Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Zero Waste untuk Perawatan Bayi, Orangtua Wajib Tahu!

ilustrasi orang tua dan bayi (pexels.com/gustavo-fring)
ilustrasi orang tua dan bayi (pexels.com/gustavo-fring)

Bagi setiap pasangan yang baru saja memiliki bayi, pasti sudah menyiapkan berbagai peralatan dan kebutuhan buah hati sejak masa kehamilan. Bahkan sebagian besar dari peralatan untuk perawatan bayi pasti produk baru, kan, ya. 

Nah, mengingat semua kebutuhan bayi adalah produk baru, bukan tak mungkin hal tersebut bakal menambah jumlah sampah rumah tangga. Jika iya, ada baiknya kamu menerapkan zero waste dalam perawatan bayi. Bagaimana caranya? Ikuti tips zero waste untuk perawatan bayi berikut ini!

1. Gunakan popok kain atau clodi

ilustrasi mengganti popok bayi (pexels.com/william-fortunato)
ilustrasi mengganti popok bayi (pexels.com/william-fortunato)

Melansir The Guardian, Indonesia menghasilkan 6 miliar popok sekali pakai setiap tahun. Popok-popok itu berakhir di pembuangan daratan, sungai hingga lautan. Disposable diaper atau popok sekali pakai baru bisa terurai sekitar 500 tahun sebab terbuat dari plastik dan butir mikroplastik.

Popok sekali pakai kerap menjadi pilihan para orangtua karena penggunaannya yang lebih efisien. Namun, dampak yang ditimbulkan bagi lingkungan lebih berbahaya. Untuk itu, beralih ke popok kain adalah cara terbaik mengurangi sampah popok sekali pakai.

Walau repot harus mencuci popok kain. Setidaknya orangtua bisa turut mengurangi limbah popok sekali pakai yang dibuang ke TPA.

2. Pilih mainan dan perlengkapan bayi ramah lingkungan

ilustrasi mainan bayi (pexels.com/karolina-grabowska)
ilustrasi mainan bayi (pexels.com/karolina-grabowska)

Para orangtua harus berhati-hati memilih mainan. Mainan akan sering dipegang hingga digigit oleh bayi. Oleh sebab itu, hindari mainan berbahan plastik. Jika terpaksa, periksa label mainan terlebih dahulu apakah mainan dapat didaur ulang atau tidak. 

Untuk itu plilihah mainan dari bahan yang ramah lingkungan seperti kayu. Walaupun lebih mahal, tetapi barang ini lebih aman dan ramah lingkungan bagi anak. Terapkan pemilihan produk ramah lingkungan pada perlengkapan bayi. Misalnya sabun, pakaian hingga ranjang bayi. 

3. Beli barang secondhand

ilustrasi bayi di dalam stroller (pexels.com/yankrukov)
ilustrasi bayi di dalam stroller (pexels.com/yankrukov)

Saat masa kehamilan, para orangtua pasti menggebu-gebu untuk membeli peralatan bayi. Padahal perlengkapan bayi tidak harus selalu baru. Para orangtua bisa membeli stroller atau ranjang bayi dari secondhand atau bekas. 

Ranjang bayi dan stroller hanya akan digunakan sebentar oleh bayi sebab perkembangan fisik bayi relatif cepat. Saat mereka sudah memasuki usia satu tahun atau mulai berjalan, mereka tidak akan membutuhkan stroller dan ranjang bayi. Pada akhirnya ranjang bayi serta stroller tidak terpakai dan dibuang ke tempat sampah.

Selain stroller dan ranjang bayi, pertimbangkan untuk membeli perlengkapan bayi dari tangan kedua. Khususnya untuk barang-barang yang tidak digunakan dalam jangka lama. Saat membelikan barang bekas, pastikan barang masih berkualitas dan kuat.

4. Ganti tisu dengan lap

ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/kampus)
ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/kampus)

Wipes atau tisu bayi tidaklah benar-benar barang organik. Secara fisik tisu basah bayi bisa terurai, namun itu membutuhkan waktu ratusan tahun, waktu yang lama untuk selembar tisu bisa terurai. Ini karena tisu bayi terbuat dari serat mikroplastik.

Untuk itu, ganti tisu bayi dengan lap atau handuk mini untuk membersihkan keringat bayi, atau mengelap bagian kulit bayi yang kotor.

5. Beri ASI dan nutrisi cukup

ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/polina-tankilevitch)
ilustrasi ibu dan bayi (pexels.com/polina-tankilevitch)

Meskipun tidak semua ibu bisa menyusui karena beberapa alasan kesehatan, tapi menyusui merupakan cara paling ramah lingkungan. ASI merupakan sumber makanan bayi tanpa proses menghasilkan limbah.

Jadi, bagi para orangtua yang sudah memberi ASI bayinya, berarti mereka sudah menerapkan zero waste baby. Selain itu, ketika bayi sudah memasuki usia MPASI sebaiknya berikan makanan yang mencukupi nutrisi bayi. 

Sejak lahir, manusia sudah menghasilkan limbah. Mengurangi sampah dari produk yang kita pakai bisa jadi cara terbaik untuk zero limbah. Zero waste baby juga menjadi langkah pertama para orangtua untuk mengurangi dampak buruk sampah sekali pakai pada lingkungan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ema Endrawati
EditorEma Endrawati
Follow Us