Guru Pendamping: Ade Rahmah Setiawaty, S.Pd
Ketua: Nida Khairani Puteri Az Zahra
Anggota: Happy Maia Yuke Rahayu, Nurul Huda, Hasna Oktira Tanaya, Meida Ayuni Silviana, Anggraeni
[MADING] Bangkitkan Semangat, Jalankan Niat, untuk Pulihkan Bumi

Halo, Sobat Warriors! Selamat datang di mading digital kami, Tim Cativerse of IMKATA dari SMKI Insan Mulia Kab. Tangerang, dengan penuh semangat kami mempersembahkan karya mading yang bertema “Bangkitkan Semangat, Jalankan Niat untuk Pulihkan Bumi”. Melalui mading ini, kami akan berbagi inspirasi, informasi, dan aksi nyata yang bisa kita lakukan bersama untuk mendukung bumi menuju masa depan yang lebih sehat dan lestari.
Susunan tim redaksi kami:
Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Esai: Latar Belakang

Permasalahan sampah di Indonesia merupakan isu lingkungan yang terus berulang tanpa solusi tuntas. Sampah tidak hanya menimbulkan bau dan pencemaran, tetapi juga menjadi simbol dari rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan. Sejak tragedi meledaknya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah pada 21 Februari 2005, pengelolaan sampah di Indonesia belum menunjukkan perbaikan yang signifikan. Persoalan ini tidak hanya terjadi di masyarakat umum, namun juga merambah ke lingkungan sekolah yang seharusnya menjadi tempat belajar dan menanamkan nilai-nilai kebersihan sejak dini.
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2023, per 24 Juli 2024, tercatat bahwa jumlah timbunan sampah nasional telah mencapai 31,9 juta ton. Angka yang mengejutkan ini menyoroti tantangan lingkungan dan kesehatan masyarakat yang signifikan, karena hampir 36% dari sampah nasional, setara dengan 11,3 juta ton, tidak terkelola dengan baik. Kondisi ini semakin memprihatinkan mengingat jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah, yang secara langsung berbanding lurus dengan peningkatan produksi sampah. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 286.693.693 jiwa, berdasarkan data semester I 2025 dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). setiap tahun penduduk Indonesia terus bertambah. Dengan bertambah skala penduduk Indonesia kasus penumpukan sampah di Indonesia juga terus menambah. Bahkan di lingkungan sekolah, seperti di SDN 007 Sidodadi, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, penumpukan sampah di sekitar pagar sekolah mengganggu kenyamanan dan konsentrasi siswa dalam belajar. Jika perilaku membuang sampah sembarangan terus dianggap biasa, hal ini berpotensi menormalisasi praktik yang merugikan lingkungan, sehingga generasi muda akan kehilangan kesadaran dan kepedulian untuk menjaga lingkungan di masa depan.
Esai: Kesimpulan

Dalam mengatasi permasalahan ini, pendekatan edukatif saja seringkali tidak cukup karena perubahan perilaku yang berkelanjutan memerlukan insentif yang lebih kuat dan sistem yang mendukung. Oleh karena itu, perlu ada inovasi dalam pengelolaan sampah yang tidak hanya menyelesaikan persoalan lingkungan, tetapi juga memberikan nilai tambah secara ekonomi. Salah satu pendekatan yang mulai dilirik adalah pengelolaan sampah berbasis investasi. Konsep ini melibatkan pengumpulan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah sebagai aset bernilai ekonomi. Melalui pendekatan ini, sampah bukan lagi dianggap sebagai limbah, melainkan sebagai sumber daya yang bisa dikelola untuk menghasilkan keuntungan.
Pemahaman tentang investasi berbasis sampah perlu diperkenalkan kepada pelajar sejak dini. Selama ini, investasi seringkali dikaitkan dengan hal-hal yang rumit, mahal, dan hanya dapat dilakukan oleh orang dewasa. Padahal, konsep dasar investasi adalah menanam sesuatu hari ini untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Dengan kemajuan teknologi dan sistem digital, pelajar dapat dengan mudah memulai investasi sederhana berbasis sampah. Misalnya, dengan mengumpulkan dan menyetorkan sampah ke bank sampah digital – sebuah platform yang secara elektronik mencatat dan mengkonversi nilai sampah menjadi 'tabungan' yang dapat diakses atau dicairkan – mereka dapat belajar mengelola keuangan dan memahami nilai dari upaya menjaga lingkungan.
Konsep ini melibatkan pengumpulan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah sebagai aset bernilai ekonomi. Pendekatan ini telah mulai diimplementasikan melalui berbagai inisiatif, termasuk platform teknologi. Salah satu contoh konkret adalah platform Bank Sampah Digital Imkata, sebuah website berbasis teknologi yang membantu mengubah sampah menjadi uang. Di sekolah, program seperti “saham sampah” bisa diterapkan. Program ini dimulai dengan membentuk tim pengelola sampah yang terdiri dari siswa dan guru pembimbing. Siswa dapat membeli lembar saham mini seharga Rp2.000–Rp5.000 sebagai bentuk partisipasi modal. Modal ini digunakan untuk mengumpulkan, memilah, dan membersihkan sampah yang memiliki nilai jual, seperti botol plastik, kertas, dan logam. Sampah kemudian dijual ke bank sampah atau diolah menjadi produk kreatif, seperti pot tanaman atau tas kain. Keuntungan dari penjualan dibagikan kepada pemegang saham sesuai proporsi kepemilikannya. Sistem ini tidak hanya mengajarkan pelajar tentang pengelolaan lingkungan, tetapi juga memperkenalkan konsep investasi, pembagian hasil, dan manajemen usaha sederhana.
Investasi sampah memiliki dampak yang besar, baik secara ekonomi maupun lingkungan. Selain mendorong perubahan pola pikir masyarakat untuk lebih bertanggung jawab terhadap sampah, pendekatan ini juga menciptakan nilai tambah dari sesuatu yang awalnya dianggap tidak berguna. Pelajar sebagai generasi penerus bangsa akan tumbuh dengan pemahaman bahwa menjaga lingkungan bisa dilakukan secara produktif dan berkelanjutan. Selain itu, mereka juga belajar bahwa waktu adalah aset penting dalam investasi: semakin cepat mulai, semakin besar potensi hasil di masa depan. Usia muda memungkinkan mereka mengambil risiko lebih besar dan belajar dari pengalaman tersebut.
Dengan demikian, investasi sampah bukan hanya solusi alternatif terhadap krisis lingkungan, tetapi juga menjadi sarana pendidikan karakter, ekonomi, dan kepedulian sosial. Jika dikelola dengan serius dan didukung berbagai pihak, bukan tidak mungkin Indonesia bisa berubah dari negara dengan masalah sampah menjadi negara yang mampu mengelola sampah sebagai sumber kekuatan ekonomi dan pendidikan masa depan.
Infografik

Sampah bukan lagi sekadar limbah, tetapi dapat menjadi aset investasi berbasis lingkungan yang mampu menghasilkan keuntungan ekonomi, membuka lapangan kerja, menyediakan energi terbarukan, sekaligus menjaga kelestarian bumi dari pencemaran. Melalui pengelolaan modern seperti bank sampah, daur ulang plastik, hingga konversi sampah organik menjadi pupuk atau biogas, sampah terbukti memiliki nilai tambah besar yang mendukung terciptanya ekonomi hijau. Dengan dukungan teknologi, edukasi, dan partisipasi masyarakat, sampah dapat bertransformasi menjadi sumber daya bermanfaat yang memberi dampak positif jangka panjang bagi manusia dan lingkungan.
Rubrik Diskusi-Infografik Pertamina

Pertamina berperan penting dalam pengurangan sampah plastik di Indonesia, salah satu cara yang dilakukan, yaitu pengubahan sampah plastik menjadi BBM lewat teknologi pirolisis. Selain itu, pertamina juga membuat proyek yang bekerjasama dengan Universitas Pertamina, dukung mesin pirolisis BRIN, hingga program Corporate Social Responsibility (CSR) seperti botol plastik jadi pelampung dan mesin tukar botol jadi poin. Tak hanya itu, melalui transisi energi, Pertamina mendukung target pemerintah untuk mewujudkan Net Zero Emission pada tahun 2060.
Foto Bercerita

Dalam mempersiapkan Mading online kami diiringi dengan canda dan tawa, tetapi ada saatnya kita serius untuk menghasilkan karya yang menarik bagi juri dan pembaca. Proses pembuatan cover esai dilakukan melalui kerja sama antara tim esai dan tim infografik, mulai dari bertukar ide, membuat foto bercerita, hingga menyusun visual yang kuat. Dengan bimbingan guru pendamping, seluruh tim bekerja kompak hingga akhirnya esai disusun dengan kesimpulan yang jelas dan mudah dipahami, serta infografik yang menarik dan akurat.
Mading digital ini bertujuan untuk memberikan solusi dan edukasi terhadap permasalahan sampah. Diharapkan aksi-aksi yang telah disampaikan di mading dan esai nantinya bisa menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengatasi dan mengelola permasalahan sampah. Dan menjadi salah satu aksi yang berdampak positif kedepannya. Diharapkan anak-anak muda jadi bisa peduli juga terhadap lingkungan salah satunya terhadap sampah.