6 Penyebab Anak Tak Merespons Panggilan, Orangtua Perlu Waspada?

- Anak mungkin tidak merespons panggilan karena sedang terlalu asyik dengan sesuatu yang membuatnya keasyikan, seperti menonton film kartun kesayangan.
- Orang dewasa harus lebih fokus ketika mengajak anak berinteraksi, dan hindari melakukan hal-hal lain saat memanggil anak agar anak dapat merespons panggilan dengan baik.
- Jika anak terus cuek saat dipanggil, perhatikan tanda-tanda ketidakberesan seperti gangguan pendengaran atau gangguan tumbuh kembang, dan segera bawa anak ke dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Sebagai orang dewasa, kamu tentu ingin setiap perkataanmu lebih didengarkan oleh anak. Satu sisi, dirimu maklum dengan ulah anak yang kadang tidak sesuai dengan harapanmu. Namun, di sisi lain pasti kamu juga sebal kalau anak dipanggil berkali-kali tak menyahut.
Bahkan dirimu dan pasangan bisa malu bila anak melakukan hal yang sama ketika dipanggil oleh orang lain. Anak terkesan amat tidak sopan. Apakah ia memang sengaja hendak membuatmu malu dan kesal? Atau, ada hal-hal yang tidak disengaja tetapi tetap perlu diwaspadai olehmu sebagai ayah atau ibunya?
Kamu jangan buru-buru memarahi jika anak tak merespons panggilan bila belum jelas penyebabnya. Kami rangkum enam kemungkinan mengapa anak terkesan cuek ketika dipanggil. Dirimu serta pasangan mesti kasih perhatian lebih dan mengambil tindakan yang tepat biar anak dapat lebih cepat dalam merespons panggilan.
1. Sedang terlalu asyik dengan sesuatu atau terjadi distraksi

Jangankan anak-anak, kamu pun bila sedang asyik dengan sesuatu bisa abai ketika dipanggil. Mungkin dirimu tidak sepenuhnya tak mendengar panggilan itu. Hanya saja panggilan tersebut menjadi terasa kurang penting dibandingkan sesuatu yang membuatmu keasyikan.
Begitu juga anak yang mungkin lagi seru-serunya menonton film kartun kesayangan. Ia memusatkan seluruh perhatiannya pada gambar di layar televisi dan percakapan karakter-karakternya. Panggilanmu malah terasa sebagai gangguan baginya. Dia makin berusaha buat mengabaikan suaramu.
Atau, panggilanmu sebetulnya sudah berhasil menarik perhatiannya. Anak hampir menjawab seruanmu atau berlari mendekat. Namun, dalam sekejap mata ada sesuatu yang memecah fokusnya. Misalnya, terdengar suara gaduh di luar. Anak yang perhatiannya terpecah urung merespons panggilanmu dan malah berlari ke ruang tamu buat melihat apa yang terjadi di luar.
2. Ia cuma dipanggil-panggil tanpa keperluan yang jelas

Anak memang terlihat menggemaskan sehingga orangtua maupun orang dewasa lainnya senang memanggil-manggil namanya. Awalnya, anak merespons panggilan seperti ini dengan menengok, mendekat, atau berkata ya. Akan tetapi, ia juga bisa capek serta bosan apabila panggilan begini terus berlanjut.
Anak bahkan dapat kesal karena merasa sedang diusili saja. Memang memanggil siapa pun ada adabnya. Selain kamu atau orang dewasa lainnya harus memanggil anak dengan panggilan yang baik, tujuannya juga mesti jelas. Contohnya, dirimu memanggil anak untuk minta tolong sesuatu.
Sampaikan dengan segera keperluanmu itu. Jangan kamu cuma terus memanggil namanya dan setiap kali anak menengok ternyata gak ada apa-apa. Pada panggilan yang kesekian, anak pasti tak merepons lagi. Ia juga bisa menganggap panggilan semua orang dewasa hanya main-main. Dia menjadi abai pada panggilan siapa pun.
3. Orang tidak fokus saat berinteraksi dengannya

Makin kecil usia anak, makin orang dewasa harus lebih fokus ketika mengajaknya berinteraksi. Lain denganmu yang tetap tahu kawan mengajakmu mengobrol sekalipun tangannya sambil mengetik pesan di smartphone dan matanya tertuju ke sana. Anak dengan keterbatasan pengetahuan belum memahami cara berinteraksi seperti ini.
Perhatiannya masih bersifat jangka pendek atau mudah teralihkan. Agar dia bisa merespons panggilan atau menyimak perkataan orang dewasa, pastikan kamu sepenuhnya ada untuknya. Ini ditunjukkan dengan matamu tanpa ragu menatap kedua matanya. Jangan dirimu memanggil dan mengajaknya bicara sambil melakukan hal-hal lain.
Apabila kamu bisa mempertahankan fokusmu hanya pada anak, dia pun melakukan hal yang sama. Tentu ada saatnya dirimu harus sambil melakukan sesuatu. Akan tetapi ketika usia anak masih batita, sebisa mungkin hindari hal tersebut. Duduk atau membungkuklah di depan anak setelah kamu memanggilnya, tatap matanya, dan katakan keperluanmu.
4. Meniru kebiasaan orangtua

Setiap hal yang kurang baik pada anak harus diikuti dengan kesediaan orangtua untuk berintrospeksi. Boleh jadi dia adalah cerminan dirimu. Termasuk kebiasaannya mengabaikan panggilan yang sebetulnya cuma meniru perilakumu.
Ketika anak memanggilmu misalnya, dirimu juga sering diam saja atau tetap asyik mengobrol dengan orang lain. Padahal, saat itu anak memanggilmu buat keperluan yang urgen baginya. Seperti ia ingin buang air, takut tidur sendirian, atau mainannya tidak ditemukan.
Dapat pula anak mengamati kebiasaanmu ketika dipanggil oleh kakek dan neneknya. Kamu juga cuek sampai mereka kesal. Anak belum tahu mana yang baik buat ditiru atau harus dijauhi. Dengan kepolosannya, ia berpikir semua yang dilakukan olehmu mesti diikuti. Jadilah anak bersikap sama denganmu.
5. Kamu juga tak pernah menegur dan menasihatinya

Kamu yakin baik dirimu maupun pasangan tidak pernah menjadi contoh yang buruk bagi anak dalam merespos panggilan. Kalian dipanggil oleh siapa pun selalu cepat tanggap. Akan tetapi, anak meniru entah siapa sehingga cuek saja. Hal seperti ini memang dapat terjadi.
Tugasmu sebagai orangtua adalah konsisten menegur serta menasihati sampai perilakunya berubah. Jangan malah anak dibiarkan saja sehingga kebiasaannya mengabaikan panggilan makin menjadi-jadi. Nanti dia di kelas dipanggil oleh guru pun lambat sekali dalam menjawab.
Begitu juga ketika ia kelak makin besar. Ada tamu datang dan kamu sedang di belakang, anak tetap tak mau beranjak untuk membukakan pintu. Dia telanjur apatis terhadap lingkungan. Kamu perlu menegur serta menasihati anak supaya ia segera menjawab panggilan dengan sopan. Gak usah sampai bikin tenggorokan siapa pun sakit karena memanggilnya berulang-ulang bahkan sampai berteriak.
6. Ada gangguan pendengaran atau tumbuh kembang

Bila lima kemungkinan di atas masih kurang pas dengan keadaan anak, barangkali ini menjawab rasa penasaranmu. Perhatikan baik-baik tanda ketidakberesan pada anak yang cuek saja setiap dipanggil. Kalau dia gak sedang sibuk mengerjakan sesuatu, tidak ada sumber suara lain di sekitarnya, dan jarak kalian dekat mungkin ada gangguan pendengaran.
Anak menjadi tidak bisa menangkap stimulus suara darimu. Ia baru akan mengangkat wajah atau menengok kalau kamu atau pasanganmu bergerak mendekat dan menyentuhnya. Selain gangguan pendengaran, waspadai juga gangguan tumbuh kembang seperti autisme dan IQ rendah.
Tentu semua kemungkinan di atas tidak bisa disimpulkan sendiri oleh orangtua. Segera bawa anak ke dokter spesialis anak dulu untuk memulai pemeriksaan. Nanti dari sana bisa dirujuk ke ahli-ahli yang lain sesuai dengan kasusnya. Bila gangguan pendengaran atau tumbuh kembang cepat diketahui, penanganannya diharapkan lebih optimal.
Jangan terburu-buru emosi saat anak tak merespons panggilan. Boleh jadi posisi kalian juga terlalu jauh. Daripada kamu berteriak-teriak, coba panggil dia dari jarak yang lebih dekat. Walau begitu, tetaplah waspada kalau-kalau ada kemungkinan masalah lain yang lebih serius pada anak.