Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Parenting Berbasis Rasa Hormat untuk Menumbuhkan Empati Anak

ilustrasi mendampingi anak
ilustrasi mendampingi anak (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Mendengarkan dengan perhatian penuh.
  • Menghargai perasaan anak.
  • Memberi contoh perilaku sopan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Mengasuh anak gak cuma soal memberi makan, pakaian, atau tempat tinggal yang layak. Lebih dari itu, anak butuh pendekatan yang membentuk hati dan pikirannya sejak dini. Salah satu pola asuh yang semakin banyak diperbincangkan adalah parenting berbasis rasa hormat. Metode ini mengajarkan anak untuk menghargai orang lain, dirinya sendiri, dan lingkungan sekitar, sambil menumbuhkan rasa empati yang mendalam.

Ketika anak dibesarkan dengan pola asuh penuh rasa hormat, mereka akan tumbuh dengan pemahaman bahwa setiap orang punya perasaan, kebutuhan, dan pandangan berbeda. Anak akan terbiasa melihat situasi dari sudut pandang orang lain sebelum bertindak atau berbicara. Proses ini membuat mereka gak hanya sopan, tetapi juga lebih peka terhadap emosi orang lain.

1. Mendengarkan dengan perhatian penuh

ilustrasi parenting
ilustrasi parenting (freepik.com/Lifestylememory)

Anak yang merasa suaranya didengar akan belajar menghargai pendapat orang lain. Saat orang tua memberi ruang bagi anak untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya tanpa interupsi, anak akan merasa dihargai. Mereka pun akan meniru perilaku tersebut saat berinteraksi dengan teman atau orang dewasa di sekitarnya. Mendengarkan dengan perhatian penuh menjadi fondasi penting dalam membangun empati yang kokoh.

Proses mendengarkan ini gak sekadar mengangguk atau mengucapkan “Ya” sesekali. Orang tua perlu memberi respon yang menunjukkan bahwa mereka memahami isi pembicaraan anak, seperti mengulang inti perkataan atau mengajukan pertanyaan lanjutan. Sikap ini akan mengajarkan anak bahwa menghargai orang lain dimulai dari telinga dan hati yang terbuka.

2. Menghargai perasaan anak

ilustrasi menghargai perasaan anak
ilustrasi menghargai perasaan anak (freepik.com/freepik)

Menghargai perasaan anak berarti mengakui emosi mereka, baik itu marah, sedih, atau gembira. Dengan begitu, anak akan belajar bahwa semua emosi itu wajar dan sah untuk dirasakan. Hal ini akan membuat anak tumbuh dengan kemampuan memahami bahwa orang lain juga punya hak untuk merasakan hal serupa.

Misalnya, ketika anak kecewa karena rencana bermain dibatalkan, orang tua bisa mengatakan, “Aku tahu kamu kecewa, itu wajar.” Respon seperti ini menanamkan pemahaman bahwa perasaan gak perlu diabaikan atau ditertawakan. Perlakuan ini akan membuat anak lebih peka dan menghormati perasaan orang lain di kemudian hari.

3. Memberi contoh perilaku sopan

ilustrasi orang tua dan anak
ilustrasi orang tua dan anak (pexels.com/RDNE Stock project)

Anak belajar paling cepat dari contoh nyata. Ketika orang tua berbicara dengan sopan, mengucapkan terima kasih, atau meminta maaf dengan tulus, anak akan menirunya. Perilaku ini akan terbawa hingga mereka dewasa dan membentuk karakter yang penuh rasa hormat.

Sopan santun juga terlihat dari hal-hal kecil, seperti menyapa tetangga, menghargai pendapat lawan bicara, atau menunggu giliran berbicara. Anak yang terbiasa melihat dan merasakan suasana penuh hormat akan tumbuh menjadi pribadi yang tahu batasan dalam bersikap. Ini akan memperkuat empati karena mereka memahami bahwa menghormati orang lain adalah bagian dari menjaga hubungan.

4. Mengajarkan tanggung jawab sosial

Ilustrasi koala parenting
Ilustrasi koala parenting (pexels.com/Arina Krasnikova)

Tanggung jawab sosial membantu anak memahami bahwa tindakan mereka punya dampak pada orang lain. Dengan melibatkan anak dalam kegiatan seperti berbagi makanan dengan tetangga atau membersihkan lingkungan, mereka belajar menghargai kebersamaan. Hal ini juga mengajarkan bahwa empati gak hanya soal perasaan, tapi juga tindakan nyata.

Kegiatan sederhana seperti membantu teman yang kesulitan atau meminjamkan mainan menjadi latihan empati yang efektif. Anak akan mengerti bahwa membantu orang lain dapat membawa kebahagiaan, bukan hanya bagi penerima, tetapi juga bagi diri mereka sendiri. Rasa hormat akan semakin kuat ketika anak memahami bahwa setiap tindakan punya nilai moral.

5. Menghormati batasan pribadi

Ilustrasi belajar ilmu parenting yang asik
Ilustrasi belajar ilmu parenting yang asik (pexels.com/RDNE Stock project)

Mengajarkan anak tentang batasan pribadi adalah bagian penting dari parenting berbasis rasa hormat. Anak perlu tahu bahwa setiap orang punya ruang pribadi yang harus dijaga. Pemahaman ini akan membuat mereka lebih berhati-hati dalam bersikap dan gak memaksa orang lain melakukan sesuatu yang gak diinginkan.

Contohnya, mengajarkan anak untuk meminta izin sebelum meminjam barang orang lain atau menghormati privasi saudara kandung. Kebiasaan ini menumbuhkan empati karena anak terbiasa mempertimbangkan kenyamanan dan perasaan orang lain sebelum bertindak. Dengan begitu, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang sadar akan pentingnya menghormati hak setiap individu.

Menanamkan rasa hormat melalui pola asuh sehari-hari adalah proses yang membutuhkan konsistensi. Hasilnya memang gak instan, tapi dampaknya akan terasa sepanjang hidup anak. Dengan membiasakan anak untuk mendengarkan, menghargai perasaan, memberi contoh sopan santun, memahami tanggung jawab sosial, dan menghormati batasan pribadi, empati akan tumbuh kuat dalam diri mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us