Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengawasi Pergaulan Anak, Jangan Berlebihan!

ilustrasi pergaulan anak (unsplash.com/Robert Collins)

Orangtua mungkin kerap memiliki kekhawatiran tersendiri terhadap anak-anaknya. Kekhawatiran ini biasanya berkaitan dengan pergaulan yang dimiliki anak-anak, apalagi pada saat sudah mulai beranjak remaja dan rentan sekali terjebak dalam pergaulan bebas.

Sebetulnya orangtua memiliki peran penting untuk terus mengawasi pergaulan anak dengan seksama, namun jangan sampai terkesan berlebihan hingga mengekang anak. Ada beberapa cara berikut ini yang biasa orangtua lakukan untuk mengawasi pergaulan anak agar tetap aman dari ancaman pergaulan bebas.

1. Sering mengajak anak berdiskusi

ilustrasi anak dan ibu (pexels.com/Antoni Shkraba)

Cara paling pertama yang bisa orang tua lakukan adalah dengan sering mengajak anak berdiskusi. Bagaimana pun juga interaksi dan kualitas bonding yang dimiliki antara orangtua dan anak bisa terjalin dengan baik apabila melakukan komunikasi yang intens, sehingga anak pun lebih mempercayai orangtuanya.

Jika kualitas bonding dan komunikasi yang dimiliki baik, maka nantinya anak akan menjadikan orangtua sebagai tempat untuk bercerita. Inilah yang kemudian mencegah adanya potensi berbohong yang mungkin dilakukan anak, sehingga bisa meminimalisir risiko pergaulan bebas.

2. Mengajarkan anak edukasi seksual sejak dini

ilustrasi anak sedang ngemil (unsplash.com/Tyson)
ilustrasi anak sedang ngemil (unsplash.com/Tyson)

Pergaulan bebas memang menjadi satu hal yang sangat dikhawatirkan oleh kebanyakan orangtua, apalagi jika anak-anaknya sudah mulai beranjak remaja. Salah satu hal yang mungkin perlu orangtua ajarkan pada anak sejak kecil adalah mengenai edukasi seksual.

Sering kali edukasi seksual ini dianggap sebagai sesuatu yang tabu, sehingga banyak orangtua tidak berani untuk membicarakan hal tersebut pada anak. Padahal memberikan edukasi seksual pada anak sejak dini justru sangat penting, sehingga jangan sampai anak mengetahuinya dari orang lain.

3. Meminta anak memperkenalkan teman-temannya

ilustrasi pertemanan (unsplash.com/Anna Samoylova)

Sebetulnya tidak ada salahnya jika memang orangtua ingin mengenal lebih dekat teman-teman dari anak. Hal ini bisa dilakukan dengan cara meminta anak untuk memperkenalkan teman-temannya pada orangtua, namun tentu dengan gestur yang lebih ceria dan ramah agar anak tidak merasa takut.

Setidaknya jika memang orangtua sudah mengenal betul teman-teman yang ada di sekitar anak, maka hal ini akan terasa lebih tenang. Alih-alih anak menyembunyikan teman-temannya di belakang orangtua, tentu akan lebih baik jika ia memperkenalkannya secara langsung.

4. Tetap berlakukan aturan yang tegas

ilustrasi anak marah (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Memberlakukan aturan yang tegas memang sudah semestinya dilakukan oleh semua orangtua.  Meski memang orangtua dan anak memiliki kedekatan yang erat dan juga kualitas bonding yang baik, namun peraturan tetaplah menjadi satu hal yang tidak boleh disepelekan.

Orangtua tetap perlu memberlakukan aturan yang tegas agar anak paham posisinya dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang tidak perlu. Tentunya hal ini juga penting untuk tetap memastikan bahwa anak berada di jalur yang tepat, sehingga tidak melakukan kesalahan apa pun.

5. Selalu mengawasinya dengan cermat

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/amber currin)

Orangtua memang sudah percaya pada anak, namun bukan berarti bisa membebaskannya begitu saja. Orangtua perlu paham bahwa ada banyak sekali ancaman-ancaman serius yang mungkin berada di sekitar anak, sehingga dapat mengganggu pergaulan yang mungkin dimilikinya nanti.

Setidaknya orangtua dapat mengawasi anak dengan cermat, namun tidak perlu sampai terlalu ketat. Hal ini penting agar nantinya anak tetap merasa segan dengan orangtuanya dan paham betul batasan dalam bergaul.

Tidak ada salahnya jika memang orangtua ingin mengawasi pergaulan anak. Hal ini juga menjadi salah satu cara agar nantinya anak tidak sampai melakukan hal-hal yang tidak baik, apalagi jika sampai terjerumus dalam pergaulan bebas. Orangtua tetap perlu aktif dan tidak membebaskan anak begitu saja!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tresna Nur Andini
EditorTresna Nur Andini
Follow Us