Seram, Inilah 5 Cerita Penampakan yang Dialami Mahasiswa UR

Saat itu malam minggu saya hendak menemui teman yang tinggal di pondokan Hidayah milik kampus untuk mahasiswa. Setelah mengetuk pintu dan menyebutkan nama yang dicari, saya menunggu dia keluar ke teras. Saat penantian tersebut, saya melihat seorang wanita berdiri di atas alang-alang di samping pondokan.

Wanita itu melihat ke arah saya, eskspesinya kaku, wajahnya putih pucat, berambut panjang, berpakaian putih dan melayang.

Kisah ini diceritakan oleh Anton, mahasiswa yang kuliah di Universitas Riau.

Saat itu malam Kamis, aku dan seorang teman wanita pulang agak telat dari kampus karena ingin menyelesaikan tugas dahulu. Waktu itu sekitar pukul 09.00 malam. Saat tugas yang kami kerjakan sudah selesai, kami segera meninggalkan ruangan kampus.

Sialnya, aku parkir motor agak jauh di area gedung. Saat berjalan ke parkiran, kami dikejutkan oleh seorang anak laki-laki botak yang keluar dari balik kerumunan semak. Sontak aku langsung berteriak karena terkejut. Anak itu terus berlari dan menghilang di balik semak sisi lain jalan. Seingatku anak itu menggunakan pakaian yang berdarah.

Sebenarnya gak jelas kenapa roh anak kecil gentayangan di situ. Dari kabar burung yang beredar, katanya ada anak kecil mengalami kecelakaan dan meninggal di tempat itu.

Kisah ini diceritakan oleh Tania.

Saat itu musim liburnya mahasiswa. Karena rata rata anak UR itu bertempat tinggal di luar Kota Pekanbaru. Alhasil gue dan seorang teman tinggal berdua aja di pondokan hidayah karena yang lainnya pada pulang kampung.

Malam itu awalnya baik-baik aja. Gue dan teman memutuskan untuk nonton bola lalu tiba-tiba temen gue denger ada suara ribut getuh dari dapur. Dia bilang tapi gue gak percaya. Setelah nge-mute TV, gue pasang telinga baik-baik. Benar aja ada suara ribut dari dapur. Suaranya sih kayak piring yang beradu adu gitu dan suara sendok yang dipukul-pukul ke piring.

Faktanya cuma kami berdua di pondokan itu. Terus siapa coba yang buat suara begitu? Kucing atau tikus? Rasanya gak mungkin mereka bisa buat suara begituan. Akhirnya gue dan teman memutuskan untuk ngecek ke belakang siapa tahu aja itu maling. Gue ngelihat pake mata sendiri sosok bayangan putih yang langsung hilang saat teman gue teriak kaget. Tanpa pikir panjang gue dan temen langsung pergi dari sana dan berjanji gak akan kembali lagi.

Kisah Lutfi.

Saat perkuliahan berlangsung di D3 Fakultas Ekonomi, tiba-tiba seorang mahasiswi yang duduk di pojok belakang teriak-teriak histeris, yang lain pada kaget. Tiba-tiba empat mahasiswi ikut kesurupan. Saat di pegangi oleh rekan-rekannya, mereka meronta-ronta. "Aku nggak kenal kau! Jangan dekati aku! Plis donk! Plis donk!,".

Kelas tetangga lainnya juga ikut-ikutan keluar dari kelas karena penasaran dan berkumpul di situ. seorang wartawan yang menjepret insiden itu diusir juga. "Itu suruh pergi! Ngapain nengok-nengok aku! Plis donk! Pergi!!!,". Pihak kampus pun memanggil ibu-ibu pengajian.

Mereka kemudian membacakan ayat-ayat pada para korban. 4 korban sadar, tinggal 1 mahasiswi yang ngeyel. Mukena dipakaikan pada si hantu ngeyel. "Buka ini! Panas ini! Plis donk! Buka!!," teriaknya dengan mata melotot. Hueekkk! hueekkk! Akhirnya ia muntah dan pingsan.

Kisah ini dialami oleh Tya. Karena sering mengatakan "Please dong", hantu ini dikenal dengan hantu please dong.

Di jalan depan FK jika menjelang malam sering terdengar tangisan pilu, dan jika ada genk motor nongkrong sekitar kawasan itu, terkadang suka ada hantu yang ikut numbrung di antara mereka. Konon, katanya di situ pernah ada remaja yang ngebut bawa motor tabrak pohon dan meninggal dengan badan remuk.

Ceritanya tuh gini. Waktu itu aku lewat sendirian, pulang kuliah sekitar pukul setengah 10 karena ada rapat mahasiswa. Waktu lewat jalan depan FK, aku dengar ada suara rintihan gitu. Kayak rintihan kesakitan pilu banget dengarnya. Karena ingat cerita anak yang badannya remuk itu, aku tancap gas kecang kencang.

Sampai sekarang masih jadi pertanyaan sih, apa benar itu suara hantu anak motor yang badannya remut itu? Tapi mana mungkin ada orang lain yang nangis di jalan sepi tengah malam gitu, kan? Hmmm, entahlah...

Kisah Mikael.