Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mau Jadi Dokter? Ini 7 Realita Kuliah Kedokteran yang Kamu Wajib Tahu!

ilustrasi Mahasiswa Kedokteran (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi Mahasiswa Kedokteran (pexels.com/Gustavo Fring)

Banyak orang bermimpi menjadi dokter karena profesi ini dianggap mulia, bergengsi, dan menjanjikan masa depan yang cerah. Gambarannya seringkali terlihat indah: mengenakan jas putih, bekerja di rumah sakit, dan mendapat penghormatan tinggi dari masyarakat. Namun, di balik semua itu, ada proses pendidikan yang panjang, penuh tekanan, dan tak jarang membuat mahasiswanya tumbang di tengah jalan.

Kalau kamu berpikir kuliah kedokteran hanya soal belajar anatomi lalu langsung bisa praktik, kamu perlu tahu lebih banyak. Realitanya, kuliah kedokteran adalah perjalanan panjang yang menuntut fisik, mental, dan komitmen jangka panjang. Supaya tidak salah langkah sejak awal, simak tujuh fakta penting ini sebelum kamu benar-benar memutuskan untuk mendaftar ke fakultas kedokteran.

1. Masa pendidikan yang lama

ilustrasi belajar di jurusan kedokteran (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi belajar di jurusan kedokteran (pexels.com/Yan Krukau)

Mungkin kamu sudah pernah mendapatkan informasi tentang ini sebelumnya. Tapi memang perlu ditegaskan, waktu pendidikannya sangat panjang, teman-teman! Ketika kamu sudah boleh praktek, bisa jadi teman-temanmu sudah naik beberapa pangkat di tempat kerja mereka. Kalau ditotal, minimal sekitar 7 tahun baru kamu bisa mandiri praktek sebagai dokter umum.

Pertama, kuliah S1 atau sebutan lainnya preklinik, adalah perkuliahan di kampus yang dijalankan selama sekitar 3.5-4 tahun. Setelah lulus di jenjang ini,  kamu akan mendapat kelar S.Ked (sarjana kedokteran). Gelar S.Ked tidak serta merta membuatmu bisa langsung praktik dan mendapat gelar dokter. Untuk mendapatkan gelar tersebut, kamu wajib menjalani koas (co-assistant) di rumah sakit. Kalau diringkas, tahapannya sebagai berikut : S1 > koas > Ujian Nasional > dokter internship > dokter umum.

2. Preklinik, tahap pertama seleksi alam

ilustrasi belajar di skills lab bersama alat peraga (pexels.com/Juan C. Palacios)
ilustrasi belajar di skills lab bersama alat peraga (pexels.com/Juan C. Palacios)

Masa preklinik atau kuliah S1, seringkali disebut sebagai tahap pertama seleksi alam. Kenapa? Karena di sini akan diuji manajemen diri, manajemen waktu, dan mentalmu. Bagi yang tidak kuat akan gugur satu persatu di setiap tahunnya. Bukan berita baru banyak mahasiswa kedokteran yang ambil cuti, berhenti, atau pindah selama S1 ini  berlangsung. Seperti mahasiswa di jurusan lainnya, kamu menjalani pendidikan di kampus sekitar 3.5-4 tahun. Sistemnya bukan SKS, tapi sistem blok.

Apa itu sistem blok? Sistem pembelajaran ini membagi kurikulum menjadi beberapa bagian selama periode tertentu. Dalam 1 semester bisa terdiri dari 3-4 blok, 1 blok membahas 1 topik besar, dijalankan bervariasi selama 4-6 minggu. Mahasiswa akan belajar secara intensif di blok tersebut, sebelum beralih ke blok berikutnya. Contohnya blok tumbuh kembang, blok kandungan, blok gawat darurat, blok psikiatri, blok sensori, dan lainnya.

 Kegiatannya sehari-hari berbentuk kuliah, PBL (Problem Basic Learning) atau tutorial (diskusi dan memecahkan skenario klinis di bawah bimbingan tutor), praktikum, dan skills lab. Ujiannya ada yang berskala kecil di keseharian berupa kuis tutorial, pretest-postest praktikum dan skills lab. Ada juga serangkaian ujian besar akhir blok yang terdiri dari ujian akhir praktikum, OSCE (Objective Structured Clinical Examination) yang merupakan ujian praktek dan ujian tulis.

Contoh jadwalnya Hari Senin kuliah, Selasa tutorial di sela kuliah, Rabu kuliah, Kamis praktikum, Jum’at Tutorial, dan Sabtu Skills lab. Minggu ke 4 atau 5 mulai masuk minggu ujian. Jadi kalau ditotal, dalam satu semester kamu bisa menjalani 3 kali rangkaian ujian besar.

Seperti jurusan lain, S1 di kedokteran juga ada skripsi yang harus dipertahankan di hadapan penguji pada tahun akhir perkuliahan. Tenang aja, dengan manajemen waktu yang baik, menemukan cara belajar yang tepat dan kerjasama dengan teman yang solid, kamu akan lancar menjalaninya dan tetap bisa beraktivitas di luar kampus kok.

3. Apa itu Koas? Di sini ngapain aja?

ilustrasi mahasiswa koas (idn.freepik.com/freepik)
ilustrasi mahasiswa koas (idn.freepik.com/freepik)

Sederhananya di tahap ini kita belajar dan bekerja (tapi tidak digaji ya) di rumah sakit atau fasilitas kesehatan lain, seperti layaknya dokter. Namun, sebagai dokter muda, sebutanmu selama koas, kegiatan pembelajaranmu berada di bawah supervisi dokter spesialis.

Kalau selama S1 pasienmu adalah patung, alat peraga, atapun probandus (orang yang sudah dilatih untuk memerankan pasien dengan penyakit tertentu), maka pada saat koas kamu akan berhadapan dengan pasien sungguhan. Kalau di kampus, guru adalah para dosen; maka di saat koas gurumu adalah para dokter spesialis, dokter residen, dokter umum, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lainnya.

Masa ini akan dijalani selama sekitar 2 tahun. Para koas akan dipecah menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 10-3 orang koas tergantung stase. Apa itu stase? Stase adalah bagian ilmu kedokteran yang harus kamu pelajari. Ada stase besar seperti stase bedah, kandungan, penyakit dalam, dan anak, dengan waktu belajar sekitar 10 minggu atau lebih. Ada stase sedang dan kecil dengan waktu pembelajaran 4-6 minggu, seperti stase THT, radiologi, anestesi, forensik, psikiatri, dan seterusnya.

Kamu bisa berangkat sangat pagi bahkan subuh, pulang sangat malam atau malah menginap di RS. Pembelajaran berlangsung selama jaga UGD, jaga bangsal, visit pasien, menjadi asisten operasi, sampai mengerjakan laporan, presentasi, ujian tulis dan praktek tentunya. Makan, istirahat, atau tidurlah ketika sikon memungkinkan. Anekdotnya, masa koas ini indah untuk dikenang, tapi tidak untuk diulang. Hehehe

4. UKMPPD, ujian akhir menuju sumpah dokter

ilustrasi persiapan UKMPPD (pexels.com/Yan Krukau)
ilustrasi persiapan UKMPPD (pexels.com/Yan Krukau)

Kalau sudah menyelesaikan koas dan memenuhi syarat, selanjutnya kamu boleh ikut ujian nasional, yaitu  Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD ini hanya dilaksanakan 4x dalam setahun. Ujiannya terdiri dari ujian tulis Computer Based Test (CBT) dan Objective Structured Clinical Examination (OSCE).

CBT UKMPPD adalah ujian tulis online, terdiri dari 150 soal pilihan ganda dan harus selesai dalam waktu 200 menit. Untuk lulus CBT, nilai yang harus didapat minimal 66.Sedangkan OSCE adalah ujian praktek yang dilakukan di Fakultas Kedokteran  masing-masing perguruan tinggi, di bawah supervisi panitia UKMPPD nasional.

Ujian ini dilaksanakan berbeda hari dengan CBT. Setiap peserta menjalani ujian praktek sebanyak 12 station dengan topik yang berbeda, mulai dari mendiagnosa dan terapi, hingga tindakan klinis dan konseling. Masing-masing station harus selesai dalam waktu 15 menit. Di sini, kamu akan mempraktikkan skill dokter sesuai dengan  standar kompetensi dokter umum Indonesia dan dinilai oleh para dokter penguji.

5. Tahap yang paling ditunggu-tunggu: Sumpah Dokter

ilustrasi sumpah dokter (freepik.com/freepik)
ilustrasi sumpah dokter (freepik.com/freepik)

Selamat! Kalau lulus ujian UKMMPD, kamu berhak mendapat gelar dokter setelah menjalani sumpah dokter. Kamu akan disumpah bersama mahasiswa lain dan memperoleh ijazah profesi dan gelar dokter (dr.), serta Surat Tanda Registrasi (STR). Sumpah dokter adalah salah satu momen paling membanggakan dan mengharukan buatmu dan keluarga, terutama orang tuamu. Hasil jerih payah jatuh bangun selama ini rasanya terbayarkan sudah.

Eits, tunggu dulu, masih ada proses selanjutnya nih. Setelah sumpah apakah sudah bisa bebas praktik? Ternyata belum teman-teman, surat izin praktek dan surat registrasi doktermu cuma berlaku sebagai dokter internship. Masih ada 1 tahun lagi yang harus kamu jalani sebelum bisa dilepas sebagai dokter umum.

6. Mematangkan diri di dunia Dokter Internship

ilustrasi dokter internship (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi dokter internship (pexels.com/RDNE Stock project)

Program Internship Dokter Indonesia diadakan oleh Kementrian Kesehatan Indonesia sebagai pemantapan mutu profesi dokter dan dokter gigi untuk mendorong pemenuhan dan pemerataan pelayanan kesehatan di Indonesia. Untuk bisa praktek sebagai dokter umum, kamu wajib menjalani program ini. Karena kalau tidak, persyaratan mu tidak lengkap untuk mendapatkan STR dan Surat Izin Praktek  (SIP). Dua dokumen itu mutlak harus dimiliki dokter yang berpraktek secara legal.

Program dokter internship ini berlangsung selama 1 tahun, ditempatkan di RSUD yang tersebar di seluruh Indonesia. Jadi, tidak menutup kemungkinan kamu bisa ditempatkan di daerah 3 T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Kamu bertindak sebagai dokter magang yang digaji kemenkes sekitar 2-3 juta rupiah per bulan.

Bisa jadi ada tambahan tapi tergantung daerah dan instansi di mana kamu ditempatkan. Penilaian selama program ini berupa buku laporan kasus yang harus dilengkapi dan ditandatangani oleh dokter senior sebagai pembimbing dokter internship.

7. Jadi dokter umum: akhirnya bisa praktek secara legal

ilustrasi dokter umum sedang praktek (pexels.com/cotton bro studio)
ilustrasi dokter umum sedang praktek (pexels.com/cotton bro studio)

Setelah menyelesaikan internship dan mengurus dokumen seperti STR (Surat Tanda Registrasi) dan SIP (Surat Izin Praktik), kamu resmi menjadi dokter umum yang bisa praktik secara legal. Setiap dokter bisa memiliki maksimal tiga SIP, artinya kamu bisa bekerja di tiga fasilitas kesehatan berbeda.

Pilihan karier pun beragam: bekerja di rumah sakit, membuka praktik pribadi, menjadi dosen, peneliti, atau melanjutkan pendidikan spesialis (PPDS) lalu subspesialis. Ada juga yang memilih menempuh studi magister atau mendalami bidang lain seperti kesehatan masyarakat dan kebijakan.

Kuliah kedokteran memang bukan perjalanan singkat dan ringan, tapi penuh tantangan dan pembelajaran seumur hidup. Seorang dokter dituntut untuk menjadi pembelajar sejati yang terus berkembang mengikuti perubahan ilmu dan teknologi. Jika kamu siap menjalaninya, profesi dokter bisa menjadi panggilan jiwa yang sangat bermakna. Semoga artikel ini bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum kamu memutuskan untuk masuk ke dunia kedokteran. Sudah siapkah kamu menempuh perjalanan panjang menjadi seorang dokter?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ananda Zaura
EditorAnanda Zaura
Follow Us