Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Cara Menjadi Orangtua yang Lebih Baik bagi Si Glass Child

ilustrasi anak di depan kaca (pexels.com/Los Muertos Crew)
ilustrasi anak di depan kaca (pexels.com/Los Muertos Crew)

Glass child atau si anak kaca adalah istilah yang digunakan untuk seorang anak yang memiliki saudara yang berkebutuhan khusus atau menderita penyakit kronis. Orangtua secara tidak sengaja memberikan perhatian yang lebih besar kepada saudara yang sakit. Sementara glass child seakan menjadi tidak terlihat.

“Anak-anak kaca ini belajar sejak dini untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri dan sangat sedikit mengekspresikan diri. Mereka tampak sangat dewasa dan berwatak tenang. Sayangnya, kekuatan ini juga merupakan kerentanan, karena membuat mereka sulit untuk mengulurkan tangan ketika mereka membutuhkan dukungan," terapis berlisensi Eli Harwood mengungkapkan dalam Verywell Mind.

Menjadi orangtua dari anak berkebutuhan khusus atau memiliki penyakit kronis memang tidak mudah. Namun, orangtua juga harus mulai menyadari fenomena glass child yang terjadi pada anak mereka yang lain. Inilah beberapa cara menjadi orangtua yang lebih baik bagi si glass child.

1. Menanyakan kebutuhan mereka

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menjadi glass child membuat anak merasa mereka harus memenuhi kebutuhannya sendiri. Mereka tahu bahwa orangtua mereka sibuk dengan saudaranya dan akan kesulitan jika ia juga membutuhkan bantuan. Alhasil si glass child akan terus memendam kebutuhan mereka dan sulit mengungkapkannya.

Kesulitan mengungkapkan kebutuhan akan berakibat buruk bagi perkembangan anak. Oleh sebab itu Harwood menyarankan untuk mengurai kesulitan itu dengan sering menanyakan kebutuhan si anak kaca.

"Tanyakan tentang perasaan dan emosi mereka dan dengarkan dengan penuh perhatian saat mereka menjawab. Ini membantu mereka belajar bahwa mereka dan kebutuhan mereka valid dan penting," katanya.

Jika si anak kaca masih sulit mengungkapkannya, maka orangtua bisa sesekali mengajaknya bermain sambil ngobrol. Proses bermain dinilai mampu membuat rileks dan memicu anak untuk mengutarakan perasaannya.

2. Mengenali isyarat halus perasaan mereka

ilustrasi anak-anak (pexels.com/Matheus Bertelli)
ilustrasi anak-anak (pexels.com/Matheus Bertelli)

Jika anak sulit mengungkapkan keinginan mereka, maka orangtua bisa berusaha mengenali isyarat halus perasaan si glass child. Menurut Harwood, anak mungkin tidak mengekspresikan kebutuhan secara terang-terangan, tetapi ada tanda-tanda kecil yang menunjukkan tekanan emosional.

Contohnya, orangtua bisa melihat saat mereka diam-diam meninggalkan ruangan atau memalingkan wajah. Mereka juga mungkin menunduk saat sedang tegang.

Sinyal ini menunjukkan bahwa anak sedang membutuhkan orangtua mereka. Semakin orangtua menyadari tanda kecil ini, orangtua akan semakin memahami anak kaca mereka.

3. Meyakinkan anak bahwa mereka berhak mandiri dan mengejar impian mereka

ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi orangtua dan anak (pexels.com/Kindel Media)

Satu lagi permasalahan pada glass child adalah bahwa mereka kadang merasa bersalah atas kemampuan mereka untuk mandiri. Mereka kadang merasa malu karena tidak dapat selalu berada di dekat saudara mereka. Meninggalkan rumah untuk mengejar pendidikan tinggi atau bahkan berhasil berprestasi yang tidak dapat diraih oleh saudara mereka rentan membuat si glass child merasa bersalah.

Hal ini tentunya dapat menjadi beban mental bagi anak. Mark Travers, seorang psikolog mengungkapkan dalam Forbes bahwa orangtua harus meyakinkan anak mereka bahwa mereka berhak sukses dengan kelebihan mereka sendiri.

"Jika anak Anda merasa bersalah atau berkewajiban terhadap saudaranya yang sedang sakit, ingatkan mereka bahwa mereka tidak boleh mengorbankan impian mereka sendiri demi orang lain. Tekankan bahwa mereka tidak bertanggung jawab atas kesejahteraan saudaranya, dan bertindak sesuai dengan fakta itu tidak membuat mereka egois atau tercela," katanya.

Itulah beberapa cara untuk menjadi orangtua yang lebih baik bagi si glass child. Mendidik dengan ssituasi penuh tantangan antara anak berkebutuhan khusus dengan si glass child memang membutuhkan usaha ekstra. Jika orangtua merasa kewalahan, maka meminta bantuan orang sekitar atau profesional bisa menjadi pilihan yang baik. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anita Hadi Saputri
EditorAnita Hadi Saputri
Follow Us