5 Novel Berlatar di Tengah Kekacauan Politik, Mendebarkan!

Novel yang berlatar di tengah konflik politik atau peperangan selalu menawarkan cerita mendebarkan sekaligus menyentuh. Di balik kisah cinta, persahabatan, dan perjuangan para tokohnya, pembaca diajak menyelami situasi penuh gejolak. Novel-novel bertema politik ini bukan hanya menghadirkan ketegangan, tetapi juga refleksi tentang bagaimana manusia bertahan.
Untuk kamu yang menyukai kisah dramatis sekaligus penuh makna, berikut rekomendasi novel mendebarkan yang berlatar di tengah kekacauan politik. Setiap buku ini menggambarkan bagaimana peristiwa besar, seperti kolonialisme, perang saudara, hingga perebutan kekuasaan mengubah kehidupan pribadi seseorang.
1. The Parisian — Isabella Hammad

Novel debut Isabella Hammad ini mengambil latar Palestina pada masa Mandat Britania. Ceritanya mengikuti Midhat Kamal, seorang pemuda Palestina yang jatuh cinta pada budaya Prancis saat belajar di Eropa. Namun, ketika ia pulang, tanah kelahirannya sudah tak lagi sama. Kekuasaan kolonial dan tekanan politik memaksanya menghadapi realitas baru yang sulit diterima.
The Parisian menghadirkan kisah identitas yang terbelah antara dua dunia yakni Barat dan Timur. Dengan narasi yang mendalam, novel politik ini menyoroti bagaimana penjajahan dan perubahan sosial mampu membuat seseorang terasing bahkan dari bangsanya sendiri.
2. Brotherless Night – V. V. Ganeshananthan

Berlatar Sri Lanka pada 1980-an, novel ini menyoroti dampak perang saudara melalui mata Sashi, seorang gadis yang bercita-cita menjadi dokter. Hidupnya berubah ketika empat saudara laki-lakinya terseret ke dalam konflik antara pemerintah dan pemberontak Tamil Tigers.
Ganeshananthan menggambarkan dengan detail bagaimana perang memecah belah keluarga, menghancurkan mimpi, dan memaksa seseorang untuk terus bertahan. Novel ini tidak hanya mendebarkan, tetapi juga membuka mata tentang brutalnya kekerasan politik di masa lalu Sri Lanka.
3. The Book of Everlasting Things – Aanchal Malhotra

Novel ini mengisahkan cinta terlarang antara Samir, seorang pembuat parfum Hindu, dan Firdaus, seorang kaligrafer Muslim. Latar ceritanya adalah India pada masa kemerdekaan yang berujung pada tragedi Partition yaitu pemisahan India dan Pakistan.
Konflik politik dan agama memaksa keduanya terpisah meninggalkan luka yang dalam. Lewat detail budaya, seni, dan aroma, novel ini menunjukkan bagaimana cinta bisa bertahan melampaui batas politik, meskipun takdir berkata lain.
4. The Map of Salt and Stars – Zeyn Joukhadar

Mengambil latar Perang Saudara Suriah, kisah The Map of Salt and Stars mengikuti perjalanan Nour, gadis berusia 12 tahun yang melarikan diri bersama keluarganya. Dalam pelariannya, Nour menemukan penghiburan lewat kisah kuno Rawiya, seorang gadis abad pertengahan yang menjadi pembuat peta bersama kartografer legendaris.
Dengan gaya penceritaan yang puitis, novel ini menyatukan realitas pahit pengungsi dengan legenda yang memberi harapan. Sebagai novel tentang perang dan pelarian, The Map of Salt and Stars menegaskan pentingnya cerita dalam menjaga identitas dan harapan di tengah kehancuran.
5. Pachinko – Min Jin Lee

Pachinko adalah sebuah saga keluarga yang sangat terkenal, menceritakan empat generasi imigran Korea di Jepang. Dimulai dari desa nelayan kecil pada masa penjajahan Jepang, novel ini memperlihatkan diskriminasi, kemiskinan, dan perjuangan hidup keluarga tersebut selama puluhan tahun.
Novel politik sekaligus sejarah ini bukan hanya tentang keluarga, tapi juga tentang bagaimana sistem penindasan bisa membentuk identitas. Dengan karakter yang kuat dan cerita penuh emosi, Pachinko adalah bacaan wajib bagi pecinta novel berlatar konflik sejarah.
Deretan novel mendebarkan yang berlatar di tengah kekacauan politik di atas bisa jadi bacaan penuh makna. Kisah-kisah ini membuktikan bahwa politik bukan hanya soal kekuasaan, tetapi juga tentang kehidupan sehari-hari yang hancur dan harus dibangun kembali. Jadi, novel mana yang paling ingin kamu baca lebih dulu?