11 Ciri Orangtua yang Over-Protektif, Bisa Bikin Anak Gak Mandiri Lho

Semua orangtua pasti ingin menjaga anak-anaknya selalu merasa aman dan terhindar dari bahaya. Tetapi jika kadar ingin menjaganya sudah di luar batas kewajaran (overprotective), maka bisa timbul perasaan tidak nyaman bagi sang anak.
Supaya kamu dapat mengatur porsi menjaga anak sewajarnya, sebaiknya lihat dulu tindakan apa yang termasuk bentuk over-protektif berikut ini.
1. Kamu tidak mengizinkan sang anak melakukan aktivitas sendirian meskipun sebenarnya kamu tetap bisa mengawasinya dari jauh

2. Siapa pun temannya, kamu harus tahu. Bahkan tidak segan-segan mengarahkannya untuk memilih teman sesuai dengan kriteriamu

3. Kamu memaksa anakmu selalu tampil sempurna. Bahkan ketika badannya kotor karena asik bermain, kamu langsung memandikannya

4. Apa yang diceritakan anakmu tentang kegiatannya masih kurang meyakinkan. Kamu baru merasa lega kalau bisa melihat langsung

5. Kamu tidak pernah memperbolehkan anak pergi ke rumah temannya jika tanpamu, kalau pun boleh kamu harus menemani mereka saat di sana. Hmm ...

6. Setelah pulang, kamu akan bertanya padanya tentang sekolah dari A sampai Z. Sepertinya kamu harus tahu detail kehidupannya selama tidak bersamamu

7. Anak tidak boleh melakukan kegiatan dimana dia bisa berbuat kesalahan. Kamu takut, nantinya dia akan kesal sehingga lebih baik melarangnya

8. Tidak pernah mengizinkan sang anak menginap di rumah teman atau saudaranya karena takut dia mengalami kesulitan

9. Kamu merasa gagal jika sang anak sedih. Padahal selain senang, anak juga perlu tahu lho rasanya sedih, marah, dan kecewa

10. Kamu tidak pernah membiarkan anak-anak membuat keputusan untuk diri mereka sendiri. Gak ada kemerdekaan memilih baginya, sedih ya?

11. Bertambahnya usia, anak ingin mempunyai privasi tapi faktanya kamu tidak menghargainya dan selalu mencampuri urusannya

Sebenarnya anak-anak belajar dari apa yang dilakukan orangtuanya. Kalau mereka tidak diperbolehkan untuk mempunyai konsekuensi alami sebagai manusia karena kamu terlalu takut dia akan mengalami kegagalan atau bahaya, siap-siap saja pertumbuhan mental mereka akan terhambat. Bahkan ada kemungkinan dia tidak akan pernah dewasa hingga tua nanti. Waduh, gawat dong!
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.