecil saja di hari ini, menjadi sebuah jejak bagi masa depan.

Infografik

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Ecolyn_SMAN 1 Pontianak

Penerapan konsep sustainable sebagai upaya menjaga kelestarian lingkungan memerlukan tindakan nyata yang harus dilakukan secara bersama-sama, salah satunya dengan cara T.H.I.N.K. Melalui infografik ini, diharapkan kita semua dapat berperan dan memberi tindakan nyata sebagai Eco-Warrior yang selalu melindungi alam dan keasrian bumi dengan langkah-langkah optimal. T.H.I.N.K. tidak hanya dapat diaplikasikan dalam gerakan terkait pengolahan sampah saja, tetapi dapat diterapkan juga disetiap gerakan apapun yang berdampak positif bagi lingkungan seperti gerakan hemat air, hemat energi, go-green dan sebagainya.

Rubrik Diskusi: Infografik Pertamina

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Ecolyn_SMAN 1 Pontianak

Sumber energi adalah kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh seluruh sektor dalam kehidupan. Namun, sumber daya yang tidak terbarukan akan semakin menipis seiring berjalannya waktu. Pemanfaatannya pun merusak bumi sehingga diperlukan efisiensi energi optimal. Pada rubrik diskusi ini, kami memaparkan beberapa peran aktif Pertamina sebagai BUMN sektor energi Indonesia dalam mencapai target pemerintah yakni net-zero emission pada tahun 2060 untuk mendukung transisi energi. Kita sebagai masyarakat awam juga dapat berkontribusi dengan langkah-langkah kecil bagi lingkungan berenergi bersih dan lestari.

Foto Bercerita

Kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025
IDN Times Xplore/Ecolyn_SMAN 1 Pontianak

Dalam setiap karya, tersimpan perjalanan panjang yang penuh makna. Proses pembuatan mading ini bukan sekadar menyusun kata-kata dan gambar, tapi juga menyulam kisah kebersamaan, kreativitas, dan kepedulian terhadap alam. Foto-foto ini bukan hanya dokumentasi, tetapi jejak yang menghidupkan cerita. Foto bercerita ini dibuat dengan harapan agar semua orang dapat merasakan kehangatan dan kebersamaan dalam tim kecil kami, serta dorongan untuk ikut menjaga alam, sekecil apapun langkahnya.

Akhirnya tibalah kita di penghujung mading kali ini. Kami harap setelah membaca mading ini, kita semua dapat mewujudkan dan menerapkan aksi nyata untuk menjaga lingkungan dan bumi. Masa depan ada pada tangan kita di masa kini. Pilihannya hanya dua: membiarkannya sirna perlahan hingga lenyap atau menggenggamnya dengan segenap usaha agar tetap bernyawa?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yudha ‎
EditorYudha ‎
Follow Us

Latest in Life

See More

[MADING] Satu Aksi, Sejuta Solusi

17 Sep 2025, 10:33 WIBLife
Tim TrashFormer—SMA N 1 Dawan

[MADING] W.O.W.

17 Sep 2025, 10:13 WIBLife