Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kiat Menanamkan Kepercayaan Diri pada Anak Perempuan

ilustrasi pasangan dan anak perempuan (pexels.com/Orione Conceição)
ilustrasi pasangan dan anak perempuan (pexels.com/Orione Conceição)

Meski kamu dan pasangan tidak membeda-bedakan antara anak laki-laki dengan perempuan, faktor lingkungan sering kali menghambat kepercayaan diri anak perempuan. Misalnya, kalian masih tinggal bersama orangtua yang cenderung mengunggulkan anak laki-laki.

Jika kalian tidak aktif membangun sendiri lingkungan yang lebih menunjang untuk perkembangan anak perempuan, bisa-bisa ia tumbuh dengan kepercayaan diri yang rendah dan selalu merasa inferior. Cegah terjadinya hal tersebut dengan mengikuti kiat-kiat berikut.

1. Jangan jadikan jenis kelamin sebagai alasan dari kekurangannya

ilustrasi keluarga dengan anak perempuan (pexels.com/Anete Lusina)
ilustrasi keluarga dengan anak perempuan (pexels.com/Anete Lusina)

Semua orang punya kekurangan dalam dirinya dan itu tak ada hubungannya dengan jenis kelamin. Ada perempuan yang sangat berbakat dan terlatih di bidang otomotif, tetapi ada pula pria yang sama sekali tak tahu soal mesin kendaraan.

Jadi, jangan sedikit-sedikit mengaitkan kekurangan anak dengan jenis kelaminnya. Nanti ia justru merasa tertekan dengan takdirnya sebagai perempuan dan yakin kehidupannya tidak bisa maju karena ia tidak dilahirkan sebagai laki-laki.

2. Motivasi anak agar punya cita-cita yang tinggi

ilustrasi menemani anak belajar (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi menemani anak belajar (pexels.com/Gustavo Fring)

Ketika banyak orang di sekitar kalian berpendapat anak perempuan tak perlu sekolah tinggi-tinggi, bekerja, atau punya harapan yang muluk-muluk tentang masa depan; teguhlah berpegang pada prinsip kalian sendiri. Bahwa anak perempuan juga memiliki hak seperti anak laki-laki.

Alih-alih memadamkan imajinasinya akan masa depan, doronglah anak perempuan kalian untuk mempunyai cita-cita yang tinggi. Jangan menakut-nakutinya tentang pria yang tidak mau menikah dengan perempuan berkarier cemerlang atau mitos sejenisnya.

3. Biarkan anak bergaul dengan teman laki-laki

ilustrasi anak perempuan dan laki-laki (pexels.com/Vanessa Loring)
ilustrasi anak perempuan dan laki-laki (pexels.com/Vanessa Loring)

Bagaimana anak perempuan bakal tahu dirinya setara dengan anak laki-laki apabila pergaulannya saja sudah amat dibatasi? Mereka tidak dapat berinteraksi dengan luwes. Anak perempuan menjadi tak pernah menyatakan pendapatnya di depan teman laki-laki.

Sebaliknya, anak laki-laki akan merasa janggal bila mendapati teman perempuan berani berpendapat atau mengambil inisiatif. Mereka harus dipertemukan dan dibiarkan berinteraksi secara alami. Pergaulan ini ampuh untuk menghapus berbagai stereotip gender.

4. Ikutkan anak dalam berbagai kompetisi

ilustrasi keluarga (pexels.com/Annushka Ahuja)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Annushka Ahuja)

Tentu kalian tidak perlu sampai memaksa anak perempuan untuk mengikuti segala bentuk kompetisi yang ada. Apalagi menetapkan target pencapaian yang amat tinggi. Nanti ia kelelahan dan stres.

Akan tetapi, berikan semangat untuknya mengikuti beberapa kompetisi yang sesuai dengan minatnya. Misalnya, anak yang suka bernyanyi diikutkan dalam lomba menyanyi. Dengan begini, anak menjadi tahu dirinya memiliki kemampuan yang layak buat dibanggakan.

5. Dorong anak supaya berani mengekspresikan diri

ilustrasi ayah dan anak yang ekspresif (pexels.com/Pavel Danilyuk)
ilustrasi ayah dan anak yang ekspresif (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Mendidik anak perempuan untuk selalu bersikap malu-malu tidak lagi relevan di tengah kehidupan yang bergerak dengan amat cepat. Dan keberanian untuk mengambil berbagai kesempatan yang ada diawali dari keberanian untuk mengekspresikan diri.

Guna mengambil berbagai kesempatan emas yang ada dalam hidup, butuh langkah maju. Orang yang senantiasa bersikap malu-malu bakal takut melangkah keluar dan meninggalkan kerumunan. Ia akan selalu ada di baris paling belakang serta tertinggal.

Pintu untuk masa depan yang cerah terbuka lebar baik untuk anak laki-laki maupun perempuan. Namun untuk dapat mencapai pintu itu, butuh kepercayaan diri yang cukup tinggi. Tumbuhkan hal tersebut dalam diri anak perempuan kalian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us