6 Cara Membuat Anak Usia TK Mau Bercerita Aktivitas di Sekolahnya

Mendengarkan cerita tentang hari anak di sekolah bisa menjadi momen yang menyenangkan, namun seringkali anak-anak kesulitan untuk berbagi pengalaman mereka. Untuk membuat anak usia TK lebih terbuka, diperlukan cara yang tepat agar mereka merasa nyaman bercerita tanpa merasa tertekan.
Melalui pendekatan yang penuh perhatian dan menciptakan suasana yang mendukung, orangtua dapat memancing cerita anak dengan cara yang menyenangkan dan tidak mengintimidasi. Yuk, langsung saja ketahui cara membuat anak usia TK mau bercerita tentang aktivitasnya di sekolah melalui artikel berikut ini!
1. Ajukan pertanyaan spesifik dan menarik

Salah satu cara efektif untuk membuat anak usia TK mau bercerita tentang aktivitas mereka di sekolah adalah dengan mengajukan pertanyaan yang spesifik. Pertanyaan yang terperinci, seperti "Siapa yang kamu ajak bermain di waktu istirahat?" atau "Apa yang kamu buat di kelas hari ini?" dapat membantu anak mengingat dan menyusun cerita mereka dengan lebih mudah.
Selain itu, ajukan pertanyaan yang menyenangkan dan menarik, seperti "Apa yang paling seru yang kamu lakukan hari ini?" atau "Siapa teman baru yang kamu ajak bermain?" Pertanyaan-pertanyaan ini tidak hanya membuat anak merasa lebih terlibat dalam percakapan, tetapi juga membantu mereka mengungkapkan pengalaman mereka tanpa merasa tertekan atau kebingungan.
Memberikan pertanyaan spesifik dan menarik, anak jadi punya petunjuk tentang topik yang bisa mereka ceritakan, sehingga mereka tidak merasa kebingungan atau tertekan. Menurut Dawn Huebner, PhD, psikolog, dilansir Parents, dengan pertanyaan yang jelas, anak bisa lebih mudah mengingat dan menyusun cerita tentang pengalaman mereka, membuat percakapan menjadi lebih lancar dan menyenangkan.
2. Hindari interogasi langsung

Selain memberikan pertanyaan yang spesifik dan menarik, penting juga untuk menghindari interogasi langsung yang dapat membuat anak merasa tertekan. Setelah mereka pulang sekolah, beri waktu untuk bersantai dan melepaskan diri dari rutinitas sekolah. Jika kamu langsung mengajukan banyak pertanyaan, anak bisa merasa seperti sedang diperiksa dan ini bisa membuat anak enggan bercerita.
"Perhatikan tanda-tanda dari anak. Jika pertanyaan spesifik kamu membuat mereka berbicara dengan semangat dan memberikan banyak informasi, lanjutkan. Namun, jika mereka hanya menjawab dengan satu kata, itu berarti mereka membutuhkan lebih banyak waktu untuk tenang," kata Dr. Huebner.
Sebaiknya, mulailah percakapan secara santai dan perlahan, beri ruang bagi anak untuk berbicara sesuai kenyamanan mereka. Dengan pendekatan yang lebih ringan dan tidak terburu-buru, anak akan merasa lebih nyaman untuk membagikan pengalaman mereka.
3. Ajak anak beraktivitas

Gene Beresin, MD, profesor psikiatri di Harvard Medical School, menjelaskan bahwa ketika anak memasuki usia yang lebih besar, mereka mulai menyadari bahwa orangtua memperhatikan cara mereka belajar dan bergaul dengan teman-temannya. Rasa diawasi atau tekanan untuk tampil sempurna dapat membuat anak merasa cemas dan enggan menceritakan detail aktivitasnya.
Untuk membantu anak lebih terbuka, cobalah mengajak anak beraktivitas bersama, seperti bermain atau membaca. Aktivitas semacam ini dapat menciptakan suasana yang lebih santai dan mempererat ikatan antara orangtua dan anak. Saat anak merasa dekat dan nyaman, mereka lebih mudah menceritakan pengalaman mereka, termasuk perasaan atau kejadian yang terjadi di sekolah, tanpa rasa takut dihakimi.
4. Ciptakan suasana santai dan tanpa tekanan

Menciptakan suasana yang santai dan tanpa tekanan juga bisa membuat anak pada usia ini cenderung lebih terbuka ketika mereka merasa nyaman dan tidak terintimidasi. Usahakan untuk menghindari memberi tekanan agar mereka harus menjelaskan semua hal secara rinci.
Cobalah berbicara dengan nada yang ramah dan penuh perhatian, tanpa tergesa-gesa atau bertanya secara berulang. Memberikan mereka waktu untuk menceritakan apa yang mereka rasakan atau alami tanpa takut dihakimi akan mendorong anak untuk lebih terbuka dan berbagi cerita dengan senang hati.
"Ketika anak mencoba untuk berbicara atau mengungkapkan sesuatu yang mungkin penting atau sulit bagi mereka, orangtua perlu mendengarkan dengan sikap terbuka dan tanpa menghakimi," kata Mia Rosenberg, LCSW, seorang psikoterapis, dilansir Parents.
5. Berbagi cerita dengan anak

Untuk mendorong anak mudah bercerita, orangtua bisa mulai dengan berbagi cerita terlebih dahulu. Dengan menceritakan pengalaman atau kegiatan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, anak dapat merasa lebih nyaman dan terbuka untuk berbagi cerita mereka.
Selain itu, dengan berbagi cerita, ini menunjukkan bahwa bercerita adalah hal yang menyenangkan dan bukan tugas atau kewajiban, sehingga anak merasa lebih terlibat dan terdorong untuk menceritakan pengalaman mereka. Teknik ini tidak hanya mempererat hubungan, tetapi juga membantu anak belajar bagaimana merangkai kata-kata dan menyampaikan pengalaman dengan cara yang menyenangkan.
6. Jaga kontak emosional

Menjaga kontak emosional dengan anak sangat penting agar mereka merasa nyaman berbagi cerita tentang aktivitas mereka di sekolah. Ketika anak merasa bahwa orangtua mereka benar-benar peduli dan mendengarkan, mereka akan lebih terbuka dalam berbicara.
Ciptakan suasana yang penuh perhatian dan kasih sayang saat berbicara dengan mereka, tunjukkan minat pada apa yang mereka katakan, dan validasi perasaan mereka. Dengan memberi perhatian penuh, misalnya dengan menatap mata mereka atau menggunakan nada suara yang lembut, anak akan merasa lebih dihargai dan didukung.
Perlu diingat, setiap anak memiliki cara dan waktunya sendiri dalam mengungkapkan diri, sehingga penting bagi orangtua untuk selalu mendukung dan menghargai setiap usaha mereka. Dengan kesabaran dan pendekatan yang tepat, anak akan semakin percaya diri dan terbuka dalam menceritakan pengalaman mereka di sekolah.