5 Cara Mendidik Anak Menggunakan AI, Berikan Pemahaman!

- Anak perlu dijelaskan manfaat AI dalam membantu pekerjaan.
- Orangtua harus tetap terlibat dalam membatasi penggunaan AI secara bijaksana.
- Kemajuan teknologi AI harus diikuti dengan baik dan benar untuk menghindari risiko cybersecurity.
Di era digital seperti saat ini, kita memang menemukan banyak sekali kemudahan terutama di bidang teknologi dan informasi. Hal ini semakin mencengangkan saat AI atau Artificial Intelligence mulai bermunculan dengan berbagai gebrakannya. Gak hanya orangtua, anak-anak pun mulai penasaran dengan segala kepraktisan yang AI tawarkan.
Bak dua buah mata pisau, penggunaan AI tidak hanya menawarkan pekerjaan yang serba instan dan mudah tapi juga memiliki risiko-risiko yang gak bisa kita abaikan. Apalagi sebagai orangtua, kita menyadari pentingnya untuk memberikan update yang tidak hanya terpercaya tapi juga aman terkait kemajuan teknologi saat ini. Kita pasti gak ingin anak justru menggunakan AI dengan tidak bijaksana, kan? Berikut beberapa cara untuk mengajarkan AI ke anak dengan baik dan benar.
1. Jelaskan manfaat dan risiko

AI mungkin memudahkan banyak sekali pekerjaan kita. Hal ini cepat atau lambat pasti diketahui oleh anak-anak, khususnya usia remaja tanggung. Dengan segala keingintahuan yang terkadang sulit dikendalikan, anak-anak bisa saja memanfaatkannya dengan tidak bijaksana. Jadi, jelaskan manfaat AI dalam membantu pekerjaan kita.
Sampaikan apa-apa saja yang memerlukan AI dan tidak. Akhir-akhir ini, kita banyak menjumpai anak-anak menyelesaikan pekerjaan rumah dengan menggunakan AI, mereka hanya copy-paste soal dan AI akan memberikan jawaban secara ajaib. Hal ini tentu sah-sah saja dilakukan, tapi dalam penggunaan jangkan panjang bisa berdampak negatif pada anak. Anak akan menjadi pemalas, mengurangi minat belajar, dan menjadi kurang berusaha.
2. Tetap mengajak anak berfikir kritis dan kreatif

Segala sesuatu yang instan dan mudah memang menggiurkan. Gak jarang hal ini membuat seseorang jadi ketergantungan. Fenomena ini semakin banyak bermunculan bersamaan dengan semakin berkembangnya fungsi AI.
Meski memudahkan pekerjaan, sampaikan pada anak bahwa mereka tetap perlu untuk berfikir kritis dan kreatif sendiri. Hal ini penting untuk mengasah kemampuan anak dan mengembangkan keahlian mereka di bidang yang mereka gemari. Agar anak tidak terlalu bergantung pada AI orangtua wajib terlibat dalam hal membatasi penggunaannya secara bijaksana.
3. Terhubung dengan anak secara emosional

AI juga menawarkan kehadirannya 24 jam non-stop, bahkan bisa diajak bercerita dan merespon keluhan dengan baik. Orangtua harus berusaha untuk tetap terhubung dengan anak. Akan sangat tidak menyenangkan jika hal seperti ini pun direnggut oleh AI dari kita.
Sesibuk apapun, orangtua harus tetap hadir untuk anak. Meski tidak sampai 24 jam, usahakan setiap pekerjaan kita rampung, kita bisa membangun suasana yang menyenangkan bersama anak di rumah. Dengan cara ini, anak tidak akan merasa sendirian, dan hubungan kita dengan mereka bisa berjalan sebagaimana mestinya.
4. Jelaskan kekurangan AI pada anak

AI adalah teknologi buatan manusia yang sudah pasti memiliki kekurangan. Salah satu kekurangan AI adalah kemungkinan memberikan informasi yang salah. Selain itu, karena AI sudah terprogram sedemikian rupa, gak jarang AI memberikan informasi yang bias dan tidak akurat.
Jelaskan pada anak bahwa kemudahan AI tidak bisa selalu diandalkan. Hal ini dikarenakan, setiap individu harus terus mengembangkan potensi dirinya, dan potensi diri tidak bisa mengalami progress jika kita ketergantungan dengan yang instan dan mudah.
5. Ajak anak mewaspadai kemungkinan risiko yang membahayakan

Kemajuan teknologi AI memang tidak bisa dihindari, kita harus ikut menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Meskipun ikut memanfaatkan AI dalam kehidupan sehari-hari memberikan kita lebih banyak waktu untuk beristirahat, orangtua tetap tidak boleh tutup mata dari risiko yang membahayakan dari penggunaannya.
Salah satu risiko yang mengancam anak-anak saat menggunakan AI dengan tidak hati-hati adalah ancaman cybersecurity. Segala bentuk pertanyaan, foto, dan video yang kita proses dalam AI bisa saja mengalami kebocoran data sehingga memungkinkan para penjahat siber memanfaatkannya untuk hal-hal yang merugikan kita dan orang lain.
Perkembangan zaman memang harus diikuti dengan baik dan benar. Dampak buruk dan baik dari teknologi ini harus bisa kita kendalikan sesuai harapan kita. Orangtua sehagai garda terdepan melindungi anak, harus bisa memberikan pendidikan tentang AI, agar anak bisa memanfaatkan AI sebagaimana mestinya, dan menghindari sisi buruk dari AI itu sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!