Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Mengajarkan Self Compassion pada Anak, Penting untuk Mentalnya!

ilustrasi seorang ibu memeluk anaknya (pexels.com/Gustavo Fring)

Self compassion atau rasa welas asih merupakan konsep yang perlu diajarkan oleh orangtua kepada anak. Pasalnya, self compassion akan membantu anak agar mudah mengontrol emosi serta menerima dan menavigasi kesalahan atau perasaan yang sulit.

Dikutip Washington Post, Adelle Cadieux, selaku psikolog anak di Rumah Sakit Anak Helen DeVos di Grand Rapids, Michigan, menjelaskan, bahwa konsep ini sangat penting untuk kesehatan fisik dan mental anak. Mengajarkan self compassion kepada anak akan memberi mereka landasan yang kuat untuk masa depan mereka.

Di sisi lain, melalui self compassion, anak jadi bisa bersikap baik dan lembut terhadap diri mereka sendiri serta mampu memproses pikiran dan perasaannya tanpa menghakimi. Lantas, bagaimana cara mengajarkan self compassion kepada anak? Berikut telah IDN Times rangkum enam caranya di bawah ini.

1.Terapkan self compassion untuk diri sendiri

ilustrasi seorang wanita minum teh di dekat jendela (pixabay.com/IqbalStock)

Langkah utama yang perlu dilakukan orangtua sebelum mengajarkan self compassion kepada anak adalah menerapkan konsep tersebut terlebih dahulu untuk diri sendiri. Sebab, anak-anak meniru apa yang mereka lihat dan dengar.

Menurut Kristin Neff, seorang peneliti dari University of Texas di Austin, dikutip Live Science, anak-anak memperhatikan betul sikap orangtua mereka dalam menghadapi kehidupan. Jika mereka melihat orangtua mereka memukuli atau menyalahkan diri sendiri, mereka pun dapat merekam tindakan tersebut ke dalam memori mereka.

Untuk itu, Michelle Cutler, selaku profesor di The Chicago School of Professional Psychology, menyarakan, jika kamu sedang dilanda emosi yang buruk, berusahalah untuk menerima emosi tersebut daripada menghakimi atau menyembunyikannya. Akuilah pada diri sendiri bila kamu sedih, kecewa, dan marah dengan cara yang tepat, meskipun kamu sedang berada jauh atau di dekat anak.

“Cobalah untuk mencintai diri sendiri melalui kesalahan dan pengalaman yang mungkin tidak kamu banggakan. Meskipun rasanya sulit, tetapi melakukan cara ini dapat membantu meningkatkan kesejahteraan dirimu dan juga anak-anakmu,” tandas Cutler, dilansir Washington Post.

2.Ajarkan anak tentang teknik kesadaran

ilustrasi ibu dan anak sedang meditasi (pexels.com/Monstera Production)

Dalam hal melatih rasa welas asih dan regulasi emosi, orangtua dapat mengajari anak-anak mereka tentang teknik kesadaran, seperti perhatian dan meditasi. Sebagaimana dikatakan Cutler, meditasi memungkinkanmu memahami kebutuhan dirimu sendiri.

“Mencontohkan teknik-teknik ini kepada anak-anak dapat membantu mereka mengetahui apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Perhatian dan meditasi juga memberikan peluang bagi orang dewasa dan anak-anak untuk melepaskan diri dari situasi yang membebani, serta memberi mereka izin untuk beristirahat dan kembali ke situasi ketika mereka sudah mampu mengendalikan diri,” katanya.

3.Ubah kritik menjadi dukungan kepada anak

ilustrasi ibu dan anak di meja makan (pexels.com/Nicola Barts)

Sebagai orangtua, kamu mungkin pernah merasa marah atau kesal jika anak kamu tidak dapat memenuhi apa yang kamu harapkan. Namun, ketika sedang mengajarkan konsep self compassion kepada anak, sangat penting untuk tidak memarahi, membentak, atau mengkritik mereka terhadap hal yang sudah mereka lakukan.

Menurut Dr. Kristin Neff, seorang profesor psikologi di University of Texas, dikutip KQED, jika anak kamu mendapatkan nilai ujian yang jelek misalnya, akan lebih baik bila kamu membantu melihat nilai tersebut sebagai indikator mengenai hal-hal yang perlu mereka perbaiki. 

Memberi dukungan kepada anak akan membantu anak bersemangat untuk memperbaiki diri. Selain itu, anak juga akan belajar dari kesalahan yang telah mereka perbuat dan mengambil strategi untuk mencegah hal tersebut agar tidak terulang kembali.

4.Bimbing anak agar bisa menerima pikiran dan perasaannya

ilustrasi anak ngambek (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dilansir PsychCentral, Rebecca Ziff, LCSW, selaku psikoterapis di New York City, mengatakan, bahwa rasa welas asih yang berkembang, memungkinkan anak-anak atau remaja menyadari pikiran dan perasaan tidak menyenangkan dalam diri mereka, menerima perasaan itu, dan mengakui bahwa terkadang segala sesuatunya tidak selalu berjalan sesuai dengan keinginan mereka. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mengajarkan self compassion kepada anak adalah dengan membimbing anak agar bisa menerima pikiran dan perasaannya.

Menurut Ziff, untuk membantu anak agar dapat menerima emosi positif dan negatif adalah dengan memberikan empati dan validasi terhadap pengalaman atau emosi yang mereka rasakan. Jauhi sikap meremehkan atau mendesak anak untuk merasa lebih baik secepat mungkin. Selain itu, beri anak ruang agar dapat memperoses emosi sampai mereka merasa lebih tenang.

5.Ajari anak cara menenangkan dirinya sendiri

ilustrasi ibu dan anak-anaknya (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Mengajarkan anak cara menenangkan dirinya sendiri ketika terjadi situasi sulit sangat penting untuk dilakukan. Sering kali, tubuh memberi reaksi akibat kepanikan dan ketakutan yang anak rasakan ketika terjadi sesuatu yang tidak beres pada dirinya.

Menurut Neff, di saat-saat seperti ini, kamu bisa mengajari mereka self compassion dengan cara menarik napas dalam-dalam sambil memegang dada. Sebab, sentuhan lembut dan perhatian tersebut mampu melepaskan oksitosin, yakni hormon yang membuat kamu merasa aman.

“Sentuhan adalah salah satu simbol kepedulian yang paling kuat. Jadi, jika anak kamu merasa kesal, ajarkan ia untuk meletakkan tanganya di hatinya. Sekalipun di dalam otaknya masih dipenuhi dengan sesuatu yang negatif, menaruh tangan tepat di hati dapat membantu menenangkan diri,” ujar Neff.

6.Latih anak untuk mempraktikkan self-talk positif

ilustrasi ibu dan anaknya (pexels.com/Ron Lach)

Cara terakhir tapi juga penting adalah melatih anak untuk mempraktikkan self-talk positif. Ketika anak melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan, bantulah mereka agar dapat berbicara dengan dirinya sendiri bahwa tidak apa-apa jika membuat kesalahan atau mengalami kegagalan.

Tanamkan kepercayaan kepada anak bahwa di luar sana terdapat anak-anak lain yang pernah merasakan hal serupa. Beritahu mereka kalau melakukan kesalahan atau mengalami kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan langkah awal untuk belajar, bangkit kembali, dan terus maju.

“Dengan cara ini, self compassion akan membantu anak bergerak menuju pemecahan masalah dengan lebih cepat. Alih-alih terjebak dalam pikiran dan perasaan negatif, kamu bisa mengajari anak melatih pernapasan dalam dan melanjutkan ke tindakan selanjutnya,” tutur Neff.

Proses menumbuhkan self compassion pada anak bisa menjadi perjalanan panjang bagi setiap orangtua, bahkan ini dapat menjadi lebih sulit jika orangtua belum mampu menerapkan self compassion terhadap diri mereka sendiri. Namun, ingatlah untuk tidak menyerah dan tetap berusaha memberikan kasih sayang serta dukungan kepada anak.

Sebab, ketika anak-anak belajar mengatur dan merawat diri sendiri dengan penuh kasih, hal ini dapat membawa manfaat besar bagi mereka di masa depan. Terutama, dalam hal kesehatan mental.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Delvi Ayuning
EditorDelvi Ayuning
Follow Us