5 Tips Menanam Cabai di Musim Hujan agar Tidak Busuk

Menanam cabai di musim hujan sering kali menjadi tantangan tersendiri, baik bagi para pencinta tanaman pemula maupun yang sudah berpengalaman. Curah hujan yang tinggi memang membantu menjaga kelembapan tanah. Namun, itu juga meningkatkan risiko pembusukan akar, batang, hingga buah cabai.
Air berlebih dapat memicu pertumbuhan jamur dan bakteri yang menjadi musuh utama tanaman cabai. Agar tanaman tetap sehat dan produktif, diperlukan strategi perawatan yang tepat. Berikut lima tips menanam cabai di musim hujan agar tidak busuk dan tetap berbuah lebat.
1. Pastikan drainase tanah sangat baik

Kunci utama menanam cabai di musim hujan adalah drainase tanah yang optimal. Tanaman cabai tidak menyukai tanah yang tergenang air karena akar membutuhkan oksigen untuk tumbuh dengan baik. Jika air terlalu lama mengendap, akar akan mudah membusuk dan tanaman menjadi layu.
Gunakan media tanam yang gembur dan porous. Seperti campuran tanah, kompos, dan pasir atau sekam bakar. Untuk penanaman di pot atau polybag, pastikan lubang drainase cukup banyak dan tidak tersumbat. Sementara itu, jika menanam di lahan terbuka, buat bedengan yang lebih tinggi dari biasanya agar air hujan dapat mengalir ke samping dan tidak menggenangi area perakaran.
2. Pilih lokasi tanam yang mendapat sinar matahari cukup

Musim hujan sering disertai cuaca mendung berkepanjangan. Padahal, cabai membutuhkan sinar matahari minimal 6–8 jam per hari untuk tumbuh optimal. Kurangnya sinar matahari membuat daun dan batang lembap lebih lama, sehingga jamur mudah berkembang.
Pilih lokasi tanam yang terbuka dan tidak terhalang bangunan atau pepohonan besar. Jika menanam di pot, bisa memindahkannya ke area yang mendapat cahaya matahari lebih maksimal setelah hujan reda. Paparan sinar matahari membantu mengeringkan permukaan daun dan tanah, sehingga mengurangi risiko pembusukan serta serangan penyakit.
3. Kurangi intensitas penyiraman

Kesalahan umum saat menanam cabai di musim hujan adalah tetap menyiram tanaman secara rutin seperti di musim kemarau. Padahal, tanah sudah mendapatkan cukup air dari hujan. Penyiraman berlebihan justru memperparah kondisi tanah yang terlalu lembap.
Periksa kondisi media tanam sebelum menyiram. Jika tanah masih basah atau lembap, sebaiknya tunda penyiraman. Penyiraman hanya diperlukan ketika tanah benar-benar kering di bagian atas. Dengan mengatur frekuensi penyiraman, kita membantu menjaga keseimbangan kadar air di dalam tanah dan mencegah akar cabai mengalami pembusukan.
4. Lakukan pemangkasan daun secara rutin

Di musim hujan, pertumbuhan daun cabai cenderung lebih lebat karena kelembapan tinggi. Sayangnya, daun yang terlalu rimbun dapat menghambat sirkulasi udara dan membuat bagian bawah tanaman menjadi lembap. Kondisi ini sangat disukai oleh jamur penyebab busuk batang dan daun.
Lakukan pemangkasan daun secara rutin, terutama daun-daun tua, daun yang menyentuh tanah, atau daun yang tampak menguning dan layu. Pemangkasan membantu meningkatkan aliran udara di sekitar tanaman serta mengurangi kelembapan berlebih. Selain itu, energi tanaman dapat lebih difokuskan untuk pertumbuhan bunga dan buah cabai.
5. Gunakan pencegahan penyakit sejak dini

Musim hujan identik dengan meningkatnya serangan penyakit pada tanaman cabai. Seperti busuk akar, busuk batang, dan antraknosa pada buah. Oleh karena itu, pencegahan sejak dini sangat penting untuk menjaga tanaman tetap sehat.
Gunakan pupuk organik yang matang dan bebas patogen agar tidak membawa penyakit ke dalam media tanam. Kita juga bisa menyemprotkan fungisida nabati secara berkala. Misalnya dari campuran bawang putih atau daun mimba, untuk menekan pertumbuhan jamur.
Menanam cabai di musim hujan memang membutuhkan perhatian ekstra. Tetapi bukan hal yang mustahil untuk dilakukan. Dengan perawatan yang tepat, tanaman cabai dapat tumbuh sehat dan terhindar dari busuk. Kita dapat menikmati panen cabai yang segar dan melimpah meski di tengah curah hujan yang tinggi.



















