5 Cara Bijak Menanggapi Aduan Anak agar Mandiri dan Tidak Manja

Mendengar anak mengadu adalah bagian dari keseharian orangtua. Mulai dari aduan sederhana seperti, “Mainanku diambil,” hingga hal yang lebih kompleks, seperti, “Aku tidak punya teman di sekolah.” Mengadu merupakan cara anak menunjukkan bahwa mereka membutuhkan perhatian dan bantuan,
Namun, bagaimana orangtua merespon aduan ini sangat memengaruhi perkembangan karakter mereka. Jika salah langkah, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang manja atau, sebaliknya, merasa diabaikan. Maka dari itu, penting bagi orantua untuk bijak dalam merespon setiap keluhan yang mereka sampaikan.
Sebagai orangtua perlu mendengarkan, memahami, dan membantu anak menemukan solusi tanpa terlalu memanjakan mereka. Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan untuk merespon aduan anak dengan bijak.
1. Dengarkan dengan empati

Ketika anak mengadu, langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mendengarkan dengan empati, jangan langsung menyela atau memberikan solusi. Biarkan mereka menceritakan apa yang dirasakan tanpa merasa dihakimi. Tatap mata mereka, anggukkan kepala, dan berikan perhatian penuh, untuk menghargai perasaaan mereka.
Misalnya, jika anak mengadu bahwa temannya tidak mau bermain dengannya, cobalah berkata, “Ibu tahu itu pasti membuatmu sedih. Bisa ceritakan lebih banyak tentang apa yang terjadi?” Dengan cara ini, anak merasa didengar dan dimengerti.
2. Ajarkan cara mengelola emosi

Aduan anak sering kali muncul dari emosi yang belum mereka pahami atau kelola dengan baik. Sebagai orangtua, jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk membantu mereka mengenali dan mengelola emosi tersebut. Misalnya, jika anak marah karena mainannya rusak, bantu mereka mengenali perasaan itu dengan mengatakan, “Sepertinya kamu marah karena mainanmu rusak, ya? Itu wajar, kok.”
Setelah itu, ajarkan cara mengatasi emosi tersebut, seperti menarik napas dalam-dalam atau menghitung hingga sepuluh. Dengan memahami emosi mereka sendiri, anak akan lebih mudah menghadapi situasi sulit di masa depan tanpa harus selalu mengadu.
3. Jangan langsung memberi solusi

Sebagai orangtua, wajar jika ingin segera memperbaiki masalah yang dihadapi anak. Namun, terlalu sering memberikan solusi tanpa melibatkan anak justru dapat menghambat perkembangan kemampuan problem-solving mereka.
Alih-alih langsung memberikan jawaban, ajak anak untuk berpikir bersama. Misalnya, jika anak mengeluh tentang tugas sekolah yang sulit, tanyakan, “Menurut kamu, apa yang bisa kita lakukan supaya tugas ini lebih mudah dikerjakan?” Dengan cara ini, anak belajar untuk menghadapi tantangan dan menemukan solusinya sendiri.
4. Berikan dukungan, bukan memanjakan

Ada perbedaan besar antara mendukung anak dan memanjakan mereka. Dukungan berarti hadir untuk membantu anak, namun tetap memberikan ruang bagi mereka untuk belajar menghadapi masalah. Sementara memanjakan berarti mengambil alih tanggung jawab mereka sepenuhnya.
Misalnya, jika anak mengadu bahwa mereka tidak suka dengan hasil undian kelompok di kelas, coba katakan, “Ibu tahu ini sulit untuk kamu, tapi coba dulu kerja sama dengan kelompokmu. Siapa tahu, kamu bisa belajar sesuatu yang baru dari situ.” Dengan cara ini, anak merasa didukung tanpa kehilangan kesempatan untuk belajar.
5. Jadikan aduan sebagai kesempatan untuk belajar

Setiap aduan anak adalah peluang untuk mengajarkan nilai-nilai kehidupan. Misalnya, jika anak mengadu karena merasa tidak mendapatkan keadilan saat bermain, bisa menggunakan momen tersebut untuk mengajarkan pentingnya bersikap adil. Tanyakan, “Menurutmu, apa yang bisa kita lakukan supaya permainan jadi lebih adil?”
Dengan melakukan tindakan ini, anak tidak hanya belajar memahami situasi yang mereka hadapi, tetapi juga nilai-nilai penting, seperti keadilan yang akan membantu mereka tumbuh menjadi pribadi yang lebih matang dan bertanggung jawab.
Cara orangtua menangani aduan anak akan membentuk pola pikir mereka terhadap masalah. Anak yang selalu dimanja cenderung sulit menghadapi kegagalan, sementara anak yang terlalu diabaikan bisa tumbuh dengan perasaan rendah diri.
Dengan cara yang tepat, anak dapat belajar untuk menghadapi tantangan, memahami emosinya, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih tangguh.