5 Alasan Anak yang Nakal Gak Selamanya Buruk, Orangtua Harus Paham

Sebagai orangtua pastinya kamu menginginkan anak yang penurut dan memiliki attitude baik. Misalnya saja, patuh dengan permintaan orangtuanya, bersikap sopan terhadap siapa pun, selalu merapikan mainan selepas bermain, dan perilaku baik lainnya.
Sayangnya, terkadang kamu dan pasangan sudah maksimal mengasuh anak dengan baik, tapi tetap saja perilaku si kecil nakal. Kendati anak yang nakal sering bikin frustrasi, tapi sebenarnya banyak hal baik, lho, dari anak berperilaku nakal. Penjelasan lebih lanjut mengenai hal tersebut, simak pembahasan ini, ya!
1. Cikal bakal anak yang mandiri

Di antara ciri paling kentara dari anak yang nakal, adalah sulit untuk patuh atau menuruti perkataan orangtuanya atau siapa pun. Ia selalu ingin melakukan hal-hal dengan caranya sendiri.
Perilaku ini gak sepenuhnya buruk, lho. Perangainya tersebut merupakan cara si kecil menyalurkan kemandirian. Selama kamu dan pasangan bisa tetap menjaga agar kemandiriannya itu gak sampai merugikan dirinya dan orang lain, maka biarkan saja anak melakukan hal yang ia inginkan.
2. Bisa membuat anak mengerti tentang risiko

Sebagian anak bisa nyaman dengan duduk diam, tapi ada sebagian lagi yang gak betah berlama-lama dalam satu kondisi atau aktivitas. Anak yang memiliki energi tinggi seperti ini biasanya selalu membuat ramai suasana di mana pun dia berada. Gak bisa diam!
Selama eksplorasi yang dilakukannya gak mengganggu kenyamanan orang lain, maka biarkanlah. Dengan begitu, anak bisa mengerti dengan risiko dari tindakannya.
Tak bisa dimungkiri, saking gak bisa diamnya, anak sering melukai dirinya sendiri. Asalkan masih bisa ditoleransi, sebaiknya biarkan saja tingkahnya. Dari situ anak jadi belajar untuk lebih matang lagi mempertimbangkan saat hendak melakukan sesuatu agar gak merugikan dirinya.
3. Anak yang nakal biasanya pintar

Anak yang nakal dan gak bisa diam umumnya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Keingintahuannya yang besar ini kadang bikin orangtua mengelus dada dengan berbagai perilakunya. Akan tetapi, hal itu malah mengasah kreativitasnya, lho.
Oleh sebab itu, kamu dan pasangan jangan langsung memarahi atau melarang anak saat main kotor-kotoran, misalnya. Justru aktivitas tadi menandakan kalau otak sedang bekerja demi mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
4. Tantrum gak berarti dia salah

Terkadang orangtua memandang tantrum sebagai perilaku anak yang nakal. Ya, memang adakalanya orangtua harus tegas saat anak tantrum untuk menanamkan kesadaran kepadanya bahwa gak semua hal yang dimau bisa ia dapatkan.
Akan tetapi, gak selamanya tantrum itu buruk, lho. Dengan marah, dia jadi bebas mengekspresikan emosinya. Dengan begitu, dia akan terlatih untuk bisa mengungkapkan perasaan yang dialami, sehingga kondisi mentalnya pun baik.
Justru kamu harus berhati-hati dengan anak yang kerap menahan perasaannya. Perilaku tersebut dapat mengganggu kesehatan mentalnya di kemudian hari karena terbiasa memendam emosi.
5. Keras kepala umumnya cikal bakal sukses

Perangai lainnya yang biasa ditunjukkan anak nakal adalah keras kepala. Hal ini yang kerap menguji emosi orangtua karena susah banget nurut!
Meski begitu, terkadang selalu menurut malah gak bagus. Justru dengan keras kepala, bisa jadi cikal bakal kesuksesannya di kemudian hari. Dari keras kepala ini anak jadi terlatih untuk gigih meraih apa yang ia mau, dan hal itu salah satu kualitas penting untuk meraih sukses, lho.
Mengasuh anak memang gak mudah. Kamu mesti membedakan mana nakal yang baik, dan mana yang perlu diarahkan supaya anak gak berperilaku salah. Semoga dengan uraian tadi bisa membantumu memilah kapan anak dibiarkan saja dengan perilaku nakalnya, dan kapan kamu harus tegas.