Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kebiasaan Sepele Orangtua yang Berpengaruh Buruk pada Anak

ilustrasi keluarga kompak (pexels.com/@Victoria_Borodinova)

Menjadi orangtua merupakan peran yang tidak mudah. Tanggung jawab yang dimiliki juga harus terus dipegang sejak anak lahir hingga dewasa dan menemukan pendampingnya sendiri.

Selain itu, tanggung jawab yang dimiliki orangtua juga sangat beragam, dari mulai memenuhi kebutuhan hidup anak, hingga memastikan pola asuh dan pendidikan yang terbaik bagi anak. Hal inilah yang membuat status orangtua tak hanya cukup dengan finansial yang mapan, namun juga harus dengan kemampuan parenting yang baik.

Jangan sampai kamu sebagai orangtua melakukan beberapa kesalahan sepele berikut yang berdampak buruk bagi tumbuh kembang anak.

1. Sikap plin plan pada orangtua terhadap anak

ilustrasi mengawasi anak (pexels.com/@Gustavo_Fring)

Sikap plin plan juga dikenal sebagai tindakan tak konsisten yang dilakukan. Semua orang bisa berpotensi melakukan hal demikian, termasuk juga kamu sebagai orangtua.

Bersikap plin plan atau tak konsisten pada anak justru memberikan dampak yang buruk. Anak bisa merasa kebingungan hingga menyepelekan kesalahan sebab yakin akan dimaafkan tanpa diberi hukuman. Itulah mengapa orangtua harus bersikap tegas dan konsisten agar anak tak salah mempersepsikannya.

2. Kebiasaan memegang ponsel

ilustrasi bermain ponsel (unsplash.com/@jfelise)

Di era digital masa kini, semua orang dipastikan memiliki ponselnya tersendiri. Akses ponsel yang sangat mudah tentu memungkinkan semua orang dapat menggunakannya dengan baik.

Meski dirasa sebagai benda yang penting, namun jangan sampai kamu membiasakan hal ini di hadapa anak. Nantinya anak akan merasa diabaikan hingga memiliki rasa kepercayaan diri yang minim sebab hal tersebut.

3. Berbicara tanpa dipikir terlebih dahulu

ilustrasi mengobrol dengan anak (unsplash.com/@scoutthecity)

Orangtua memiliki pengaruh penting yang dapat ditunjukan melalui caranya dalam berbicara. Tentu saja hal ini akan secara mudah ditiru oleh anak.

Tak heran bila orangtua yang memiliki kebiasaan asal berbicara tanpa dipikirkan justru akan membuat anak meniru hal tersebut. Dampaknya justru anak akan sulit untuk membedakan mana ucapan yang sekiranya baik dan mana yang justru dapat menyinggung perasaan orang lain hingga mendatangkan masalah.

4. Menormalisasi kesalahan anak

ilustrasi di kebun (unsplash.com/@Jonas_Kakaroto)

Permasalahan yang kerap terjadi dan terus berulang pada suatu keluarga adalah sulitnya orangtua dalam menindak tegas kesalahan yang dilakukan anak-anaknya. Banyak orangtua yang justru menormalisasikan kesalahan tersebut demi melindungi anak.

Hal semacam ini akan terus terbawa hingga anak dewasa sebab mereka tak memahami bahwa apa yang dilakukan adalah tindakan keliru. Itulah mengapa sebaiknya orangtua harus berani bersikap tegas pada saat anak melakukan kesalahan.

5. Berbicara dengan nada tinggi

ilustrasi orangtua marah (unsplash.com/@julienlphoto)

Menjadi orangtua bukanlah persoalan yang mudah. Bahkan tak jarang banyak orangtua yang terpancing emosi sebab apa yang dilakukan oleh anak-anaknya.

Meski merasa kesal sekali pun, berbicara dengan nada tinggi apalagi hingga membentak anak sama sekali tidak dibenarkan. Nantinya anak akan merekam hal tersebut dalam memorinya sehingga memiliki persepsi buruk terhadapmu. Bahkan dalam konteks yang lebih lanjut, anak bisa saja menirukan tindakan tersebut.

Tindakan sepele di atas memang kadang kala jarang terpikirkan efeknya sebab dirasa tak terlalu penting. Padahal efek yang ada justru bisa sangat memengaruhi tumbuh kembang serta karakter anak. Oleh sebab itu, jangan disepelekan ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tresna Nur Andini
EditorTresna Nur Andini
Follow Us