Pengertian Masdar, Sekaligus Fungsi dan Contohnya dalam Al-Qur’an
- Kosakata dan susunan kata dalam bahasa Arab memudahkan pemahaman
- Ilmu sharaf membahas perubahan struktur bangunan kata
- Fungsi masdar sebagai pengganti kata kerja dan penjelas asal sebuah kata
Ketika belajar sebuah bahasa, biasanya hal pertama yang perlu dipelajari adalah kata atau kosakata dalam bahasa tersebut. Tak terkecuali jika kamu ingin belajar bahasa Arab.
Memahami materi mengenai kosakata, jenis-jenis, hingga susunan kata dalam bahasa Arab bisa memudahkanmu untuk menguasai bahasa tersebut. Salah satu cabang ilmu yang nantinya akan kamu jumpai ketika belajar bahasa Arab ialah ilmu sharaf.
Ilmu ini akan membahas mengenai perubahan struktur bangunan kata. Di dalam ilmu tersebut, kamu juga akan menemukan beberapa tema pembahasan, salah satunya masdar, yaitu kajian ilmu yang mempelajari tentang isim (kata benda, sifat, atau orang) dan fi’il (kata kerja).
Jika ingin mengetahui lebih jauh mengenai masdar, berikut telah IDN Times rangkum dari berbagai sumber disertai fungsi dan contohnya di dalam Al-Qur'an. Yuk, simak ulasan di bawah ini!
1.Pengertian masdar
Dikutip e-book bertajuk ‘Mudahnya Belajar Ilmu Shorof’ (2014) oleh Ahmad Mufid A.R., masdar adalah kata benda yang maknanya merujuk pada suatu peristiwa, kejadian, atau abstraksi yang tidak menerangkan waktu berlangsungnya peristiwa atau kejadian tersebut. Sedangkan, menurut Efranjy Agratama dalam e-book yang berjudul ‘Mudah Belajar Bahasa Arab untuk Pemula’ (2017), masdar adalah kata kerja yang tidak terikat waktu. Karena tidak terikat dengan waktu, maka masdar termasuk dalam kelompok isim.
Masdar merupakan kajian ilmu yang sangat penting dalam struktur kalimat bahasa Arab. Adapun jenis-jenis masdar dibagi menjadi tiga, yakni; masdar marrah (masdar yang menunjukkan kuantitas (hitungan) suatu pekerjaan), masdar nau’ (masdar yang menerangkan bentuk dan sifat pekerjaan), serta masdar taukid (masdar yang menunjukkan penekanan).
2.Fungsi masdar
Sebagai bagian dari ilmu sharaf dalam bahasa Arab, masdar memiliki beberapa fungsi. Berikut ini di antaranya:
- Pengganti kata kerja (fi’il)
Masdar memiliki fungsi sebagai pengganti kata kerja (fi’il) dalam sebuah struktur kalimat. Caranya, kamu cukup menambahkan huruf “ma” (مَا) untuk memberi makna waktu di masa sekarang atau huruf “an” (اَنْ) untuk memberi keterangan waktu lampau atau yang akan datang. Dengan begitu, sebuah kalimat dapat mengungkapkan suatu kejadian atau tindakan tanpa perlu menjelaskan secara detail keterangan waktunya.
- Penjelas asal sebuah kata
Selain sebagai pengganti fi’il, masdar juga berfungsi sebagai penjelas asal kata yang nantinya akan mengalami tashrif (perubahan bentuk kata), sehingga tidak terjadi kesalahan makna dalam mufrodat (kosakata). Secara umum, tashrif yang digunakan adalah tashrif istilahi.
Sebagai contoh, untuk menjelaskan asal kata dari kata dorabu (ضَرَبُ), jika kata itu di-tashrif maka akan berubah menjadi doraba – yadoribu – dorabu (ضَرَبُ - يَضْرِبُ - ضَرَبَا) yang miliki makna ‘memukul’.
Masdar/isim masdar dari kata dorabu (ضَرَبُ) adalah doraba (ضَرَبَا). Sehingga, dapat diartikan bahwa doraba (ضَرَبَا) merupakan kata dasar dari dorabu (ضَرَبُ).
3. Contoh masdar dalam Al-Qur'an
Adapun contoh masdar dalam Al-Qur'an dapat kamu temukan, salah satunya dalam surat Al Fath ayat 1. Berikut bacaannya dalam bentuk terjemahan:
Inna fatakhna laka fathan mubinaa
Lafadz fatkhan (فَتۡحًا) merupakan masdar dari wazan (pola kata) fatakha – yaftakhu – fatkhan (فَتَحَ - يَفْتَحُ - فَتْحًا).
Itu dia penjelasan mengenai masdar berikut fungsi dan contohnya di dalam Al-Qur'an. Semoga informasi ini bisa memudahkanmu dalam belajar bahasa Arab, ya!
