5 Kiat Membuat Epilog dalam Karya Fiksi, Catat dan Terapkan!

Saat kamu senang menulis atau membuat cerita, tentunya bagian paling menyenangkan adalah di ending atau akhir cerita. Namun, perlu diketahui bahwa ending cerita tetap harus dibuat semaksimal mungkin. Akhir dari cerita dalam novel atau karya fiksi bisa juga berbentuk epilog.
"Epilog adalah bab yang mengakhiri sebuah novel atau karya fiksi. Biasanya memiliki perbedaan dalam nada, sudut pandang, atau periode waktu dibandingkan bab-bab lain dalam cerita tersebut," jelas Joe Bunting, seorang best-seller writer, dilansir The Write Practice.
Dalam sebuah cerita, epilog memang gak wajib dicantumkan. Namun, akan lebih bagus dan menarik jika ceritamu memiliki epilog. Karena akan membuat pembaca merasa puas dengan akhir cerita di novelmu. Inilah beberapa kiat menulis atau membuat epilog yang bisa kamu coba.
1. Tentukan tujuan yang jelas saat membuat epilog

Ketika kamu akan menulis epilog, maka sebelumnya pikirkan terlebih dahulu apa tujuannya. Dilansir WikiHow, Stephanie Wong Ken, MFA, seorang penulis berpengalaman, menyebutkan bahwa terdapat beberapa tujuan dari pembuatan epilog. Kamu bisa membuat epilog untuk memberikan alternative ending atau memberi tahu pembaca apa yang terjadi pada karakter utama beberapa tahun kemudian.
Kamu bisa mencoba memilih apa tujuanmu membuat epilog. Jangan sampai epilog yang dihadirkan memiliki sifat abstrak atau gak jelas. Sehingga nantinya malah membuat pembaca bingung.
2. Tulislah epilog secara logis

Apa pun tujuan kamu dalam membuat epilog, pastikan tetap menuliskannya secara logis. Jangan sampai epilog yang ditulis gak berkesinambungan dengan isi cerita. Karena epilog tetap menjadi salah satu bagian dari cerita yang kamu tulis.
"Ketika epilog gak logis, maka berisiko membuat pembaca merasa tertipu, karena telah membaca keseluruhan buku yang gak ada hubungannya dengan epilog," ujar JD Edwin, seorang penulis buku sci-fi dan fantasy berpengalaman, dilansir The Write Practice.
Tentunya kamu gak ingin pembaca memberikan ulasan buruk terhadap ceritamu, hanya karena epilog yang gak berkesinambungan dengan keseluruhan cerita. Oleh sebab itu, pastikan tokoh dan alurnya tetap berlanjut, jangan seolah membuat cerita baru di epilog.
3. Jadikan epilog sebagai pengantar dari sekuel

Jika kamu berminat membuat sekuel dari ceritamu, maka epilog bisa dimanfaatkan sebagai pengantarnya. Dengan kata lain, Stephanie Wong menjelaskan, epilog dijadikan sebagai pratinjau dari sekuel yang nantinya akan kamu buat.
Misalnya, kamu bisa menuliskan apa yang terjadi pada tokoh utama beberapa tahun kemudian. Sehingga nantinya pembaca tahu bahwa kisah tokoh utama akan dijelaskan lebih detail dalam sekuelnya.
4. Buatlah pembaca penasaran saat membaca epilog

Untuk membuat epilog lebih mengesankan, cobalah munculkan narasi yang membuat pembaca penasaran. Dilansir Now Novel, Jordan, seorang penulis dan community manager, memberi contoh misalnya dengan menghadirkan karakter baru, tetapi jangan sampai menghilangkan tokoh utama.
Dengan begitu, pembaca akan bertanya-tanya, siapakah karakter yang tiba-tiba muncul ini? Beberapa pembaca mungkin akan langsung menebak bahwa kamu akan membuat sekuel dari cerita tersebut. Pastikan juga karakter yang dimunculkan di epilog memang akan ada di sekuelnya.
5. Buatlah epilog secara ringkas

Saat membuat epilog, pastikan untuk gak menuliskannya terlalu panjang. Jordan menyebutkan, akan terasa membosankan jika epilog terlalu panjang. Karena pembaca sudah melewati konflik dan klimaks dari cerita tersebut.
Oleh sebab itu, cukup tuliskan 2-3 lembar epilog saja di bukumu. Jangan sampai terlalu bertele-tele dan detail. Karena epilog bukanlah bab yang harus menerangkan cerita detail seperti pada bab-bab sebelumnya.
Itulah beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk membuat dan menulis epilog. Yuk, tambahkan epilog, supaya ceritamu makin menarik! Jangan lupa ikuti kiat-kiat di atas, ya!