Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Batasan Penting yang Harus Kamu Ajarkan pada Anak, Jangan Terlewat!

pexels.com/@nicole-michalou

Salah satu hal yang sangat penting untuk diajarkan pada anak-anak adalah batasan. Batasan adalah kemampuan untuk mengetahui dan menghormati hak dan kewajiban diri sendiri dan orang lain. Batasan juga berkaitan dengan cara kita berperilaku, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

Dengan adanya batasan, anak-anak akan merasa aman, nyaman, dan percaya diri. Mereka juga akan belajar untuk menghargai dan menghormati diri sendiri dan orang lain. Selain itu, batasan juga akan membantu anak-anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang dibutuhkan untuk hidup bahagia dan sehat. Lantas, bagaimana cara mengajarkan batasan pada anak-anak

1. Batasan fisik

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Paige Cody)

Batasan fisik berkaitan dengan bagaimana kita menyentuh dan disentuh oleh orang lain. Anak-anak harus belajar bahwa tubuh mereka adalah milik mereka sendiri, dan mereka berhak untuk menolak jika ada sentuhan yang membuat mereka tidak nyaman. Anak-anak juga harus belajar untuk tidak menyentuh orang lain tanpa izin, terutama bagian-bagian tubuh yang bersifat pribadi.

Untuk mengajarkan batasan fisik pada anak-anak, kamu bisa memberikan contoh dengan cara meminta izin sebelum menyentuh orang lain, dan menghormati keputusan mereka.

Misalnya, kamu bisa berkata, “Bolehkah aku memelukmu?” atau “Bolehkah aku meminjam mainanmu?” Kamu juga bisa menjelaskan kepada anak-anak bahwa ada beberapa bagian tubuh yang hanya boleh disentuh oleh orang-orang tertentu, seperti dokter atau orang tua, untuk alasan kesehatan atau kebersihan.

2. Batasan emosional

ilustrasi anak menonton (unsplash.com/Alexander Dummer)

Batasan emosional berkaitan dengan bagaimana kita mengekspresikan dan menerima perasaan kita sendiri dan orang lain. Anak-anak harus belajar bahwa semua perasaan adalah normal dan sah, tetapi ada cara-cara yang tepat dan tidak tepat untuk menunjukkannya. Anak-anak juga harus belajar untuk mengenali dan menghargai perasaan orang lain, dan tidak mengejek atau mengkritik mereka.

Untuk mengajarkan batasan emosional pada anak-anak, kamu bisa memberikan nama pada perasaan. Bantu anak-anak untuk mengidentifikasi apa yang mereka rasakan, dan apa yang menyebabkan perasaan itu.

Misalnya, kamu bisa berkata, “Aku tahu kamu sedih karena temanmu tidak mau bermain denganmu.” Kemudian, ajarkan anak-anak cara-cara yang sehat untuk mengekspresikan perasaan mereka, seperti berbicara, menulis, atau berkreasi. Kamu juga bisa mengajarkan anak-anak untuk mendengarkan dan menghibur orang lain yang sedang sedih atau kesal.

3. Batasan sosial

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Xavier Mouton Photographie)

Batasan sosial berkaitan dengan bagaimana kita berinteraksi dan bersikap dengan orang lain. Anak-anak harus belajar bahwa ada aturan-aturan yang harus diikuti saat bermain atau bergaul dengan teman-teman. Anak-anak juga harus belajar untuk menghormati kebutuhan dan keinginan orang lain, dan tidak memaksakan kehendak mereka.

Untuk mengajarkan batasan sosial pada anak-anak, kamu bisa menjelaskan alasan di balik aturan-aturan tersebut. Beritahu anak-anak bahwa aturan-aturan itu ada untuk menjaga agar semua orang merasa senang dan aman saat bersama-sama.

Misalnya, kamu bisa berkata, “Kita harus bergantian saat bermain ayunan, supaya semua orang bisa mendapatkan kesempatan.” Kemudian, ajarkan anak-anak untuk berbagi, bekerja sama, dan meminta maaf jika mereka membuat kesalahan. Kamu juga bisa mengajarkan anak-anak untuk menerima perbedaan orang lain, dan tidak mengejek atau mem-bully mereka.

4. Batasan pribadi

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Jonathan Borba)

Batasan pribadi berkaitan dengan bagaimana kita menjaga privasi kita sendiri dan orang lain. Anak-anak harus belajar bahwa ada beberapa hal yang bersifat rahasia atau pribadi, dan tidak boleh dibagikan dengan sembarang orang. Anak-anak juga harus belajar untuk menghormati privasi orang lain, dan tidak mengintip atau mengorek-ngorek barang-barang mereka.

Untuk mengajarkan batasan pribadi pada anak-anak, kamu bisa memberikan contoh dengan cara menjaga informasi pribadi kamu, seperti nomor telepon, alamat, atau kata sandi. Kamu juga bisa memberikan contoh dengan cara menghormati ruang pribadi orang lain, seperti kamar tidur, kamar mandi, atau tas. Selain itu, beri tahu anak-anak bahwa ada beberapa rahasia yang tidak baik untuk disimpan, seperti jika mereka atau orang lain terluka atau dilecehkan.

5. Batasan waktu

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Fernanda Greppe)

Batasan waktu berkaitan dengan bagaimana kita mengatur dan membagi waktu kita antara berbagai kegiatan. Anak-anak harus belajar bahwa ada waktu untuk bermain, belajar, istirahat, dan melakukan hal-hal lainnya. Anak-anak juga harus belajar untuk menghargai waktu orang lain, dan tidak mengganggu atau menunda-nunda mereka.

Untuk mengajarkan batasan waktu pada anak-anak, kamu bisa membuat jadwal atau rutinitas harian. Buatlah jadwal yang seimbang antara kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat, dan ikuti jadwal tersebut secara konsisten.

Misalnya, kamu bisa berkata, “Sekarang waktunya untuk mengerjakan PR, nanti setelah selesai kita bisa bermain bersama.” Kemudian, ajarkan anak-anak untuk menyelesaikan tugas-tugas mereka tepat waktu, dan memberi tahu kamu jika mereka membutuhkan bantuan. Kamu juga bisa mengajarkan anak-anak untuk tidak mengganggu orang lain yang sedang sibuk atau tidur.

Dengan mengajarkan batasan pada anak-anak, kamu akan membantu mereka menjadi pribadi yang baik, mandiri, dan bertanggung jawab. Kamu juga akan membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang dibutuhkan untuk hidup bahagia dan sehat. Jangan sampai kamu lupakan batasan-batasan tersebut, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhamad Aldifa
EditorMuhamad Aldifa
Follow Us