Saking atau Sangking, Mana yang Benar dalam KBBI?

Pertanyaan mengenai penggunaan kata "saking" atau "sangking" sering kali membingungkan banyak orang. Dalam percakapan sehari-hari, kedua kata ini kerap muncul dan bahkan dianggap memiliki makna yang sama.
Namun, ketika berbicara tentang aturan bahasa yang baku, penting untuk mengetahui mana yang sesuai dengan kaidah resmi dalam bahasa Indonesia. Yuk, mari telaah lebih dalam untuk memahami kata yang tepat sesuai pedoman Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
1. Perbedaan kata baku dan tidak baku

Kata baku dan tidak baku memiliki perbedaan utama dalam kesesuaian terhadap kaidah bahasa Indonesia yang resmi. Kata baku adalah kata yang mengikuti aturan yang telah disepakati dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan umumnya digunakan dalam konteks formal, seperti dokumen resmi, pendidikan, atau media massa.
Sebaliknya, kata tidak baku tidak sesuai dengan standar bahasa yang ditetapkan dan sering muncul dalam percakapan sehari-hari atau situasi informal. Kata tidak baku cenderung dipengaruhi oleh kebiasaan lokal, dialek daerah, atau bahasa gaul, sehingga penggunaannya lebih fleksibel dan santai. Dengan memahami perbedaan ini, kita dapat memilih kata yang sesuai dengan konteks komunikasi yang diperlukan.
2. Pentingnya penggunaan kata baku

Penggunaan kata baku sangat penting karena mencerminkan keseragaman dan kejelasan dalam berkomunikasi, terutama dalam konteks resmi. Melansir Kemendikbud, kata baku membantu membangun identitas nasional dan membedakan bahasa Indonesia dari bahasa serumpun seperti Melayu, sehingga memberikan kekhasan tersendiri bagi bangsa Indonesia.
Selain itu, kata baku berfungsi sebagai simbol kewibawaan, baik pada skala individu maupun bangsa, karena bahasa baku umumnya digunakan dalam situasi formal yang memerlukan ketepatan. Dengan memahami dan menggunakan kata baku, kita dapat menjaga kesesuaian bahasa yang telah distandarisasi, memperkuat persatuan di tengah beragam bahasa daerah, serta meningkatkan kewibawaan Indonesia di mata dunia.
3. Saking atau sangking dalam KBBI

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang benar dan baku adalah "saking," sementara "sangking" merupakan bentuk yang tidak baku. Kata "saking" digunakan sebagai kata depan untuk menandai sebab atau alasan, biasanya menunjukkan intensitas atau sesuatu yang berlebihan, seperti dalam ungkapan "saking bahagianya, ia sampai menangis."
Penggunaan kata baku ini penting terutama dalam konteks formal atau tertulis, agar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Mengetahui perbedaan ini membantu penutur bahasa Indonesia untuk menjaga keakuratan dan konsistensi dalam berbahasa, baik dalam situasi resmi maupun sehari-hari.
Penggunaan kata baku seperti "saking" bukan hanya memperkaya kemampuan berbahasa, tetapi juga turut melestarikan standar bahasa Indonesia yang telah disepakati. Demikianlah informasi mengenai penggunaan kata "saking" atau "sangking". Semoga bermanfaat!