Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Trik Menulis Buat Kamu yang Merasa Gak Berbakat

Ilustrasi sedang berpikir untuk menulis (pexels.com/Michael Burrows)
Intinya sih...
  • Menulis bukan soal bakat, tapi kebiasaan, keberanian, dan ketekunan
  • Tulisan lebih baik terasa natural dan nyaman dibaca daripada terlihat pintar
  • Mulai dari tulisan pendek-pendek, konsisten tiap hari lebih berguna daripada satu artikel panjang

Banyak orang pengin bisa nulis, entah buat jadi penulis beneran atau sekadar nulis caption, blog, atau opini pribadi. Sayangnya, gak sedikit yang langsung minder karena merasa gak punya bakat. 'Gue tuh bukan orang sastra,' atau 'Tulisan gue jelek banget' jadi alasan yang sering terdengar.

Padahal, menulis itu gak melulu soal bakat. Lebih ke soal kebiasaan, keberanian, dan ketekunan. Bahkan penulis hebat pun dulunya banyak yang nulis ala kadarnya. Perjalanan menulis itu bukan soal langsung jago, tapi soal konsisten nulis meski masih belepotan.

Kalau kamu merasa gak berbakat, tenang dulu. Kamu tetap bisa jadi penulis yang oke asal tahu cara mulainya. Ini dia lima trik menulis buat kamu yang sering merasa minder, tapi pengin banget bisa nulis!

1. Tulis seperti kamu ngomong ke teman

Ilustrasi sedang menulis (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Salah satu alasan tulisan terasa kaku dan gak mengalir adalah karena kita ngerasa harus 'terlihat pintar'. Akhirnya, jadi banyak mikir, pakai kata yang ribet, dan susah sendiri. Padahal, tulisan yang enak dibaca itu biasanya terasa natural, kayak ngobrol.

Coba bayangin kamu lagi cerita ke sahabatmu. Tulis aja seperti kamu ngomong. Gak perlu terlalu mikirin gaya bahasa yang tinggi. Yang penting pesannya nyampe dan terasa hidup. Menulis seperti ini bikin kamu lebih percaya diri karena kamu ngerasa 'jadi diri sendiri', bukan sedang pura-pura jadi penulis hebat.

2. Jangan mikirin hasil dulu, fokus ke proses

ilustrasi seseorang menulis (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Salah satu jebakan terbesar buat pemula adalah pengin hasilnya langsung bagus. Baru nulis satu paragraf, udah delete karena ngerasa jelek. Ujung-ujungnya, gak jadi nulis sama sekali.

Padahal, semua tulisan jelek itu bagian dari proses. Bahkan penulis profesional pun tulisannya gak selalu mulus dari awal. Mereka juga ngedit berkali-kali. Jadi, biarkan tulisan pertama berantakan. Nanti bisa kamu perbaiki belakangan. Anggap aja draft pertama itu kayak coretan ide di kertas. Belum jadi lukisan, tapi penting buat dasar.

3. Cari topik yang kamu suka, bukan yang kamu pikir 'harus ditulis'

Ilustrasi sedang menulis (pexels.com/George Milton)

Menulis jadi lebih gampang kalau kamu nulis soal hal yang kamu suka atau kamu tahu. Kalau kamu suka film, nulis review film. Suka makanan? Cerita pengalaman makan di warung favorit juga bisa jadi tulisan menarik.

Kadang kita terlalu sibuk mikirin topik yang kelihatan 'penting' atau 'bernilai'. Padahal, tulisan yang menyenangkan buat ditulis justru punya energi yang lebih besar untuk dinikmati pembaca. Mulai dari yang bikin kamu semangat, bukan dari yang bikin kamu stres.

4. Baca tulisan orang lain, bukan buat dibandingin, tapi buat belajar

ilustrasi sedang belajar (pexels.com/Vlada Karpovich)

Membaca adalah cara tercepat buat belajar menulis, apalagi kalau kamu merasa gak punya gaya nulis sendiri. Baca artikel, blog, caption, atau opini orang lain. Lihat bagaimana mereka mulai, menjelaskan, dan menutup tulisan.

Tapi ingat, tujuannya bukan buat merasa kecil hati. Jangan bandingkan tulisan mereka sama tulisanmu. Cukup jadikan inspirasi dan bahan latihan. Lama-lama kamu akan punya gaya sendiri kok. Jangan malu juga buat meniru struktur tulisan orang lain di awal. Itu bukan nyontek, tapi bagian dari belajar.

5. Latihan nulis pendek dulu, gak perlu langsung bikin esai panjang

ilustrasi seseorang menulis (freepik.com/tirachardz)

Kalau langsung diminta nulis 1000 kata, wajar kalau kamu langsung mager. Mulailah dari yang pendek-pendek dulu. Misalnya, nulis caption yang meaningful, bikin opini 3 paragraf, atau cerita pengalaman singkat.

Semakin sering kamu latihan nulis pendek, semakin peka juga kamu sama ritme tulisan, pemilihan kata, dan penyusunan ide. Dari situ, kamu bakal lebih siap untuk nulis panjang tanpa beban. Yang penting konsisten. Satu paragraf tiap hari jauh lebih berguna daripada satu artikel yang gak pernah selesai.

Kamu gak perlu menunggu jadi pintar, keren, atau punya bakat luar biasa buat mulai nulis. Cukup berani mulai, salah, dan terus latihan. Banyak penulis yang dulu juga ngerasa gak jago, tapi karena mereka gak berhenti, mereka akhirnya berkembang.

Jadi, kalau kamu punya keinginan buat nulis, jangan tunda-tunda karena rasa gak pede. Tulis aja. Tulis apa aja. Dan nikmati prosesnya. Karena dalam dunia menulis, yang menang bukan yang paling hebat, tapi yang paling konsisten.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us