Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Tips Menjaga Keamanan Anak Saat di Rumah, Jangan Teledor!

Ilustrasi keluarga (pexels.com/keira-burton)

Rumah sering dianggap sebagai tempat yang paling aman untuk anak. Benarkah demikian? Ternyata belum tentu! Keselamatan anak sangat bergantung dari pengawasan orang dewasa di sekitarnya dan desain rumah.

Ketidaktahuan anak akan potensi bahaya membuat orangtua, pengasuh, maupun orang dewasa lainnya di rumah harus sama-sama memperhatikan keamanan anak. Enam hal ini tidak boleh diabaikan.

1. Jauhkan benda-benda berbahaya dari anak

Ilustrasi bermain di rumah (pexels.com/jessica-west-1443092)

Benda yang dapat berbahaya untuk anak banyak sekali macamnya. Namun secara umum ialah benda yang tajam, runcing, mengandung aliran listrik, mudah pecah, dapat memantik api, atau memiliki kandungan zat kimia yang tinggi.

Mayoritas orangtua sudah sadar akan bahaya pisau dan benda tajam lainnya sehingga mereka menjauhkannya dari anak. Begitu pula dengan stopkontak atau barang pecah belah.

Namun kadang orangtua lupa bahaya dari cairan pembersih lantai dan meletakkannya di tempat yang mudah dijangkau anak. Padahal warna dan aromanya dapat sangat menarik anak. Terlebih jika beraroma buah-buahan. Bisa-bisa anak mengiranya minuman!

2. Anak harus selalu berada dalam jangkauan pandangan orangtua atau pengasuhnya

Ilustrasi bekerja sambil mengawasi anak (pexels.com/ketut-subiyanto)

Jangan sampai anak sudah tidak kelihatan selama beberapa menit, orangtua atau orang dewasa lainnya tidak juga mencarinya. Barangkali terdengar merepotkan bagi orangtua untuk selalu mengawasi anak.

Apalagi kalau anak sangat aktif, berlari ke sana kemari. Akan tetapi, inilah tanggung jawab kita sebagai orangtua. Anak lepas sedikit saja dari pengawasan orangtua dapat sangat berbahaya. 

Orangtua atau pengasuh harus selalu bisa melihat anak dan kegiatan apa yang sedang dilakukannya. Jangan malah orangtua tidur atau asyik menonton televisi sampai tak tahu anaknya di mana.

3. Kunci pintu dan pagar agar anak tidak bisa sembarangan keluar rumah

Ilustrasi anak perempuan (pexels.com/polesietoys)

Sekalipun lingkungan rumah terbilang aman, orangtua atau pengasuh tidak boleh ceroboh. Ancaman bahaya selalu ada, terutama ketika kita lengah. Terlebih bila rumah sering dilalui orang asing atau kendaraan.

Perhatian akan keamanan anak harus ditingkatkan. Salah satu cara yang paling mudah ialah dengan mengunci pintu rumah dan pagar. Anak boleh bermain di luar hanya jika ada orang dewasa yang menemani. 

4. Desain tangga haruslah aman

Ilustrasi tangga rumah (unsplash.com/sidekix)

Tangga di rumah tidak boleh hanya berfungsi untuk menghubungkan lantai bawah dengan lantai atas dan mengabaikan keamanannya. Jangankan anak, orang dewasa pun dapat celaka kalau desain tangga tidak aman.

Misalnya, tidak ada susuran tangga untuk berpegangan atau pembatas di samping tangga. Terpeleset sedikit saja dapat berakibat fatal, yaitu langsung terjun ke lantai bawah.

Anak tangga pun tidak boleh terlalu tinggi yang dapat membuat anak kesulitan menuruninya. Jangan lupa, tangga juga jangan terlalu curam, ya! Untuk rumah berlantai dua atau lebih, balkon dan jendela atau pintu yang menuju ke sana juga harus diperhatikan keamanannya.

5. Hati-hati dengan binatang peliharaan

Ilustrasi keluarga dan anjing peliharaan (pexels.com/sarah-chai)

Memelihara binatang tentu tidak dilarang. Selain orangtua sejak dahulu menyukainya, binatang juga dapat menjadi teman bermain anak dan penjaga rumah. Hanya saja, pastikan orangtua mengenal betul karakter binatang peliharaannya.

Apakah binatang itu hanya patuh pada orangtua dan dapat sangat galak pada orang lain? Jika binatang peliharaan tidak terlalu jinak, sebaiknya ditempatkan dalam kandang yang jauh dari jangkauan anak.

6. Jika perlu pasang CCTV

Ilustrasi sendirian di rumah (unsplash.com/caleb_woods)

Bagi sebagian orangtua, barangkali ini terasa berlebihan. Namun jika orangtua jarang ada di rumah dan anak masih terlalu kecil, cobalah mempertimbangkannya.

Bukan curigaan, tetapi jangan sampai orangtua tidak tahu bila anak sering mengalami kekerasan oleh anggota keluarga yang lain atau pengasuhnya. Ingat, anak yang masih kecil belum dapat mengadu atau malah tidak berani karena selalu diancam.

Keselamatan anak memang harus menjadi prioritas orangtua. Anak masih terlalu kecil dan belum mampu melindungi dirinya sendiri. Sebagai orangtua, jangan sampai kita lengah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Marliana Kuswanti
EditorMarliana Kuswanti
Follow Us