Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Cegah Anak Rewel saat Halalbihalal, Bikin Perjanjian Sebelumnya

ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Emma Bauso)

Halalbihalal biasanya diselenggarakan setelah Idul Fitri. Di lingkungan rumah misalnya, antartetangga memang sudah bersalam-salaman begitu Lebaran tiba. Bahkan sebelum salat Id dimulai. Akan tetapi, acara halalbihalal yang resmi baru diadakan paling cepat hari berikutnya.

Demikian pula di lingkungan kantor yang menunggu liburan berakhir. Jika atasanmu menyelenggarakan open house juga mungkin gak tepat di 1 Syawal. Begitu juga halalbihalal keluarga besar atau trah baru diadakan beberapa hari kemudian. Selama masih di bulan Syawal, dirimu barangkali terus mendapatkan undangan halalbihalal.

Kalau di rumah ada ART atau pengasuh yang gak mudik, anak bisa ditinggal di rumah. Cukup kamu dan pasangan yang pergi halalbihalal bila ia enggan ikut. Namun, tanpa adanya orang lain yang dapat dipercaya buat mengasuh anak, mau gak mau dia kudu ikut denganmu. Bagaimana cara supaya anak tak rewel selama acara berlangsung? Ini enam tipsnya.

1. Kenakan pakaian yang nyaman buat anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Gustavo Fring)

Kamu tim yang sekeluarga harus mengenakan pakaian seragam atau bebas saja untuk halalbihalal? Kalau dirimu mengharuskan keluarga inti berpakaian sama, hati-hati. Boleh jadi bahan pakaiannya kurang nyaman buat anak. Anak-anak cenderung mudah berkeringat.

Apalagi jika ia aktif bergerak, cuaca memang panas, dan ruangan tidak ber-AC. Pakaian yang bahannya kurang cocok untuk anak ditambah serba panjang baik celana maupun bajunya akan sangat menyiksa. Ini yang membuatnya rewel. Daripada anak seakan-akan tidak bisa diajak bekerja sama, anak gak usah dipaksakan berseragam.

Atau, bawa pakaian ganti yang biasa dikenakannya. Begitu anak sudah tidak betah dalam pakaian seragam yang serba panjang, ganti dengan setelan yang lebih nyaman untuknya. Anak memakai kaus dan celana pendek saja tidak apa-apa. Ia bukan orang dewasa yang harus lebih menjaga kesopanan dalam berpakaian.

2. Jangan keasyikan ngobrol sampai lama sekali

ilustrasi berkunjung (pexels.com/Elina Fairytale)
ilustrasi berkunjung (pexels.com/Elina Fairytale)

Bertemu dengan saudara, tetangga, dan teman kerja memang menyenangkan. Apalagi dalam suasana Idul Fitri, pasti semua orang larut dalam kebahagiaan. Berbagai kesalahan satu sama lain seakan-akan terhapus begitu kalian saling melihat dari jauh.

Untuk kalian yang jarang bertemu seperti masing-masing merantau ke daerah berbeda, banyak sekali cerita yang hendak dibagi. Kamu bisa lupa waktu kalau sudah mengobrol dengan mereka. Masalahnya, ada anak yang belum dapat menikmati percakapan tersebut.

Makin kecil anakmu, makin ia belum mengerti isi percakapan kalian. Topik yang menurut kalian seru, untuk anak gak penting serta membosankan. Jangan berlama-lama di suatu acara jika dirimu membawa anak, khususnya balita.

Sambung percakapan kalian di lain waktu atau melalui telepon dan chat. Terpenting maksud bermaaf-maafan serta menjalin silaturahmi sudah tersampaikan dan diterima dengan baik.

3. Bawa mainan dan jajanan kesukaan anak

ilustrasi bermain (pexels.com/Polesie Toys)
ilustrasi bermain (pexels.com/Polesie Toys)

Keduanya penting untuk mengalihkan perhatian anak selagi kamu dan pasangan berbincang dengan orang lain. Tanpa adanya satu pun mainan, anak akan mudah sekali merasa bosan. Waktu terasa berjalan begitu lambat baginya. Kalau ditambah rasa lapar, anak makin tidak betah.

Tentu di acara halalbihalal pasti ada makanan. Bukan hanya kue-kue melainkan juga makanan berat. Akan tetapi, anak memiliki seleranya sendiri. Jajanan favoritnya tak ada di situ. Kamu hendak membelikannya pun belum tentu ada warung yang buka atau minimarket di sekitar lokasi.

Pun dirimu dapat terlihat kurang sopan bila meninggalkan lokasi halalbihalal cuma buat membelikan anak jajanan. Mending kalian membawanya dari rumah dan taruh di tasmu atau tas kecil milik anak.

Baik mainan maupun jajanan yang dibawa ke acara memang tidak bisa banyak. Namun, itu telah cukup buat menenangkannya. Anak menjadi merasa seperti sedang di rumahnya sendiri.

4. Cari tempat duduk yang lebih sejuk

ilustrasi keluarga (pexels.com/MUHAMMED TARIK KAHRAMAN)
ilustrasi keluarga (pexels.com/MUHAMMED TARIK KAHRAMAN)

Acara halalbihalal bisa dilaksanakan di dalam maupun luar ruangan. Kalau acara dilaksanakan di dalam ruangan yang berpendingin udara tentu terasa nyaman meski di luar panas sekali. Tapi bila ruangan hanya diberi kipas angin yang tak sebanding dengan luas ruangan serta jumlah tamu, udara menjadi gerah dan pengap.

Biar anak lebih nyaman, carilah posisi duduk di dekat jendela atau pintu yang terbuka. Anak bakal merasa lebih sejuk oleh angin yang bebas keluar masuk. Ia juga dapat sambil memperhatikan keadaan di luar ruangan sehingga tidak terlalu cepat bosan. Kapan pun anak ingin mengeksplorasi halaman juga mudah kalau kalian duduk di dekat pintu depan.

Namun, tentu kamu harus tetap mengawasinya. Sementara itu, jika halalbihalal diselenggarakan di luar ruangan dan hanya menggunakan tenda, pilih posisi yang dekat dengan pohon. Udaranya akan lebih segar dan terasa teduh karena daunnya yang rimbun menutupi tenda. Anak pasti betah.

5. Tetap beri perhatian pada anak

ilustrasi keluarga (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Agung Pandit Wiguna)

Anak gak suka dicueki apalagi oleh orangtua sendiri. Meski dirimu dan pasangan harus fokus saat mengobrol dengan orang lain, anak juga jangan sampai merasa diabaikan. Kebanyakan anak tidak betah hanya duduk diam dan mendengarkan obrolan orang-orang dewasa di sekitarnya.

Ia pasti juga ingin berbicara. Meski tidak dengan semua orang, minimal padamu atau pasanganmu. Sekalipun anak hanya memberikan kode-kode, respons dengan sepenuh hati biar dia merasa diperhatikan. Kamu dan pasangan dapat bergantian memperhatikan anak. 

Saat pasanganmu sibuk menjawab pertanyaan orang misalnya, dirimu memberi perhatian pada anak. Begitu pula ketika kamu tengah berbicara, pasangan jangan ikut terlalu larut dalam obrolan.

Ia gantian kasih perhatian kecil buat anak. Tidak harus dengan pasanganmu mengajaknya bicara. Gerakan seperti membawa anak ke pangkuan atau memainkan ekspresi wajah cukup buat bikin anak merasa tidak dicueki.

6. Bikin perjanjian di awal

ilustrasi keluarga (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi keluarga (pexels.com/Keira Burton)

Penting untuk sejak dini melatih anak agar mampu berkomitmen. Acara halalbihalal tentu tidak mendadak. Ada waktu tertentu. Hari-hari menuju tanggal pelaksanaan menjadi kesempatan untukmu berbicara dengan anak. Ia yang belum tahu apa itu halalbihalal perlu mendapatkan penjelasan terlebih dahulu.

Gambarkan seperti apa jalannya acara nanti, siapa saja yang datang, serta tujuannnya. Walau kemampuan anak membayangkan masih terbatas lantaran belum ada pengalaman ikut halalbihal, minimal ia akan bersiap-siap. Seperti dia menyiapkan diri untuk bertemu banyak orang dari berbagai usia.

Lalu pastikan anak ingin ikut atau tidak apabila masih ada pilihan ia di rumah saja bersama pengasuh. Kemungkinan besar anak mau ikut sebab penasaran dengan acaranya serta lebih suka bersama orangtua daripada orang lain. Minta anak berjanji agar tidak rewel selama acara.

Kamu juga dapat menjanjikan hadiah apabila anak mampu menepati janjinya. Contohnya, nanti pulangnya beli es krim. Iming-iming selama bukan sesuatu yang buruk untuk anak akan meningkatkan kesungguhannya dalam menepati komitmen.

Membawa anak ke acara halalbihalal bukan sekadar lantaran tak ada orang lain di rumah yang bisa menemaninya. Anak juga perlu mulai belajar tentang berbagai situasi sosial. Dengan anak pernah ikut dalam acara halalbihalal, ke depan dia lebih luwes dalam pergaulan dengan siapa saja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us